9. MEMANG BISA DIBICARAKAN?

11 2 0
                                    

Barisan buku berjajar dengan rapi dan warna warni, beberapa buku yang menjadi best seller bahkan sudah terbuka sehingga dapat di baca di tempat. Winter yang menyukai buku pun merasa bingung tapi juga senang berada di dunianya, ia sampai lupa buku apa yang ia cari sebelum kemari. Gadis itu melihat sekeliling dengan hati yang bahagia, hingga tiba-tiba ponselnya bergetar dan menampilkan nomor asing.

Winter yang tidak biasa mengangkat nomor asing pun mengabaikannya lalu memasukkan lagi ponsel miliknya ke dalam tas. Winter selalu waspada pada nomor asing yang menghubunginya, karena di Indonesia sering sekali terjadi modus penipuan melalui itu. Tapi nomor tersebut melakukan panggilan berkali-kali sampai membuat Winter merasa terganggu, hingga akhirnya ia mengambil ponselnya lagi untuk memblokir nomor asing tersebut. Namun saat ia melihat ke layar ponselnya, bersamaan dengan itu ada pesan masuk yang juga berasal dari nomor barusan.

Dengan santai ia membuka pesan tersebut dan tak memikirkan hal lain, ia pikir ini hanya pesan iseng yang biasa saja. Tetapi raut muka Winter yang tadinya datar kini menunjukkan perasaan terkejutnya, bahkan ia sampai menutupi mulutnya saking tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Jen...Jeno!" Winter bahkan terbata-bata. Sepasang matanya membulat sempurna, terpekik melihat foto kekasihnya yang  tidak pantas. 

Semakin lama ia menatap foto tersebut, tanpa sadar gadis itu mulai berkaca-kaca. Air mata membendung di sudut matanya serta perasaan senangnya tadi seketika berubah. Winter yang merasa kecewa, tidak percaya, terkejut, pokoknya perasaan semacam itu menjadi satu membuatnya mematung berdiri di depan rak buku yang dipenuhi buku bernuansa putih.

Menarik napas dalam sepertinya tak cukup membuat Winter merasa tenang, gadis itu kini tengah berjalan menuju rumahnya, ia ingin berbaring di dalam kamarnya dan menangis disana. Meskipun terdengar lemah dan berlebihan tapi hatinya cukup tertusuk melihat apa yang ada di ponselnya sekarang, sebuah foto yang menunjukkan kemesraan kekasihnya bersama Sullyoon di masa lalu tapi saat mereka sedang melakukan sesuatu di atas ranjang.

Iya, sebenarnya Winter sedikit mengetahui tentang apa yang Jeno lakukan di masa lalu bersama mantan kekasihnya. Sullyoon bahkan mengatakannya dengan sangat jelas, berbisik di telinganya waktu itu. Tapi apa perlu ia harus melihat semua itu, seterang ini sampai membuat tangannya bergetar saat memperhatiakan protet mereka berdua. 

Tapi berpikir sambil berjalan membuat Winter baru memikirkan sesuatu yang lain, ia sekarang mulai penasaran dengan seseorang yang mengiriminya foto tersebut. Tapi apa jelas itu Sullyoon? namun ia tahu nomor Winter dari mana?. Jika dipikirkan kembali apa perlu Winter memarahi Jeno bahkan mengatakan bahwa ia kecewa.

"Apa itu perlu?" batin Winter yang baru pacaran dan merasa sangat tidak terima, bahkan bisa dibilang yang ia rasakan sekarang mirip seperti saat di duakan padahal itu terjadi di masa lalu.

Winter memang tidak mengerti hingga detik ini dimana sepasang kekasih yang belum menikah sudah berhubungan badan, kayak ngapain gitu? what their purpose?

Entahlah yang jelas Winter sudah sampai dirumahnya sekarang dan ia ingin cepat-cepat masuk ke kamarnya.

Begitu masuk, ia langsung mengunci kamarnya dan berjalan cepat menuju tempat tidurnya. Winter juga menyelimutinya dirinya sampai tak terlihat dan menangis di dalam sana. Di dalam dirinya ia memarahi dirinya sendiri yang terlalu bodoh melanjutkan hubungan ini, harusnya ia tidak pernah menerima perasaan Jeno sekalipun ia juga suka. Harusnya Winter mengabaikan perasaannya meskipun Jeno mengatakan hal manis setiap saat. Harusnya Winter berhenti tertarik kepada Jeno sejak ia mendengar tentang masa lalu Jeno dari mulut Sullyoon, bodohnya ia bahkan membela Jeno yang karena itu juga Jeno semakin menempel padanya.

"pabooo" rengeknya, yang kini seluruh mukanya dibasahi oleh air mata.

Menyesal? iya sedikit.

Tetapi apa yang harus Winter lakukan setelah mengetahui hal tersebut, apa ia perlu bertindak sejauh itu. Namun foto yang ia lihat di toko buku tadi masih melekat di kepalanya, ia bahkan tak dapat menyingkirkan bayangan itu sekuat apapun ia mau. Hal tersebut membuatnya kesal dan ingin marah pada keadaan.

3. So, THIS IS LOVE ?? [Jeno × Winter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang