chapter 5

5 2 0
                                    



Hari ini adalah hari yang sibuk bagi kaum babu, yaitu hari Minggu. Kamu tau kenapa dibilang hari sibuk? Coba aja tanya readers, kegiatan rutinnya dihari Minggu yaitu, bangun tidur, beres-beres kamar, nyuci piring, nyuci baju, nyapu, ngepel ... Dan banyak lagi kegiatan yang super menyibukkan. Saat sudah selesai dan membaringkan badan, Mak datang bawa sapu sambil ngomel "punya anak perempuan, tapi kayak ngga punya anak!! Males-malesan aja kerjaannya!! Coba bersih-bersih! Kalo udah berumah tangga nanti mau kayak apa?! Rumahnya diliat kayak kandang babi!"

Jujur saja, dimarahi kayak gitu bikin telinga bocor dan berdarah. Ayolah Mak, bahkan kita rela ngga mandi pagi buat beres-beres dulu.

Oke, beban keluarga kita skip curhatnya.

Lain lagi bagi Jihan, dia kini tengah berbaring di kasurnya dan sesekali berguling-guling. Membosankan, ingin beres-beres ... Sudah dikerjakan duluan oleh bi Inah, belajar juga membuatnya bosan, semua materi pelajaran sudah masuk dikepalanya, dan kini tengah bingung ingin mempelajari apa lagi. Kalo belajar mencintai kamu kan ngga mungkin.

"Ngga ada gitu yang ngajak gue jalan?" Gumam Jihan.

Dulu saat SMP, kalau dia bosan seperti ini pasti pergi mengganggu Reyhan, atau sebaliknya. Namun sejak bertambahnya usia, hubungan mereka merenggang, selain karena mereka sama-sama sibuk, orang tua mereka juga tak mengijinkan Reyhan terlalu dekat dengan Jihan.

Suara dering ponsel menyadarkan Jihan dari lamunannya, diambilnya ponsel dari atas nakas.
Nama Davin tertera dilayar ponselnya.

Davin🖤

Jalan yok bby, aku kangen jalan berdua sama kamu.

                                                       Ayok, aku bosen dirumah!

Oke, tunggu ojolmu ini bby ❤️
/Read

Jihan tersenyum tipis melihat pesan terakhir dari Davin. Dia lantas bangkit dari baringnya, membuka pintu lemari dan memilih baju untuk kencan nya di akhir pekan ini, Jihan sudah mandi tadi. Netranya tertuju pada baju yang terletak paling bawah. Baju kaos berwarna putih dengan balutan jaket lepis, serta celana lepis pendek sepaha yang membuat dia tampak langsing, tak lupa juga sepatu kets putih dan tas lengan berwarna hitam. Jihan juga tak lupa untuk mengikat rambutnya, dan melapisi wajahnya dengan sedikit bedak, serta memakai lip tint, agar bibirnya tidak terlihat pucat. Segar, itu yang dilihat Jihan saat dirinya sedang berkaca.

Dering ponsel menyita perhatiannya.

Davin 🖤
Aku udah di depan bby.

Jihan melangkahkan kakinya, menuruni tangga tanpa ragu, sebab kedua orang tuanya kini tengah berada di luar negeri mengurusi perusahaan disana. Reyhan juga tak ada dirumah, entah apa yang dilakukan kembarannya itu di akhir pekan begini.

"Bi! Jihan pergi dulu!" Teriak Jihan saat hendak membuka pintu.

"Iya non!" Jawab bi Inah tak kalah teriak.

Jihan berlari kecil, melihat Davin yang tengah bertengger (?) Di atas motornya. Jihan berhenti tepat disamping motor Davin. Setelan Davin hari ini sangat keren, ngga cuma hari ini sih. Dengan menggunakan kemeja hitam dan kaos di dalamnya, juga celana hitam dan sepatu berwarna putih.

"Morning, babe!" Sapa Davin tersenyum manis.

'ah, asupan pagi!' batin Jihan.

"Morning too!" Jawab Jihan.

Davin menatap Jihan, gadisnya hari ini nampak sederhana dan menyegarkan. Kulitnya yang cerah dan juga aroma strawberry yang menguar dari tubuh jihan, membuat Davin candu dengan aroma gadis itu. Alis Davin mengerut tat kala leher jenjang gadisnya nampak jelas, dia langsung menarik ikat rambut Jihan tanpa pikir panjang hingga rambutnya mangurai.

JIHAN (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang