7. Winter (3)

1.1K 216 72
                                    

Anu author; tetep update kalau udah 50 komenan 😁. Komenanku jangan dihitung dong. Kemarin ada yang bilang "Poo udah 50 lebih tuh."

Lah, itu aslinya cuma 30 an komen, sisanya aku balesin komen orang. Makanya sekarang aku gak bales komen dulu. Biar kalian ngeh. 😌

Eniwei ada yang protes, kenapa aku upnya selalu hampir tengah malem teros. Jawabannya karena bocil gua rewel teros. Hape cuma satu ya choy. Dulu pernah punya dua, tapi satunya jatoh di jalan, begitu putar balik mau diambil, digilas ama mobil.

Gimana penampakannya?
Ya rusak berat lah.

Lepi, we ojok takon ya sayangkuh. Semenjak 2019 wes wassalam. Kita dalam mode savety ongkos ya sodara-sodara. Soale habis renov rumah, suami sakit, anak sakit, satunya sehat, satunya gantian sakit, gitu terus sampe hampir 4 bulan.

Anakku punya kebiasaan (dia agak spesial ya bun) Dia tidur harus ada suara (entah kipas, entah suara playlist hape yang isinya chanel melon, balita, cilukpa, atau suara kereta api)

Jadi kalau nggak ada suara dia malah bangun, rewel. Hape dipinjam ibunya dia ngamuk. Jadinya sing sabar ya kaleyaaann.

.

💋💋💋

.

Paman bingung, karena tidak pernah sekalipun menang pakai alat ini.

Sudah pakai mode apa saja?

Ah, yang Soft, Moderate sampai Hard, susah semua.

Sini, coba saya bantu. Masuk ke Setting, Level, Soft, Option, Father in law mode.

Eh??

Coba dulu, pasti mudah menang.

💋💋💋

.

.

Ah, nyaris setiap tiga hari sekali semenjak ulang tahun Hinata, si kepala nanas berkunjung ke kediaman Hyuuga. Maklum saja, rumahnya yang saling menempel membuat dia bisa saja menyelinap ke sebelah.

Tentu saja, se-rebel Shikamaru, dia tidak akan melakukannya. Biar bagaimanapun, Nara pantang meninggalkan logika. Yah walau kadang pengen sekali dua kali cium Hinata juga.

Demi ayang Hinata yang liburan musim dingin yang terlalu mepet ini, dia akan memepet tetua keluarga Hyuuga.

Kali inipun, Shikamaru datang dengan membawa teh hijau khusus yang dipesannya. Demi calon mertua.

"Paman bingung, karena tidak pernah sekalipun menang pakai alat ini." Hiashi menyorongkan benda pipih yang dipinjamkan Shikamaru.

Senyum justru terbit di wajah yang biasanya tampak bosan itu. "Sudah pakai mode apa saja?"

Ketenangan dan keriangan Shikamaru menerbitkan kewaspadaan Hiashi. "Ah, yang Soft, Moderate sampai Hard, susah semua." Bukan bermaksud merendah. Tapi itu memang kenyataannya. Ia sudah mendengar dari Neji jika anak ini, ber-IQ200, tapi ia mungkin terlalu meremehkan anak berusia 17tahun ini.

"Sini, coba saya bantu. Masuk ke Setting, Level, Soft, Option, Father in law mode." Ketika mengatakannya, Shikamaru berusaha menjaga nada suaranya terkesan wajar. Tidak terlalu malu-malu, tapi tidak juga agresif. Ia menekan kuat-kuat egonya. Dan berusaha menampil ketulusan.

"Eh??" Hiashi menyeletuk. Tetiba kerongkongannya terasa kering dan kehilangan kata-kata. Mungkin meminum tehnya akan menjadikannya lebih baik.

"Coba dulu, pasti mudah menang." Shikamaru tersenyum, lalu mendorong kembali alat itu ke arah Hiashi Hyuuga dengan ketenangan bak ahli negoisasi.

TRULY SOMEKIND (ShikaHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang