Kebahagiaan Baru

561 72 23
                                    

Aku benar-benar pergi meninggalkan rumah, meninggalkan mereka yang sudah dengan baik hati menerimaku menjadi keluarga. Aku meninggalkan semuanya tanpa kata-kata bahkan sepucuk surat pun. Biarlah aku menjadi manusia yang tidak tahu diri dan tidak tahu berterimakasih, lebih baik begitu. Karena dengan begitu mereka akan membenciku dan melupakan ku.

Aku juga sudah mengundurkan diri dari pekerjaan ku. Bos ku bertanya, mengapa?. Tapi aku tidak memberikan alasan apapun. Aku hanya bilang tidak ingin berkerja lagi, dan dia hanya mengiyakan permintaan ku. Ia juga memberikanku bonus. Aku harap uang itu cukup untuk beberapa bulan kedepan.

"Zhan ge aku mencintaimu" batinku menangis

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

4 Tahun kemudian

"Sayang kemari papa membawa mainan untukmu"

Putraku berlari menghampiri ku, dia satu-satunya yang aku miliki sekarang, dia juga alasan aku bertahan sampai sekarang. Aku bahagia memilikinya. Putraku segalanya bagiku.

"Papa sudah pulang?" dia bertanya dengan suaranya yang cempreng. Sangat lucu.

"Iya sayang" aku menggendongnya dan membawanya ke ruang tengah. Memberikan mainan baru untuknya, wajahnya yang kecil terlihat bahagia. Aku bahagia melihatnya tersenyum. Tapi senyumnya selalu mengingatkan ku pada seseorang. Seseorang yang selalu aku rindukan. Seseorang yang sudah berulangkali aku ingin lupakan, tapi tetap tidak bisa. Mungkin karena Aku begitu mencintainya. Terdengar begitu bodoh. Tidak, aku memang aku bodoh. Tidak hanya senyumnya, wajahnya juga begitu mirip dengan ayahnya.

Sejak hari itu, aku menghilang dari kehidupan mereka. Tidak sekalipun aku mendengar mereka mencari ku. Bukannya aku berharap mereka mengkhawatirkan diriku tapi..... Ahh sudahlah semua itu tidak lagi penting. Yang terpenting sekarang adalah aku harus berkerja dan membahagiakan putraku.

"Papa, aku lapar"

"Kamu lapar hmm?"

"Iya papa"

"Oke, sekarang waktunya makan"

Aku menggendongnya lagi dan membawa putraku ke dapur, kami akan makan sekarang.
Ah iya aku lupa, aku punya seseorang yang begitu baik dia yang selama ini membantu ku menjaga putraku saat aku pergi berkerja. Aku sangat beruntung bertemu dengannya.

"Yibo, makanannya sudah aku panaskan, mau bisa makan sekarang" ucapnya.

"Terimakasih yangzi"

"Sama-sama" balasannya dan seperti biasa kedipan matanya tak pernah lupa ia berikan.

"Wangji, kemari papamu mau makan"

"Kau yang harusnya kemari, kita makan bersama" ucapku padanya.

"Hahaha siap bos"

.
.
.
.
.

Aku berpesan pada yangzi untuk menjaga dan merawat putraku saat aku pergi. Kali ini aku akan berpergian jauh. Aku tidak ingin sebenarnya tapi aku harus melakukannya, karena ini perkejaanku. Aku harus keluar kota ada sebuah acara yang harus aku hadiri dan bayarannya cukup mahal, jadi aku tertarik. lumayan uangnya bisa ku tabung untuk biaya sekolah wangji nanti.

TBC.






I'm In Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang