2. Mencoba Menggoyahkan Hati

238 19 5
                                    

Gea sepanjang malam merasa kesulitan untuk bisa tidur dengan nyenyak, bahkan dia baru bisa tidur pada dini hari. Sementara dia sudah harus bangun jam 6 pagi untuk bersiap-siap kerja seperti biasanya. Sehingga gadis itu hanya tidur tiga jam lamanya dan bangun dalam kondisi mata sembab dan juga kantung mata miliknya yang berusaha dia tutupi dengan bedak agar tidak begitu terlihat.

"Selamat datang kak, ada yang bisa saya bantu? Mau mencoba tester parfum di kami tidak kak? Ini adalah parfum keluaran terbaru kami dengan aroma vanila yang lembut, ada juga aroma bunga, dan yang paling best seller disini ada aroma cokelat yang biasanya disukai cewek-cewek cantik kayak kakaknya."

"Enggak mbak, permisi."

Gea hanya berusaha tersenyum begitu melihat orang yang lewat di depannya. Beginilah kesehariannya sebagai SPG, susah senang dia lalui demi bertahan hidup dan juga demi memenuhi uang kuliahnya. Meski saat ini Gea hanya berkuliah di Universitas Terbuka sehingga lebih memudahkan waktunya untuk bisa bekerja sembari kuliah karena sistem kuliah online dan hanya sesekali bertatap muka via zoom meeting.

Gadis itu tampak menyeka keringat yang membasahi keningnya, padahal mall tempat dia bekerja saat ini ber-AC. Namun tetap saja Gea masih berkeringat meski tidak banyak. Dia juga beberapa kali tidak fokus saat mempromosikan produk yang dia jual ke pembeli. Membuat gadis itu beberapa kali ditegur oleh temannya yang merupakan sesama SPG.

"Lo kenapa sih sedari tadi gue lihat kebanyakan bengong mulu." Vani yang kebetulan sedang agak luang karena tidak ada konsumen yang datang ke counternya kini mendekat dan menepuk pundak Gea pelan.

"Eh aku? Gak apa-apa kok, biasalah akhir bulan."

Vani yang sudah setahun ini menjadi teman Gea karena mereka merupakan rekan kerja seperjuangan hanya bisa mengernyitkan keningnya heran. "Masa sih, kok gue lihatnya gelagat lo ini kayak cewek yang lagi galau gara-gara putus cinta deh."

Mendengar tebakan asal yang dilontarkan oleh Vani sontak saja membuat Gea langsung agak panik. Yang mana hal itu justru semakin membuat Vani merasa curiga bahwa dugaannya memang benar adanya.

"Kok lo keliatan panik gitu, jangan bilang lo beneran habis putus cinta? Sama siapa emangnya, kok lo gak pernah cerita?"

Gea sebisa mungkin hanya berusaha untuk memalingkan wajahnya dari Vani yang tampak seperti sedang mengintrogasinya. Padahal saat ini Gea benar-benar ingin sejenak melupakan masalah yang dia alami kemarin. Sebuah hal paling buruk dalam hidupnya saat mengetahui bahwa dia sudah tidak jauh berbeda dengan seorang pelakor tanpa dia sadari.

"Kenapa ribut-ribut di sini? Balik ke tempat masing-masing, belum waktunya ngerumpi."

Mendengar teguran yang dilontarkan oleh salah satu senior mereka yang memiliki usia beberapa tahun lebih tua. Membuat Vani hanya bisa terdiam dan berjalan kembali ke tempatnya meski dengan ekspresi wajah kesal yang sebisa mungkin coba dia tahan.

"Mentang-mentang senior sok-sokan merangkap jadi pengawas. Padahal target bulananku juga udah tercapai, masih aja galak!" Vani yang pada dasarnya memang gadis bebal tetap saja menggerutu pelan hingga dia kembali ke tempatnya sendiri.

Melihat hal itu mau tidak mau membuat Gea merasa bersyukur karena teguran dari Kak Lena yang menyelamatkan Gea dari sesi interogasi Vani tadi. Gea tersenyum pada Kak Lena seperti bisanya, sekaligus berterima kasih secara tidak langsung karena dia tidak harus menjawab pertanyaan Vani.

"Kamu juga Gea, jangan kebanyakan melamun. Ntar kerasukan gak ada yang bisa bantu nenangin loh." Setelah mengatakan hal itu Lena kembali berjalan menuju ke tempatnya yang berada di bagian penjualan make-up.

Namun mendengar teguran dari Lena tidak membuat Gea merasa kesal seperti Vani. Tentu saja dia paham bahwa saat bekerja mereka memang dituntut untuk profesional, ia juga paham tujuan Lena menegurnya agar dia tidak sering melamun dan nantinya justru akan menurunkan kualitas kerjanya. Karena bagi Gea, ia lebih baik ditegur oleh rekan sendiri dari pada ditegur langsung oleh atasan yang jauh lebih menakutkan.

Tekanan Batin SelingkuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang