09. This is My Fault

446 58 8
                                    

"Kau masih bisa menikmatinya, karena ideku adalah... Let's morning sex, di sini. Dan silahkan nikmati pemandanganmu, biarkan aku yang bekerja." Bisik Jimin sediktif. Jimin secepat kilat menurunkan celana pendeknya dan menyibak kemeja yang di pakai Sooyoung keatas.

"YAK!!! PARK JIMIN..."

Jimin tak mengindahkan pekikan sang wanita. Ia segera membalik tubuh Sooyoung, tersenyum manis membelai pipi chubby yang memiliki rona samar itu. Ia mendekatkan wajah, untuk meraup bibir merah alami nan manis itu seperti malam tadi.

Bugh!

Namun, belum sempat bibir mereka bertemu, satu pukulan sudah Sooyoung layangkan tepat pada kepala bagian belakang Jimin, hingga membuat pria itu meringis kesakitan.

"Kenapa kau memukulku?" protes pria pemilik bibir tebal itu.

"Karena kau mesum!" Sooyoung membuang muka, memutar tubuh kembali menatap hamparan hutan. "Kau pikir aku simpananmu, huh? Enak saja kau mengajakku melakukannya lagi? Cukup semalam, tidak lagi!" ucap Sooyoung kesal.

"Huuh," Jimin berdecak pelan. "Di sini, akulah simpananmu!" kesalnya, seraya memasang kembali celana yang sempat turun itu.

Sedikitnya kata itu mampu membuat Sooyoung ter-tohok, benar juga apa yang Jimin katakan, pria itu kini simpanannya. "Aku bukan wanita murahan," ucap Sooyoung lirih, bisakah ia membela diri seperti itu? Setelah apa yang telah ia perbuat bersama Jimin semalam?

Walau pelan, Jimin masih bisa mendengarnya dengan jelas. Ia jadi merasa bersalah. "Maaf," Jimin kembali memeluk Sooyoung yang kini membelakanginya. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud sayang." Jimin mengecupi bahu mulus wanita itu penuh kasih. 


*** 

Sooyoung hanya diam saja, sesekali menghela bahkan menahan napas, ketika tangan nakal Jimin memasuki kaos kebesaran yang ia pakai. 

Saat ini, posisi Sooyoung sedang duduk di antara kedua kaki Jimin yang terbuka lebar, dan punggungnya yang bersandar manis pada dada bidang atasannya itu. Jimin yang memaksa, padahal tadi ia sedang memeriksa email yang masuk lewat ponselnya, duduk manis di sofa, namun Jimin tiba-tiba datang dan mengangkat tubuh kecilnya, jadilah di posisi ini sekarang.

"Kau mempunyai perut yang rata, kau tidak pernah makan, ya?" tanya Jimin. Sungguh menjengkelkan bagi Sooyoung.

Sooyoung mendengus kesal, ia abaikan pria yang berstatus boss-nya itu dan kembali membaca email. "Ahh..." Sooyoung kelepasan mengeluarkan desahan pelan itu, ketika Jimin menjilat tengkuknya.

Gila!

"Berhenti membaca email itu. Kita sedang liburan." Ucap Jimin.

Sooyoung mendengus kesal. "Tidak ada liburan, kau atasan, dan tidak ada libur untukmu!"

Jimin mendengus, namun ia tidak perduli, ia masih asik mengendusi harum tubuh Sooyoung dari belakang sini. Tangannya kini merambat naik, mengelus pelan sesuatu yang menonjol di dada Sooyoung.

"J-jimin..."

"Sstt, call me Daddy."

Sooyoung menggeleng cepat. "Tidak, Jim..."

Jimin terus meremas kenyalnya mainan baru-nya itu, besar, tapi begitu pas untuk tangannya. "Kenapa?" dengan nakalnya, Jimin mencubit dan memelintir nipple lembut itu. "Ini nikmat, 'kan? Ayo, lakukan sekali lagi—"

"Park Jimin! Sebentar! Ini." Sooyoung memberikan ponselnya ke hadapan Jimin. Benda itu berdering terus tanpa henti. 

Dan nama yang tertera di layar itu membuat Jimin membulatkan matanya. "Yoongi Hyeong?"

LOVE MAZE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang