VI. Mission

272 47 2
                                    

MADISON'S POV

Aku terbangun dengan tubuh yang hanya terbungkus selimut tebal dan rambut ku yang basah karena keringat. Aku menoleh pada seseorang yang terlelap di sebelahku. Rambut hitam dengan highlight di poninya dengan keadaannya yang topless membuatnya terlihat hot namun cute di saat yang bersamaan. Memandanginya selama beberapa detik lalu aku melihat jam weker di sebelahku. Sudah pukul 5 pagi ternyata. Aku teringat akan pesan yang dikirim oleh Harry, dia menyuruhku ke kantor property-nya sekitaran jam 7 atau 8 pagi. Entah untuk apa.

"Kau sudah bangun?" tanya Calum melingkarkan tangannya ke atas perutku dan aku tahu dia belum 100% 'hidup'.

"Ya.." jawabku pelan lalu menatap ke arah matanya yang sedang berusaha membuka kelopaknya.

"Ini masih sangat pagi, sayang.." katanya lalu mendekap tubuhku dari samping. Dia membenamkan wajahnya ke leherku sehingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat.

"Tapi-"

"temani aku satu jam lagi, Maddie.." bisiknya manja. Calum selalu begini. Setelah kurang lebih kami satu tahun bersama, Calum paling tidak rela aku bangun pagi-pagi seperti ini. Kau tahu, kadang aku merasa bersyukur telah di pertemukan dengan pria seperti Cal. Dia baik-malah terlalu baik. Aku bertemu dengannya di UCL setelah dia berpindah jurusan yang sama denganku. Aku tidak ingat betul dengan apa yang membuat kami bisa menjadi dekat pada awalnya. Aku seperti melalui hari-hari di kampus seperti biasanya dan aku mempunyai teman satu kelas yang manis. Sekarang dia sedang melanjutkan perusahaan ayahnya dan di kenal sebagai entrepreneur muda. Pernah sekali waktu itu, saat aku baru sekitar 2 atau 3 bulan berpacaran, aku bertemu dengan Dad dan Mom nya Calum di suatu acara di daerah Glasgow. Lingkungan mereka terlihat seperti betul-betul kalangan sosialita. Aku bilang pada Calum waktu itu bahwa aku minder berada di sekeliling orang-orang sepertinya. Apa yang terjadi? Dia malah memarahiku.

"Apa yang ada di pikiranmu, Maddie? Kau cantik, untuk apa kau takut?"

"A-aku tidak tahu, Cal.. Aku hanya merasa tidak pantas.."

"Bisa kah kau lihat sekelilingmu? Kau tidak perlu jadi orang lain untuk terlihat sempurna. Karena hanya menjadi Maddie saja itu sudah lebih dari cukup untukku, Maddie. Jadilah Madison untukku, bukan mereka"

Begitu percakapan aku dengan Cal waktu itu. Aku masih mengingatnya jelas. Sekarang Calum sudah berhasil membuatku tampil percaya diri di depan banyak orang. Ya, aku memang orang yang mudah sekali gugup meskipun orang-orang kebanyakan berkata kalau aku ini cantik. Ya ampun, cantik dari mana...

"Calum.. aku ingin memakai baju ku dulu." kataku memindahkan lengannya yang besar dan berat.

"Mmhhhh...tidak, Maddie..kau lebih cantik tanpa memakai baju, percaya padaku.." katanya lalu menggelitik leher kiriku dengan jemarinya.

"Tidak, Cal.. aku harus bersiap-siap.. Harry menyuruhku datang ke kantornya pagi ini.." kataku bangkit dari kasur.

"Kau ingin kemana? kau tahu kan ini hari yang sangat jarang ku dapatkan? aku sedang day off, May.."

"Bisakah tidak memanggilku May?" kataku lalu mengambil underwear ku yang terlempar ke lantai dan langsung memakainya. Calum terlalu beringas semalam.

"Bisakah kau ambil cuti untuk hari ini saja??" katanya mengangkat kedua tangannya.

"Calum.."

"Maddie, ku mohon.." katanya bersamaan saat aku menyebut namanya.

"Calum, tidak bisa sayang.." jawabku seraya mencari kaos di lemari lalu menguncir rambutku dan berjalan ke dapur. Sialan Calum, perbuatannya semalam membuat ku kesulitan berjalan. Tungkai kaki ku lemas. He fucked me too hard last night. Aku tidak tahu apa aku bisa memakai heels ke kantor Harry atau tidak.

REMEDY || h.s. & n.h. [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang