Aku melangkahkan kakiku terburu-buru. Perasaanku tidak nyaman, seolah-olah ada yang mengawasi gerak-geriku sedari tadi. Aku melihat jam tanganku. "Jam 6" gumamku. Aku melirik sekitar semua murid telah pulang kerumah masing-masing. Murid-murid yang ikut ektrakulikulerpun sudah lama pergi. Aku menarik napas kuat-kuat menghilangkan rasa gugupku. Aku tidak suka perasaan ini. Aku mempercepat langkahku menyusuri koridor sekolah dan berdoa dalam hati bahwa semuanya akan baik-baik saja.
BOOOM
Aku mendengar suara sesuatu yang jatuh. Suara itu keras sekali. Seolah-olah ada beban yang besar yang jatuh, lalu...
Krek...krek.krek..krek
Aku mendengarkan sesuatu yang berayun di besi yang berkarat. Hal itu benar-benar mengganggu telingaku. Aku tidak ingin meloleh ke belakang. Menulikan telingaku seolah-olah aku tak mendengarnya. "Oh Tuhan aku mohon jangan lagi" doaku dalam hati.
Langkahku mendadak berhenti. Aku tidak tahu mengapa tapi yang pasti aku bisa merasakan tidak jauh dari depanku ada seseorang atau mahluk yang sedang menatapku tajam. Aku tidak ingin melihat. Berusaha menekan rasa penasaranku sekuat tenaga. Tapi terkadang tubuhku tidak berjalan sesuai yang aku inginkan. Aku mendongkakan kepalaku.
"Oh tidak" ujarku. Tubuhku lemas seketika seolah-olah semua energiku tertarik oleh orang didepanku. Tidak. Bukan orang tapi mahluk. Lebih tepatnya mahluk mengerikan yang melotot menatapku dengan kakinya yang tidak menyentuh tanah. Aku bisa melihat gaun putih panjangnya berkibar-kibar. Wajahnya pucat pasi tidak ada senyum di wajah itu. Ada warna aneh yang melingkar dilehernya.
Semakin lama aku memandangnya semakin aku tidak sadar bahwa ia semakin mendekat padaku. Napasku tercekat. Otakku blank sama sekali. Aku ingin berlari dan berteriak tapi apa yang aku lihat seolah-olah mengisap seluruh jiwaku dan yang terakhir yang bisa aku lakukan adalah menutup mataku dan berusaha untuk mengembalikan tenagaku. Saat itulah aku berlari sembari berteriak kencang.
"TIDAK......."
Aku berlari sekuat tenaga berusah menghindari mahluk mengerikan itu, tapi entah mengapa semakin lama dan semakin jauh aku berlari aku tetap tidak menemukan rasa aman. Aku menaiki tangga mencoba untuk bersembunyi. Aku terus berlari tanpa memedulikan entah untuk keberapa kalinya aku tersandung dan jatuh. Darah di lututku tidak aku rasakan lagi yang hanya ingin aku lakukan saat ini adalah pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Aku memasuki kelasku dengan cepat aku mengunci pintu dan meringkung di sudut ruangan dekat lemari kelas. Jantungku terus berdetak tidak karuan. Aku berusaha menengkan perasaanku dengan cara menghirup udara sebanyak-banyaknya tapi semakin banyak udara memasuki rongga paru-paruku sebanyak itupula jantungku berdetak kencang tak karuan. "Aku aman" ujarku untuk menenagkan diriku sendiri. Tapi tidak lama aku mengucapkan itu.
Aku bisa melihat gaun putih yang melayang-layang tak jauh dari tempatku. Saat itulah aku menyadari bahwa aku tidak akan pernah lolos lagi. Kepalaku seolah-olah di tarik untuk melihat menghadap langsung mahluk itu. Aku menatap matanya yang putih dan seringai tajam di wajahnya tapi itu tidak lama sampai kemudian mulut itu membuka dan lidahnya terjulur panjang. Semakin panjang dan terus panjang dan bergulir hingga kaki ku. Aku ketakutakan tpi tidak bisa memalingkan tubuhku. Mahluk itu semakin mendekat dan terus mendekat hingga wajahnya berhadapan denganku. Jarak kami begitu dekat hingga aku bisa merasakan rambutnya yang panjang berkibas dan mengelitik wajahku. Lalu mahluk itu mengeram nyaring sekali layaknya serigala. Dan saat itu aku mengerti semua telah berhakir dan tidak akan pernah menjadi sama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Dark
HorrorAnnora Elysia Orlin berarti 'Perempuan yang bercahaya kemilauan keemasan dari surga' nama yang indah tapi berbading terbalik dengan sang pemilik nama yang cenderung tertutup, pendiam dan anti sosial. Dia seorang Crystal dan itu semua menjelaskan sem...