Langit Britania tiba-tiba menghitam. Para monster ketakutan. Ada energi kegelapan yang mengusik aliran Mana. Berkat Mana-ku yang bersifat Kemurnian, energi kegelapan itu tidak mempengaruhiku.
Saat perang dulu, aku telah mencapai potensi puncak Pangeran Arthur. Dan beberapa saat di Avalon telah menyadarkanku dengan potensi lainku sebagai Ratu Peri. Aku tidak hanya bisa membuat berbagai jenis elemen, aku juga bisa memanipulasi Mana dan menciptakan bentuk atau kehidupan darinya. Dengan itu, aku menciptakan sayap Peri untuk bisa terbang tanpa perlu lagi bantuan dari Pegasusku, Bubble.
Aku pergi ke pusat kegelapan yang ada di dekat Camelot. Lubang hitam terlihat di langit dan cairan hitam keluar dari dalamnya, menciptakan makhluk-makhluk hitam yang mendekat ke Camelot.
Di antara makhluk-makhluk itu, terlihat para Komandan Iblis Loegia yang dulu sempat menghilang semenjak kematian Kaisar Iblis Medraut.
Lancelot melihatku. Api yang dikeluarkannya kini berubah hitam. Dan dia tersenyum. Lancelot melesat ke arahku, tapi aku tidak bergeming. Aku tidak perlu melakukan apa-apa. Karena mereka akan melindungiku.
"Dewi, apa anda baik-baik saja?" tanya seorang pemuda yang secepat cahaya telah berada di depanku.
Galahad menahan Lancelot yang mencoba menyerangku. Para Ksatria Sihirku, Titania telah datang. Sebentar lagi, tempat ini akan jadi medan pertempuran.
"Aku pergi dulu," pesanku kepada mereka dan pergi ke dalam lingkaran hitam itu.
Hanya ada kegelapan. Energi jahatnya sangat kuat hingga akan merasuki dan mengendalikan orang dengan Mana biasa. Mana kemurnianku melindungiku.
"Siapa kau?" terdengar sebuah suara. "Siapa yang membawa lampu ke sini?"
Aku tidak bisa melihat wujudnya, tapi aku bisa merasakannya. Ada sesuatu di dalam kegelapan itu.
"Pedang itu.. Excalibur? Siapa kau?"
"Dewi Ratu Peri Britania," jawabku dengan bangga. "Siapa kau?"
"Naga Hitam, penguasa benua yang kau sebut Britania itu."
"Maksudmu yang mengendalikan makhluk kegelapan dahulu? Bukannya kau sudah dilenyapkan pengguna Excalibur yang pertama?"
"Dia menghancurkan tubuhku. Bukan jiwaku. Aku bersembunyi di dalam sebuah pohon, menyerap Mana yang digunakan untuk berperang. Terus semakin kuat hingga aku bisa menguasai seluruh dunia."
"Jadi maksudmu, tempat ini dulunya seperti Britania."
"Ya. Juga menjadi penghubung untuk bisa pergi ke garis waktu lain. Tapi aku tidak bisa langsung menguasai seluruh dunia lain itu, setidaknya aku bisa memanfaatkan beberapa orang. 6 orang yang kalian sebut, Komandan Iblis. Mereka memanipulasi para pemimpin untuk memulai perang. Menghasilkan Mana kotor hasil dari peperangan untuk menciptakan gerbang untuk aku kemudian bisa menguasai semuanya."
Aku sama sekali tidak tahu soal ini. Jadi Medraut bukanlah dalang. Dia hanya alat untuk memulai peperangan. Tapi, aku mendengar sesuatu yang menarik darinya.
"Sudah tidak terhitung berapa garis waktu yang telah kuhancurkan. Setiap kali aku mengancurkan suatu dunia, garis waktu baru tercipta, aku terus menjadi semakin kuat. Aku adalah sang penguasa sebenarnya-"
"Hehehe."
"Kenapa kau tertawa?"
"Maaf, aku tidak bermaksud memotong ucapanmu. Hanya saja, kau datang di saat yang sangat tepat. Aku ingin Britania-ku terus damai, tapi jujur, aku juga merasa bosan."
"Apa maksudmu?"
Aku mengubah Excalibur ke mode Busur dan membidik sesuatu itu.
"K-Kau bisa mengetahui keberadaan intiku di kegelapan tak berujung ini!?"
"Ne, jika aku melenyapkanmu. Maka aku tidak hanya menyelamatkan keluargaku, tapi dimensi ini juga akan menjadi milikku kan? Dengan begitu, maka aku bisa pergi ke garis waktu lain. Ya kan?"
"A-Apa yang kau rencanakan, Peri!?"
"Tentu saja! Memulai pertualangan baru!"
Aku melepas panah Excalitania terakhirku, dan membuka jalan menuju pertualangan-pertualangan baru.
-------
Epilogue
547 kata01-10-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Faerie Princess On Battlefield (Putri Peri Di Medan Tempur) (END)
ФэнтезиHeavily Inspired by Brigandine. Seorang gadis penyindiri masuk ke dalam game yang sedang dia sukai. Berbekal pengetahuannya terhadap game tersebut, sang gadis mencoba mendapatkan kehidupan baru yang lebih baik dari sebelumnya. Tanpa gadis itu tahu...