Chapter 6. Bercanda?

4.3K 510 109
                                    

Fyi. Gw bukan orang sunda, jadi kalau ada bahasa sunda yang salah, tolong dimaklumi🙏😗

...

Serra menaikkan sebelah alisnya bingung, melihat Dilan yang sedang menatap jalan raya dengan tatapan kosong.

"...Lan!"

"Dilan!" Panggil Serra sedikit lebih keras.

Tapi, tetap saja Dilan tidak mendengar dengan panggilan Serra.

Plakk... Pukul gadis itu pada pundak Dilan, sontak membuat Dilan menegang terkejut.

"Woy! Lo budeg atau pura-pura gak denger, sih?!" Dilan menatap Serra dengan pandangan kosong. "Jawab Lan! Lo kenapa sih? Aneh banget! Kesambet lo? Ares ngapain lo, sampe lo kaya orang bego gini?!" Tanya Serra dengan pertanyaan beruntun. Dilan menutup matanya sambil memegang kepalanya yang berdenyut sakit.

"Lo gak apa-apa kan, Lan? Lo sakit? Mana yang sakit? Kepala lo sakit? Ares ngapain lo, Lan? Sampe lo bisa sakit kaya gini?!" Tanya Serra tanpa henti.

"Serra! Diam dulu, njir! Kepala gue sakit denger lo ngoceh mulu dari tadi!" Protes Dilan.

"I-iya lo diem mulu sih pas gue tanya! Bukan salah gue dong!" Jawab Serra, membela diri. Dilan mendengus kecil mendengar jawaban yang tidak mau kalah dari Serra.

"Jadi lo kenapa, Lan? Gue liat-liat dari lo pulang bareng Ares tadi, lo jadi aneh tau! Gue panggil-panggil lo gak denger, Lan! Lo mikirin apa, sih?!" Tanya Serra lagi.

Dilan bingung, dia harus memberitahu Serra atau tidak. Masalahnya dia juga tidak tau harus bagaimana. Hingga akhirnya memilih untuk tidak memberitahui Serra apa-apa.

"Gue gak apa-apa, Ser." Jawab Dilan.

"Bohong ya lo?" Kata Serra tidak percaya.

"Gak njir! Gue gak apa-apa! Tadi Ares ngajak gue join Calderioz doang, terus sekarang gue lagi mikirin jawaban yang tepat!" Jawab Dilan berbohong.

"Hah! Yang bener lo?!" Dilan mengangguk.

"Asal lo tau ya, Ares tuh gak pernah sekalipun ngajak orang lain buat join Calderioz dan kalau ada yang mau join, orang itu harus dites dulu sama Ares!" Kata Serra dengan raut serius. Ingin sekali Dilan menertawakan sepupunya itu.

"Nah, makanya Ser. Gue dari tadi keliatan bengong tuh ya gara-gara lagi mikirin tawarannya Ares." Lanjut Dilan, berbohong.

'Maaf ya Ser, gue boongin lo! Soalnya gue gak bisa ngasih tau lo yang sebenarnya!-batin Dilan.

"Jadi kalau menurut lo, gue harus gimana?" Tanya Dilan.

Serra merebahkan punggungnya pada senderan kursi, lalu menatap Dilan. "Kalau menurut gue, sih.Ya terserah lo, Lan." Jawab Serra.

"Yah, gak bantu lo, Ser!" Kata Dilan.

"Ko jadi nyalahin gue? Gini ya, Lan! Kalau lo mau, iya terima! terus kalau lo gak mau ya tolak! Gitu aja repot!" Kata Serra gemas ingin sekali menoyor otak kecil Dilan.

"O-oh jadi gitu?" Jawab Dilan polos, sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Serra menatap sepupunya itu tidak percaya.

"Lan, siniin deh kepala lo.".

"Buat apa, Ser?"

"Biar gue sentil otak lo yang gak guna itu!" Ucap Serra kesal.

'Hedeh~gini amat punya sepupu!-batin Dilan.

"Eh, Ser? Lo tadi manggil gue buat apa?" Tanya Dilan, mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Eh! Apa ya?... Oh tadi ponsel lo bunyi terus, ada yang nelpon kayanya, makanya gue manggilin lo! Lo nya malah gak denger-denger!" Jawab Serra.

DILANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang