Vano yang Seperti biasa bertugas menjaga lapangan pada saat istirahat Melihat sekeliling lapangan yang penuh siswa yang bermain sana-sini. Tak kenapa pada saat dia di lapangan kenapa dia selalu melihat reva yang bersama teman-temannya. Vano yang berusaha menghalangi pandangan dari Reva selalu tidak bisa, karna vano sudah menanamkan perasaan pada reva.
"Auhh ahhkkk, buat apa mikirin reva yang tidak pernah mikirin aku." Benak vano
Tiba-tiba konco vano yang brengsek datang
" Woiii bangsadd.... ngpain lu!." Ucap Alex
" Ya elah lex apa lagi kalau nggak si motor gigi Revo. Ehh salah reva." Tumpah zai" Lu memang anjimmm... nama orang lu ganti! Ntr nama mu kita ganti jadi zaitai." Ucap Alex
" Lu berdua kok bising yah... mulut lu semua kaya rem mobil blong... nyorttt aja." Ucap vano
" Izin kan ku bunuh kau, membunuh Rivano anjim." Ucap zai
" Lu nyayi, puisi, atau berak sih." Ucap Alex
" Zai mah gitu gila ganti lirik lagu." Ucap Rivano
" Gini yah saudara-saudara ku tercinta. Aku mencintai kalian." Timpal zai
" Njirrr gay lu." Ucap vano
" Yaelah zai bising Mulu. Btw gini vano kalau lu suka tu sama reva embat lh, apa lagi dari ribuan siswa di sekolah ini hanya mendapatkan 1 perempuan susah amat kaya mau jadi presiden aja lu." Ucap alex
"Njirr lh sok tau lu pada, udalah pergi Sono, beli jajan biar ada makanan, dari pada kalian gaje Mulu." Ucap Rivano
"Kelamaan lu kayak apa lh sok iye." Ucap zai
Akhirnya zai dan Alex pergi ke kantin membeli makan, dan Rivano yang masih mengawasi lapangan.
Selang beberapa menit kemudian Rivano mengelilingi lapangan, karna terlalu ramai vano tidak lihat jalan. Tanpa sengaja vano menabrak seseorang
"Ehhh... sorry gua gk sengaja karna ramai." Ucap Rivano sambil membagusin baju.
" Astojimm abng kalau jalan hati-hati ni kan jadi berantakan." Ucap reva
Rivano menoleh ke atas dan dia terkejut ternyata dia menabrak reva. Rasa nya berubah Rivano jadi gugup.
"Eee...eee iya-iya aku gak sengaja, yudah aku pergi dulu." Ucap Rivano sambil meninggalkan reva
" Aneh lu, ketos tapi ngomong lagu kek anak esede baru belajar ngomong." Lugu Reva
"Ahhh..ngak hanya kaget doang." Balas vano
" Ahh masa iya." Balas Reva
" Hmmm...ysudh lah yang penting aku minta maaf. GK sengaja " timpal vano
" Oke sih...." Jawab Reva
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Sunyi
Historical Fictionhidup bagaikan pesawat kertas yang terbang dengan bantuan tenaga. yang di buat dengan kertas yang di terbangkan dengan usaha, begitu juga kita yang di terbangkan untuk meraih prestasi dengan harapan yang kita inginkan