PROLOG

302 77 471
                                    

Perhatian!
Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan pelecehan. Jika merasa risih dengan cerita rate kekerasan fisik dan kekerasan seksual silahkan tinggalkan cerita ini dengan tenang dan lapang dada.

⚠️17+

Note:
Nama tempat, suasana, bangunan, marga, dan perusahaan adalah berdasarkan fiksi. Adapun jika terdapat kesamaan alur atau adegan seperti di film/Series/cerita orang lain itu murni unsur ketidaksengajaan. Cerita ini murni pemikiran saya sendiri dan terinspirasi dari film/series yang sering saya tonton (Drakor/Lakorn/Dracin). Mohon kerjasamanya, sekian dan terimakasih.


⚠️Don't call me Thor, just call me Nana. thanks.

*********

"Nanti malam main ke club yuk, Na?"

"Gue belum pernah ke Club."

"Justru itu, makanya gue mau ngajak lo kesana.  Mau ya, Na?"

"Hmmm, boleh deh?!"

Sejak Kana menerima ajakan Hara pergi ke Club malam, ia menimpa kesialan.

Pertama,  Kana berpisah dengan Hara setelah sampai di Club dan ia nyasar keruang VVIP yang telah di pesan seseorang.

Kedua, laki-laki yang menyewa kamar VVIP menganggap jika Kana adalah wanita sewaan yang dibayarnya dengan total
$5 USD sama dengan Rp±76.170.500—.

Ketiga,  Kana kehilangan keperawanannya malam itu juga.

Keempat, Kana mengenali laki-laki yang merebut keperawanannya. Cristian, Nama laki-laki itu. Lebih tepatnya itu adalah seangkatan dengannya di SMA NAGESWARA.

*********

Seorang gadis dengan tangan gemetaran memegang alat test kehamilan ditangannya, pelajar berusia 16 tahun itu menutup mulutnya seolah tidak percaya.

Disana, alat test kehamilan ditangannya terlihat jelas dengan garis dua.

"Garis dua lagi?" Gumam pelajar berusia 16 tahun itu dengan parau, ia menggelengkan kepalanya untuk menolak penglihatannya.

Tapi, ini adalah tespact ke-10 yang ia coba dan hasilnya sama. Disana, hasilnya tetap sama menunjukkan garis 2. Artinya, positif hamil.

"H-hamil--" Kekeh pelajar itu terdengar parau, air matanya tak henti-hentinya keluar dari pelupuk matanya.

Sesekali ia memukuli kepalanya dan juga perutnya, ia merasa jijik dengan dirinya sendiri.

"ARRRRRGGGHHH!!!!"

Pelajar itu berteriak histeris mengetahui kebenarannya, hujan yang lebat disertai petir yang menyambar menetralisir teriakannya di dengar orang lain.

Lagi, ia memukuli perutnya yang masih rata dibalut seragam sekolah."Lo ngapain disana, gue ga siap punya anak!" Makinya menatap perutnya.

Badannya meluruh ke lantai keramik yang dingin, air matanya semakin deras. Bayangan dimana ia di paksa untuk memuaskan nafsu laki-laki itu  berkali-kali membuat tangan Kana naik meremas rambutnya kuat.

ARKANANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang