Selama aku di rumah sakit,jangan di tanya,apakah ibu menjengukku atau tidak,karena jawabannya sudah tentu tidak,karena memang sejak dulu ibu tidaklah menyukai diriku,bahkan sejak aku masih umur 5 tahun,aku selalu di suruh melakukan pekerjaan rumah, namun tak separah sekarang.
***
Tak terasa,sudah tiga hari aku berada di rumah sakit,namun selama itu juga ibu tidak menjengukku,seakan aku ini orang lain untuknya.yang menemaniku hanyalah Tante aira,bahkan dia sampai meminta izin pada suaminya untuk menunggu diriku,selama menungguku,Tante selalu menangis, entahlah apa yang dia tangisi,mungkin karena ibu yang tak pernah menjengukku,atau entah apa.***
Sore ini Tante aira berkemas,aku sudah di perbolehkan pulang ke rumah,tapi dokter bilang aku tak boleh kecapean,namun apalah daya,jika di rumah pasti ibu akan marah jika aku beristirahat.Setelah Tante aira selesai beberes,aku pun di ajaknya pulang,namun sebelum itu,aku di ajaknya membeli makanan terlebih dahulu.
***
Sesampainya di rumah,aku sudah di sambut dengan tatapan sinis ibu,begitu juga Nadia adikku,aku hanya menunduk,mungkin Tante aira memahami,dia pun segera mengajakku ke kamar dan istirahat,namun belum juga sampai ke kamar tiba tiba...."Eh.... Mau ke mana kamu,...?"tanya ibu,
"Mau ke kamar lah kak,...."Jawab Tante
"Kamarmu bukan di situ ya ben4lu,kamarmu itu di gudang sana,aku udah pindahin semuanya di gudang,..."jawab ibu tanpa rasa iba kepadaku,lalu Tante aira menjawab
"Terus yang menepati kamar Ayunda siapa kak,...?" Tanya Tante aira
"Nadia mau pindah kamar,dia gak mau lagi sekamar denganku,jadi dia ingin memakai kamarnya Ayunda.....!" Jawab ibu
"Tapi kan,...." Belum sudah Tante aira menjawab,aku memotongnya
"Sudahlah Tante,biarlah aku di gudang juga tidak apa apa,..."jawabku,jika Tante aira masih ngeyel,bisa bisa dia pulang aku yang di gebukin ibu,
Tante aira menatapku tak percaya,ada rasa iba dari matanya,namun cepat cepat dia netralkan,setelah aku berikan anggukan kepadanya.
Aku dan Tante aira pun ke gudang belakang, sebenarnya jika tidak banyak tumpukan barang,gudang belakang bisa di jadikan kamar yang bagus,hanya saja tumpukan barang sangat banyak,sehingga seperti tak layak huni.Aku dan Tante aira berjalan ke belakang, sesampainya di belakang,Tante aira membuka pintu,dan tampaklah suasana gudang yang tak terarah,Tante aira melongo menatap gudang itu,sembari bergumam lirih
"Dasar ibu gak ada ot4k"sangat lirih,namun aku berhasil mendengarnya,lalu dia beralih menatapku,
"Kamu yakin mau di sini Yun,...?"tanyanya
"Iya te,..."jawabku
"Tapi kondisinya seperti ini Yun,..."jawabnya sambil memperhatikan gudang yang berantakan,
"Tidak apa apa te,nanti Yuyun bersihkan,..."jawabku
"Nanti kalau sakit lagi Yun,...."jawab te Aira,namun belum juga aku menjawab,sudah ada orang yang lebih dulu menjawab,
"Halah,sakit sedikit aja sok banget,dasar manja,.....!" Jujur, sakit sekali rasanya hatiku,
Ibu yang seharusnya ku sandarkan kepala di bahunya kala sedih,justru malah seperti musuh yang mengibarkan bendera perang,"Cuma di hukum di kamar mandi bentar aja udah pingsan,kenapa kau gak mati sekalian kemaren Yun,dasar anak pembawa sial,tak tahu di untung kau,...."jawab ibu,jujur mendengar dia yang menginginkan agar aku pergi dari muka bumi ini,membuat hatiku hancur berkeping keping bahkan tak lagi bersisa,.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Aku Anakmu
Short StoryIbu yang seharusnya menjadi penopang di saat anaknya jatuh,justru menjadi Boomerang bagi anaknya,menjadikan anaknya sebagai pelampiasan masa lalu yang kelam, Apakah Ayunda mampu bertahan dengan ibunya,atau justru malah sebaliknya. Yuk di baca,maaf...