Aku terbangun dari tidurku. Oh sial. Aku jatuh tertidur. Aku melirik jam tanganku 6.45. aku melirik kea rah jendela, langit sudah mulai merubah warnanya. Gara-gara loker aku jadi jatuh tidru di kelas. Aku harap pintu kelas tak terkunci. Aku melangkahkan kaki ku menuju pintu. Memegang ganging pintu sembari berharap cemas.
Krekkkk. Syukurlah pintunya ga terkunci. Aku buru-buru melangkah keluar dan menuju loker 1999.
"Ngapain sih kita disini, Ad?" tanya sesorang yang ga ku tahu keberadaanya. Aku buru-buru masuk ke kelas lagi. Sial. Gagal lagi. Siapa lagi sih ini. Bukanya semua kegiatan sekolah harusnya berhenti tepat pukul 6 pikirku. Aku merapatkan telingaku ke pintu kelas. Suara langkah kaki kian mendekat.
"Udah deh ga usah banyak tanya. Yang penting ikutin aja aku"
"Kamu gila ya. Kalau ketahuan sekolah bisa kena hukum kita"
"Kamu lupa ya siapa pemilik sekolah ini" ucapnya bernada sombong
"Huh..." dengusnya "Iya terus kita mau ngapain disini? Bentar lagi gelap"
"Kamu takut ya? Kalau kamu takut Dev lebih baik kamu pulang sendiri sana gih. Biar Tian ama Al yang neminin aku. Kamu takut kan?"
"Enak aja aku takut. Aku ga takut ya. Seorang Deven Blade Lavoisier ga mengenal rasa takut"
"Yaudah" dengus Adriell.
"Udah deh ga usah ribut. Kita selesaikan semuanya dengan cepat. Kamu mau menyelidik kasus yang 2 bulan lalu kan Ad?" tanya seseorang dengan nada tegas.
"Yapsss...100 buatmu Al. Sebagai cucu pemilik sekolah ini aku ga bisa membiarkan gossip-gossip yang ga jelas merusak nama baik sekolah ini. Aku harus buktikan bahwa semua itu bohong. Kejadian 2 bulan lalu hanya kecelakaan dan ga ada sangkut pautnya dengan hal mistis" jelas Adriell panjang lebar
"Bukanya kamu percaya ama yang berbau mistis ya" ucap seseorang dengan nada sinis
"Yapsss...100 buatmu Mr. Sarkastian tapi aku ga percaya ada hal-hal yang berbau mistis di sekolahku ini"
"Udah deh ga usah banyak ngomong. Kalau kalian terus berdebat dari tadi ini ga bakalan selesai. Ayo cepat jalan" ucap Al dengan nada memerintah.
Aku mendengarkan setiap percakapan mereka. Aku melangkahkan kakiku keluar setelah aku merasa mereka sudah jauh "Satu lagi orang memiliki rasa penasaran tinggi" dengusku. Aku berjalan menuju loker 1999. Aku menekan digit angka di loker Laras namun...
Brakkkkk.....ahhhhhhhhh
Triakan. Aku berlari menuju asal suara. Kacamataku terlepas entah kemana rambutku sudah acak-acakan tapi bukan itu yang kepedulikan. Yang kupedulikan hanyalah triakan tadi. Aku harap aku tidak terlambat. Aku berhenti di salah satu ruangan. Aku bias merasakannya. Ada aura yang aneh di sini.
"Kalian benar-benar mengusik ketenanganku. Aku ga bakalan membiarkan ini" triak salah sesorang dari dalam. Aku buru-buru membuka pintu itu. Aku terkejut melihat pemandangan di depanku. Mahluk itu tampak marah memandangi ke empat pemuda yang jatuh terduduk di depannya. Matanya merah semerah baju yang ia kenakan yang terus berkibar-kibar sedari tadi. Mahluk itu mendekati ke empat pemuda itu
Aku berlari kedepan. "Berhenti" triakku sembari menjulurkan tanganku di depan antara mahluk itu dan keempat pemuda itu
"Siapa kau? Berani sekali mengangguku"
"Kamu ga boleh menyakiti mereka. Kamu harus ingat khodratmu. Manusia dan hantu memiliki dunia yang berbeda. Dan kamu ga boleh mengusik dunia manusia. Kamu telah melewati batas" ucapku lantang
"Hahhahahahah" mahluk itu tertawa dengan menakutkan "Melewati batas? Siapa yang melewati batas merekalah yang telah melewati batas dengan mengusikku" tunjuk mahluk itu "Dan aku ga akan membiarkan mereka lepas" tegasnya
Aku menolehkan kepalaku kearah ke empat pemuda itu yang ada di belakangku. "Pergilah dari sini" perintahuku. Mereka diam, sepertinya mereka belum sadar akan keterkejutan mereka. "Pergilah dari sini kalau kalian mau selamat" triakku lagi.
"A..apa itu..." tunjuk salah seorang dari mereka kearah mahluk itu. Matanya masih menatap mahluk itu.
"Jangan tatap dia. Alihkan mata kalian ketempat yang lain lalu pergilah" triakku lagi. Tak ada pergerakan. Aku memutar kepalaku lagi kearah mereka. "Apa kalian ga dengar apa yang aku bilang tadi? Cepat pergi sekarang" teriakku lebih kencang. Aku berhasil mendapat perhatian mereka. Dengan cepat mereka berdiri dan berlari keluar
"Tidak. Mereka tidak boleh pergi. Sekarang mereka milikku" triak mahluk itu marah sembari menatapku tajam
"Kalau kamu menginginkan mereka. Kamu harus hadapin aku dulu" jawabku lantang
"Hahah..itu tidak masalah gadis kecil"
***
Di sisi lain Adriell, Alvaro, Chrsitian dan Deven berlari kencang menuju tembok sekolah. Deven sudah memanjat tembok sekolah dan Tia ada di sisinya.
"Ayo pegang tangan kami Ad Al" ucap Deven menjulurkan tangannya
"Tunggu dulu" ucap Adriell "Bagaimana dengan gadis itu?" keempatnya tersentak. Mereka langsung mengingat gadis yang menolong mereka tadi. "Kita ga boleh membiarkannya sendiri"
"Kamu gila ya Ad. Kamu ga denger apa tadi gadis itu bilang bahwa kita harus segera pergi. Kalau dia memiliki keberanian seperti itu berarti dia memiliki kemampuan menghadapi mahluk itu sendiri" jelas Deven gusar
"Tapi tetap saja ini ga bener. Kita berlari layaknya pengecut disini dan membiarkan seorang gadis dalam masalah" protes Ad
"Dia benar Dev. Kita ga boleh meninggalkan gadis itu kalau kita meninggalkanya berarti kita pengecut" Alvaro mendukung Adriell
"Trus gimana kalian mau balik ke sana dan mati" ucap tian sinis
"Kita ga bakalan mati. Aku akan memanggil keamanan sekolah" ucap Ad sembari mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
****
please voment dan reviewnya. :) biar lanjut atau engga
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Dark
KorkuAnnora Elysia Orlin berarti 'Perempuan yang bercahaya kemilauan keemasan dari surga' nama yang indah tapi berbading terbalik dengan sang pemilik nama yang cenderung tertutup, pendiam dan anti sosial. Dia seorang Crystal dan itu semua menjelaskan sem...