1. CERITA DI TAMAN

92 9 2
                                    

Musim semi telah datang, semua bunga mulai bermekaran dan akan bertaburan ketika musim gugur tiba. Namun rupanya tak hanya bunga yang tengah bermekaran tetapi juga ada hati Jeno yang berbunga sedemikian merekahnya, bersamaan dengan senyumnya sambil membawa dua porsi ice cream yang dia beli untuk kekasihnya.

"Hai pacar, ini ice cream untuk kamu" kata Jeno dengan bersemangat. Sambil tersenyum begitu senangnya melihati Winter yang tengah sibuk menyisir rambutnya yang agak berantakan terkena angin. 

Jeno meletakkan ice cream itu di atas meja yang berada di depan mereka berdua. Hari ini pasangan baru ini sedang menikmati kencan pertama mereka pada musim semi, setelah banyak episode yang Jeno lewati akhirnya ia bisa mewujudkan keinginannya. 

"Apa perlu aku bantu?" tanya Jeno yang masih melihat Winter sibuk menyisir rambutnya.

Tetapi Winter langsung menggelengkan kepalanya, "jangan norak!" seru gadis itu, iya Winter "masih dingin atau lebih tepatnya gengsi kali ya.

Jeno yang mencoba mengerti pun memaklumi dan mengalihkan ke hal lain, "kalau begitu aku suapin ya ice creamnya, biar gak keburu meleleh" sambung Jeno sambil mengambil lagi ice cream yang ia letakkan barusan.

Namun Winter langsung menghentikan kegiatannya, gadis itu memasukkan sisir kecilnya ke dalam ransel dan tak berhenti disitu Winter juga celingak celinguk melihat ke sekitar, matanya bergeser ke kanan dan ke kiri seperti sedang memeriksa sesuatu. Melihat apa yang dilakukan Winter, Jeno jelas jadi bingung. Jeno juga ikut celingukan lalu bertanya, "ada apa Wintah?" tanyanya.

"sepi" sahut Winter singkat.

"huh?" reaksi Jeno masih kebingungan.

"katanya mau suapin" balas Winter cepat, dengan dahi yang mengerut.

"huh?" Jeno masih keheranan.

"aaa..." Winter menanggapi Jeno dengan membuka mulutnya sedikit lebar, tak hanya lewat kata-kata rupanya Winter sekarang langsung mempraktekkannya. Jeno yang terlihat masih kebingungan pun langsung mengerti dan mulai menyendok ice cream tersebut untuk Winter di ikuti senyum lebar sampai membuat kedua mata indahnya hampir tertutup.

Jeno memang sudah lama mengenal Winter tapi untuk mengenal Winter sebagai seorang kekasihnya, ia masih beradaptasi karena gadis ini memang susah ditebak kelakuannya. Definisi bisa dingin dan manis secara bersamaan dan itulah daya tarik seorang Winter.

"Gimana? enak beb?" tanya Jeno, yang mulai berani memanggi dengan kalimat sayang. Dimana Winter yang mendengar hal itu barusan langsung membulatkan kedua matanya.

Jeno tetap dengan senyumnya yang tengah kegirangan sekarang, sedangkan Winter malah melakukan hal tak terduga yaitu menutup mulut Jeno dengan tangan kanannya sembari melihat ke kanan dan ke kiri.

"jangan keras-keras! malu Jeno!" keluh Winter, berbisik di depan muka Jeno.

Meski mulutnya tertutup tapi melalui sepasang matanya kita semua bisa melihat bahwa Jeno hanya bisa tersenyum. Karena tidak lama kemudian Winter melanjutkan kalimatnya, "iya, enak...b..e..beebb.." ucapnya lambat dengan suara yang sangat pelan, yang hanya bisa di dengar oleh Jeno.

Jeno yang tidak bisa menahan perasaan gemasnya pun langsung menyingkirkan tangan Winter dari mulutnya dan lanjut mengacak-acak rambut Winter dengan cukup brutal. Winter pun kesal, padahal baru saja ia menyisir rambutnya agar rapi kini Jeno malah membuatnya berantakan kembali. Tetapi meskipun wajah Winter sangat jelas menunjukkan perasaannya, Jeno sengaja tidak memperdulikan itu dan terus mengacak-acak rambut kekasihnya dengan perasaan senang dan puas. 

.

.

Hari itu, hari dimana Winter mengalami kecelakaan. Semua kisah asmara Jeno dan Winter di mulai. Jeno yang sudah menyatakan cinta kepada Winter bahkan sampai membuat mereka berciuman, disusul Winter yang juga mengatakan hal yang sama seperti Jeno membuat mereka memulai kencan mereka hari ini.

3. So, THIS IS LOVE ?? [Jeno × Winter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang