[10-10]

992 90 0
                                    

"sayang hati-hati jangan berlarian!"

teriakan suamiku tak ku gubris sama sekali, aku tetap membawa kakiku berlarian di pasir putih pantai tanpa alas kaki

aku memegang topi pantai ku yang hampir saja akan jatuh, aku tetap berlari sambil menatap kebelakang, melihat suamiku dengan beach outfit nya yang tengah berlari mengejar ku

"sayang berhentilah!" kali ini aku menuruti kata-kata suamiku yang sudah ia ucapkan beberapa kali sebelumnya

aku mengatur nafasku yang tak beraturan akibat adegan lari-larian tadi, ah aku jadi menyesal berlarian

tangan suamiku terulur untuk menuntun ku, ia membawaku duduk tanpa alas apapun diatas pasir

"duduklah"

aku menyenderkan kepalaku pada bahunya, melihat matahari yang jauh disana perlahan mulai terbenam

langit berwarna jingga bergradasi kuning itu selalu ku pandangi, senja... sangat indah...

"beberapa kali kita melakukan beach date tetapi kurasa kau lebih bahagia hari ini, ada alasan tertentu?"

aku mengangguk mengiyakan ucapannya, mataku yang terlena akan keindahan senja kini kufokuskan pada wajah tampannya yang dulunya selalu aku pandangi dari jauh saat SMA kini akhirnya bisa kulihat secara dekat, sedekat ini. siapa yang mengira seorang gadis biasa yang diam-diam menjadi pengagum rahasia bisa mendapatkan seseorang yang ia kagumi?

"aku mencintaimu"

omi-kun tertawa ringan lalu mengecup dahi ku cukup lama "dan tentu saja aku lebih mencintaimu"

"kita harus bahagia bertiga!" omi-kun menekuk alisnya tak paham, maksudnya bertiga?

"bertiga?"

aku mengangguk lagi dan lagi "iya bertiga, dia yang selama ini kita tunggu!"

hening. suamiku terdiam tak bersuara, sepertinya dirinya masih memproses apa yang aku ucapkan tadi

"sayang... kau tidak bercanda tentang ini kan?"

kali ini aku menggeleng, tentu saja tidak! aku sudah mengeceknya berkali-kali dan selalu menampilkan hasil yang sama setiap kalinya, pada akhirnya penantian ku dengannya selama satu tahun lebih itu datang juga

omi-kun menangkup kedua pipiku ia menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan, ia menyatukan kedua kening kita, kudengar ia mengucapkan kata 'terimakasih' yang selalu ia ulang berkali-kali

"aku berjanji akan menjagamu!"

"aku berjanji akan menjadi ayah yang baik untuk anak kita"

"aku berjanji akan menyayangi kalian berdua"

aku hanya tersenyum mendengarnya tak mampu berkata-kata lagi, di part ini biarlah senja yang menjadi saksi dimana dia berjanji untuk semuanya

'aku juga berjanji... berjanji untuk menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk mereka'

...

endingnya maksa parah, btw yaudahlah...

ʜᴜsʙᴀɴᴅ [sᴀᴋᴜsᴀ ᴋɪʏᴏᴏᴍɪ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang