Ambis

937 134 1
                                    

Jam menunjukkan pukul 23.30 penghuni rumah 7 bersaudara itu sepi, hanya ada satu kamar dengan lampu belajar yang menyala. Halilintar.

Ditemani dengan secangkir kopi hitam, Lintar sibuk mengetik dan mencatat beberapa tugasnya. Monitornya terbelah sehingga ia mengerjakan tugas sekolah juga part time ringan secara bersama. Bagi dirinya itu sudah rutinitas, tak heran bila ia sering bangun terlambat.

Lintar menyesap kopinya lalu kembali kehadapan monitor. Fokusnya tak buyar bahkan saat Taufan memergokinya (lagi) belajar terlalu keras.

"Ngeyel bener dibilangin" -Taufan

"Kenapa kebangun?"

"Abis dari kamar mandi" jawab Taufan sambil masuk ke kamar bernuansa hitam merah itu

"Lo tuh bisa sakit kalo gini terus" -Taufan

"Huum bener itu"

Bukan Lintar bukan juga Taufan yang berkata, melainkan Thorn di ambang pintu. Thorn memang sering terbangun jam segini untuk melihat bunga kaktusnya mekar.

"Ambis itu boleh kak cuma ya bukan berarti gak jaga kesehatan gini" -Thorn

"Ciee perhatian"

"Si anjing malah ngeledek, pa-EH!" -Taufan

"KAK LINTAR!" -Thorn




























Drama dikit yah 👀

Abdelol 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang