I. New Client

726 83 14
                                    

BROOKLYN'S POV

Aku menatap diriku dari ujung kaki hingga ujung kepala melalui dinding elevator. Black tank top, pink pastel blazer, black skinny jeans dan tan ankle boots kesukaanku. Untungnya aku sendirian di elevator ini dan dinding elevator ini sangat berguna bagiku. Kutatap diriku seraya merapikan rambutku, menyisirinya menggunakan jari-jariku. Kemudian kugunakan ujung jari kelingking untuk merapikan lipstick yang kupakai terburu-buru.

Astaga ini pertama kalinya aku terlambat bertemu klien baru.

Setelah itu aku membuka tas kulit yang aku bawa, memeriksa kembali semua berkas yang aku butuhkan. Megan, asistenku menunggu di lobby sedangkan aku pergi menemui klienku sendirian. Mereka - klienku adalah dua pengusaha terkenal di London. Mereka tidak memperbolehkan asistenku untuk ikut rapat dengan mereka karena menurut mereka asistenku tidak terlalu dibutuhkan. Mereka benar-benar ketat mengenai masalah siapa yang boleh dan tidak boleh bertemu dengan mereka.

Kau mungkin berpikir itu aneh. Aku juga berpikir seperti itu.. tapi kalau dipikir-pikir mereka ini pengusaha terkenal dan kaya raya, pasti banyak orang yang berusaha melukai dan menjatuhkan mereka.

Ting.

Elevator itu berbunyi kemudian pintunya terbuka. Lantai teratas. Aku menarik nafas lalu menghembuskannya. Aku tidak tau mengapa aku gugup. Hal seperti ini sudah kulakukan selama 2 tahun. Tapi kenapa hari ini aku sangat gugup?

Aku menatap sekelilingku. Tempat ini kelihatan sangat megah tetapi membosankan. Hitam, putih dan abu-abu. Hampir disetiap sudut ruangan ini aku menemukan warna itu. Satu-satunya yang memiliki warna adalah sebuah lukisan yang berada didekat elevator. Astaga-

"Ms. Anderson?" Komentarku mengenai kantor ini terputus akibat sebuah suara.

Aku menoleh pada asal suara itu. Tak jauh didepanku berdiri seorang wanita sekitar 23 tahun dengan senyuman lebar. Rambut pirangnya dibiarkan terurai membingkai wajah mungilnya. Ia mengenakan kemeja berwarna maroon dan rok hitam yang panjangnya beberapa senti diatas lututnya serta heels hitam. Wanita ini cantik dan terlihat ramah.

"Ya itu aku" Jawabku seraya tersenyum.

"Mr. Styles dan Mr. Horan sudah menunggu anda" Suara gadis itu begitu lembut.

Ia memberikan isyarat padaku untuk mengikutinya. Kami berjalan menuju suatu lorong yang diujungnya terdapat sebuah pintu. Pintu kayu yang kuyakin berharga mahal karena ukiran-ukirannya yang indah dan unik. Lorong-lorong itu terlihat begitu gelap. Bukan karena tidak ada lampu tetapi warna temboknya begitu kusam. Abu-abu gelap. Tidak ada hiasan apapun didinding itu. Pintu itu adalah satu-satunya yang kusukai dari kantor ini.

"Silahkan masuk" Wanita berambut pirang itu berkata membuatku berhenti mengomentari kantor ini. Lagi.

Ia membuka pintu itu dan aku mengucapkan terimakasih seraya berjalan masuk kedalam ruangan itu. Kemudian pintu itu tertutup. Hal pertama yang membuatku takjub adalah bahkan saat kau berdiri didekat pintu ini kau bisa melihat indahnya kota London. Hampir seluruh dinding ruangan itu terbuat dari kaca. Sehingga kau dapat menikmati indahnya London dari kaca-kaca jendela itu. Aku terlalu takjub sampai aku lupa tujuanku kesini hingga akhirnya sebuah suara terdengar.

"Indah bukan?" That voice is so sexy. Deep, husky plus British accent.

I have a thing for british accent. Sorry.

Aku menoleh keasal suara. Disana duduklah seorang pria bahkan saat ia duduk kau tau ia memiliki tinggi kurang lebih 6 kaki. Rambutnya berwarna coklat yang ditata rapi. Oh, that curls. Dari jarak yang cukup jauhpun aku bisa melihat bola mata hijaunya itu. Sangat indah. Kemeja putih membalut tubuhnya dengan sempurna sehingga kau dapat melihat bahwa ia memiliki tubuh yang bagus. Dua kancing kemeja itu dibiarkan terbuka sehingga kau dapat melihat beberapa tattoo yang mengintip dari balik kemeja itu. Sebuah kalung berbandul cross melingkari lehernya. Dan kulitnya.. his skin is so perfect. Looks so smooth and tanned.

REMEDY || h.s. & n.h. [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang