Di kamar nuansa galaksi, seorang gadis masih memejamkan matanya. Matanya mengerjap saat merasakan cahaya matahari.
"Eungh..."
Gadis itu menggeliat, menatap sekitar dengan seksama. "Masih sama."
Gadis itu turun dari kasurnya, mengambil handuk dan berjalan memasuki kamar mandi.
Tok... tok... tok...
"Dek, kamu ada didalam?" teriak Marcel.
Marcel mengerutkan keningnya, apa mungkin Mora belum bangun? Marcel melihat jam tangannya, sudah jam sepuluh.
"Dek, udah bangun belum?"
Karena tidak mendapat jawaban, Marcel membuka pintu kamar Mora.
"Dek."
Marcel mengedarkan pandangannya mencari adiknya itu. Tatapannya tertuju pada pintu kamar mandi saat mendengar suara air.
Sambil menunggu adiknya selesai mandi, Marcel duduk di sofa yang berada di kamar Mora.
Ceklek.
Mora keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk, matanya langsung menatap Marcel yang sudah berada dikamarnya.
"Sejak kapan abang ada di kamar Mora?"
Marcel mendongak saat mendengar suara Mora, "barusan. Kenapa belum keluar kamar dari pagi?"
Mora mengerjap, kemudian menggeleng. "Aku baru bangun tidur bang. Makanya belum keluar."
Marcel mengangguk, "kalau udah pakai baju, kamu langsung turun ya. Kamu belum makan dari pagi." titah Marcel yang diangguki oleh Mora.
Marcel langsung keluar dari kamar Mora, membiarkan adiknya itu menggunakan baju.
Marcel berjalan menuruni tangga, di ruang keluarga sudah berkumpul semua anggota keluarga Federick.
"Mora nya mana bang?" tanya Nanta.
Marcel duduk di samping Freya, menyandarkan kepalanya dibahu Freya yang langsung ditepis oleh Samuel.
Marcel berdecak, mendelik kepada Samuel. "Mora baru mandi, bentar lagi pasti turun."
Nanta mengangguk, kemudian dia kembali menonton kartun kembar botak yang tidak lulus tk sedari dulu.
Marcel berdecak kembali saat melihat apa yang sedang Nanta tonton. "Tontonan lo kayak bocah SD aja."
Nanta langsung menjauhkan remote saat tangan Marcel akan menggapainya. "terserah Nanta lah. Kan yang duduk duluan Nanta, jadi sekarang televisi ada dikuasa Nanta."
"Ya gue gak masalah kalau lo nonton yang lebih berfaedah sedikit. Ini apa? Malah nonton tontonan bocah. Inget Nan, lo itu udah SMA. Udah bukan jamannya lo nonton beginian."
Nanta mencebikan bibirnya, "suka-suka lah. Lagian gak ada larangan buat anak SMA nonton film begini."
"Ganti Nan, abang mau nonton juga."
"Nonton tinggal nonton aja, ribet banget sih lo bang." kesal Nanta karena diganggu oleh abangnya.
"Pindahin chanelnya!"
"Enggak! Nanta masih mau nonton ini."
Marcel melotot pada adiknya itu, "nurut sama abang. Pindahin chanelnya sekarang!"
Nanta mengerucutkan bibirnya, "ngalah dikit sama adik kenapa sih bang. Nanta masih pengen nonton si kembar."
Marcel menghela napasnya pelan, sebenarnya dari mana sifat keras kepala adiknya ini? Perasaan dia tidak sekeras kepala itu. Marcel tahu, pasti dari daddynya, Samuel. "Yaudah, kalau lagi iklan pindahin ke tontonan abang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra Love Story
Historical FictionTransmigrasi series ~ 2 •••••• Zea Andara Alexander, putri bungsu keluarga Alexander yang tidak pernah di anggap. Zea berpura-pura lemah di depan keluarganya hanya karena ingin di perhatikan, tapi mereka semua malah semakin membencinya. Sampai kejad...