Part 1 : Hellow to School

102 5 0
                                    

Aku masih diam terpaku memandangi pagar tinggi bercat merah keemasan itu. Simbol singa dan buku serta ukiran bahasa latin mengelilingi sekitar dua symbol tersebut. Satu kata yang bias aku katakana. Takjub. Aku memang benci sekolah formal berikut dengan isi-isinya tapi aku belum pernah melihat sekolah yang seindah ini. Bangunanya sungguh klasik dan aku berani bertaruh sekolah ini pasti dibangun pada zaman belanda masih mendiami Negara ini. Walaupun bangunanya lama tapi tidak dapat dipungkiri terdapat sedikit sentuhan modern. Hufttttt...

Tettttt....

Aku terkejut dengan reflek menoleh kebelakang. Oh bodoh, aku baru saja berdiri di tengah-tengah gerbang dan menghalangi mobil mewah berwarna hitam dan silver. Dengan wajah tertunduk malu aku melangkah ke samping. "Pasti orang di dalam mobil itu menganggap aku orang kampung" rutukku dalam hati.

Pagar indah itu membuka secara otomatis. "6.30. Apa aku tidak datang kepagian ya" gumamku. Aku melangkahkan kakiku memasuki gedung sekolah itu. Sebelah kiriku terdapat taman yang sangat indah di penuhi bunga-bunga cantik yang tertata apik di tengah taman itu berdiri dengan megah air mancur, terdapat 3 patung disitu. Satu patung berbentuk putri duyung dengan kendinya, satu lagi patung peri atau malaikat cantik dengan sayapnya dan satu lagi seorang gadis cantik yang berbaring dengan sehelai kain yang menutupi bagian-bagian sensitifnya. "Apa patung itu tidak terlalu vulgar?" tanyaku untuk diriku sendiri.

Aku mengalihkan pandanganku ke samping, aku bias lihat lapangan luas dengan rumput yang tertata luas. Jenis rumput impor. Aku melangkahkan kakiku. aku tidak boleh jatuh cinta dengan sekolah ini. Yaaa walaupun hanya kepada gedung dan arstitekturnya saja juga ga boleh. Aku harus cepat-cepat mengerjakan tugasku dan angkat kaki dari sekolah ini.

Setelah bertemu dengan kepala sekolah dan penjelasan singkat mengenai sekolah ini. Ok ralat penjelasan yang amat sangat lama, bahkan aku sudah mulai bosan. Untuk apa kepala sekolah itu menerangkan sejarah dari awal sekolah ini berdiri. Aku bersyukur sudah tidur dengan cukup semalam jika tidak aku jamin bahwa diriku akan jatuh tertidur di meja kepala sekolah, sesuatu yang tidak aku harapkan di awal pertemuanku. Alhasil membutku melewatkan les pertama.

Disinilah aku berdiri mematung berhadapan dengan seluruh siswa yang memandangku dengan tatapan menyelidik. Aku bias lihat tatapan menyepelekan mereka kepadaku atau tatapan penasaran. Seumur hidupku inilah pertama kalinya aku dihadapkan pada situasi yang mengahruskan aku untuk memperkenalkan diriku di depan orang banyak.

Setelah acara memperkenalkan diriku. Aku ditempatkan untuk duduk disalah satu bangku disebelah seorang gadis berkuncir kuda dengan kaca mata tebal. Aku tersenyum kepada gadis yang akan menjadi teman sebangku ku itu dan ia membalas senyumanku. Manis. Senyumanya manis walaupun bisa aku pastikan dari cara dandananya dia pastilah salah satu dari golongan nerd  dari sekolah ini.

Yaaa sejenis denganku bila menilik penyamaranku saat ini. Rok dibawah lutut, kaus kaki panjang mencapai betis, rambut ikat dua dengan aksen pita dan kacamata berframe besar. Ohhhh tidak lupa juga dengan tas buluk yang sudah pudar warnanya yang telah ku pakai selama berabad-abad. Penyamaran yang sempurna.

Pusing. Itulah yang ku rasakan saat ini setalah 3 les otakku dihantam terus menerus dengan pelajaran kimia dan fisika. Owhhhh aku benci pelajaran eksakta. Pelajaran itu membuatku muntah hanya dengan melihat rumus dan angka-angka itu. Aku merebahkan kepalaku ke meja sembari memijat kepalaku dengan keras.

"Ayo.." ajak Laras teman sebangkuku, sekaligus teman pertamaku. Aku mendongkakan kepalaku dan melihat ke arahnya.

"Kemana?" tanyaku malas

"Aku akan memperkenalkan sekolah ini padamu. Ibu Nindya menyuruhku untuk menjadi tour guide mu seharian ini" jelasnya sembari tersenyum hangat. Oh aku lupa tadi pas acara perkenalan diriku yang kupastikan GAGAL.

Story Of The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang