Chapter 7. Cium

5K 494 132
                                    

Sorry for typo😗🙏

...

Kini kedua pemuda dengan penampilan kontras itu tengah asik menyantap makanan mereka disebuah warung pinggir jalan yang lumayan ramai pengunjung.

Ralat.

Hanya satu orang pemuda yang tengah asik menyantap makanannya, sedangkan pemuda lainnya hanya sibuk memandang yang lebih kecil.

Sudut bibir pemuda berjaket Leather itu terangkat, membuat sebuah senyum kecil. "Cil, laper banget, ya? Pelan-pelan makannya, entar keselek." Ucap Ares, memecahkan keheningan diantara mereka.

Dilan beralih menatap Ares, dengan mulut penuh menjawab. "Rles, lough gagjk magkhan?" kedua pipi pemuda itu terlihat mengembung lucu karena penuh.

"Telan dulu, Cil. Baru ngomong." Kata Ares, dengan nada sedikit tegas.

Dilan tersenyum tidak bersalah, tapi tetap menuruti perkataan dari pemuda berwajah rupawan yang tengah duduk didepannya itu. "Lo gak makan, Res?" Tanya Dilan ulang, setelah menelan makanannya.

Ares mengeleng kecil. "Udah kenyang, Lo aja yang makan, Cil." Jawab Ares. Dilan mengerutkan dahinya. "Terus kenapa lo pesennya dua porsi, Res?!" Tanya Dilan.

"Buat lo semua, Cil." Jawab Ares.

"Hah? Gila aja lo, Ya kali gue ngabisin semuanya?!" Kata Dilan dengan ekspresi terkejut.

"Gak usah bohong, Cil. Gue tau lo makannya banyak." Jawab Ares. Wajah pemimpin Calderioz itu terlihat sangat tampan dengan senyum lebar yang jarang pemuda itu keluarkan.

"Kenapa? Gak seneng?!" Kata Dilan sewot.

"Gue yang bayar," Ucap Ares tanpa melunturkan senyumnya.

"Oke, Bu! Saya tambah satu porsi lagi, ya!" Seru Dilan dengan tidak tau malu.

Sang pemilik warung mengangguk sambil mengacungkan jempol tangannya.

Ares menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil. Tidak habis pikir dengan segala tingkah Dilan, yang terlihat lucu dimatanya.

"Awas lo kalau bohongin gue, Res!" Ancam Dilan, yang tidak berarti apa-apa bagi Ares. "Beneran gue yang bayar, Cil. Lo makan aja yang kenyang." Jawab Ares.

"Cil?"

"Hm? Lo kenapa manggil gue gitu mulu sih dari tadi?" Tanya Dilan, lalu menyeruput Es Teh miliknya.

"Karena lo tuh kecil?!" Jawab Ares, yang langsung membuat Dilan tersedak Es Teh yang tengah ia minum.

Uhuk...uhukk...

Raut wajah Ares langsung berubah panik dan beranjak menepuk-nepuk punggung Dilan. "Cil, lo gak apa-apa?!" Suara beratnya terdengar khawatir.

"Kan udah gue bilang, kalau makan tuh pelan-pelan!" Nada suara Ares terdengar kesal. Auranya dominasinya membuat Dilan tidak tahan.

"Gue gak kecil ya, Res! Badan lo doang yang sedikit lebih gede dari gue!" Jawab Dilan, yang tidak terima dibilang kecil.

"Sedikit lebih gede?" Tanya Ares memastikan. Dilan mengangguk cepat, Ares mendengus kecil. Siapapun juga yang pertama kali melihat Dilan pasti akan mengira pemuda itu masih bocah SMP.

DILANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang