Chapter 05

716 61 0
                                    

Senin

Pagi ini hujan deres banget, Vico sampai bingung mau gimana, soalnya mobil dirumahnya cuma ada dua, satu dipake papa, satu nya dipake sama om nya pergi.

"Cih! Masa punya mobil cuma dua, dasar miskin!"gumam Vico mengumpati keluarganya sendiri.

Vico menoleh ke belakang,"Julia belum bangun juga?!"kesal Vico, ia masuk lagi dan tak melihat Julia turun, terakhir ia melihat istrinya itu saat istrinya tidur, ya dia emang bangunin Julia cuma julianya cuma respon,'hemm' sambil perbaiki pose tidurnya, emang bikin kesel, karena tak sabaran Vico menyusul masuk ke rumah dan berjalan menuju tangga, tak lama mama nya datang dengan menuruni tangga.

"Vico, kayaknya Julia ga bisa masuk sekolah, dia sakit, panas soalnya"ucap mama.

Vico terdiam, ia tak menjawab ucapan mama nya, ia naik ke lantai 2 buat ngelihat keadaan istrinya sekarang.

Saat masuk kamar dia ngelihat Julia lagi selimutan dikasur,"(badannya sampe menggigil..)"batin Vico, ia mendekati Julia, ia menyentuh dahi istrinya,"kok Lo bisa sakit?"tanya Vico yang sebenarnya agak bego untuk dijawab oleh lawan tanya.

Julia tidak menghiraukan pertanyaan Vico,"ka-kamu berangkat sekolah s-sendiri yah ha-hari inihh.."ucap Julia bergetar karena dia bener bener kedinginan, YAIYALAH! Badannya aja bergetar, gimana ga kedinginan.

Vico terdiam, tak lama mama datang, Vico menoleh,"ma, vico ga mau masuk sekolah"ujar Vico ke mama nya, mama mengkerutkan keningnya,"kenapa?"tanya mama.

"Gapapa ma, lagian kalau vico masuk, siapa yang ngurus julia disini?"tanya vico, hati mama menghangat, ia tak menyangka bahwa putranya akan seromantis itu.

"yaudah, nanti mama yang izinkan ke Bu guru"ucap mama, Vico mengangguk, pria itu menoleh ke arah mangkuk putih yang muncul asap diatasnya.

"Itu bubur buat Julia?"tanya Vico, mama mengangguk,"kamu mau suapin dia?"tanya mama, Vico menoleh ke Julia, lalu mengangguk.

Mama tersenyum, ia memberikan mangkuk yang terasa hangat itu ke putranya,"suapinnya pelan pelan ya"ucap mama, Vico mengangguk.

"yaudah mama keluar dulu"mama pun keluar dari kamar, Vico menatap Julia,"duduk Jul"ucap Vico lembut, Julia pun duduk, Vico menatap wajah Julia yang pucat,"(Astaga, dia sampai pucat begini)"batin Vico.

Vico pun menyuapi Julia dengan bubur itu, disuapan pertama Julia merengek karena buburnya kepanasan, ya.. itu karena Vico lupa tiupin buburnya, emang gajelas dan dia sekarang lagi ngelamun sambil senyum senyum gajelas like an orgil.

"P-Panash!"

Vico terkejut dan panik,"mau minum?"tanya Vico, Julia menggeleng,"terus?"tanya Vico lagi, Julia diam sambil menatap Vico tajam, ia menatap Vico dari atas sampai bawah sinis.

"Tidak usah suapi aku! aku bisa makan sendiri!"bentak Julia, gadis itu benar benar emosi, karena.. entahlah, Vico pun bingung karena apa istrinya marah pada dirinya, padahal kan hanya masalah SEPELE.

Vico tidak menghiraukan bentakan Julia, namun... Julia tadi menyebutnya 'aku'? Wahh bukankah itu sebuah kelangkahan yang sangat langkah!

Julia menarik mangkuk itu dari tangan Vico,"pergilah sekolah!"kesal Julia, Vico menatap Julia,"jul--"

"Apa?!"

"Sini biar gue suapin aja!"ujar vico yang kembali merebut mangkuk itu,"ck!"kesal Julia.

Sebenarnya saya tahu kamu mau ngurus saya dirumah karena kamu tidak mau mengikuti ulangan harian matematika disekolah, saya tahu ide licik kamu Vico, kamu pikir saya bodoh yang percaya kamu peduli sama saya, pikir Julia.

"Vico!"panggil Julia, Vico menoleh,"kenapa?"tanya Vico,"kamu bohong"ujar Julia, Vico mengkerutkan keningnya,"maksudnya?"tanya Vico,"saya tahu kamu embel embel sama mama dan bilang kalau kamu mau ngurus saya, padahal kamu ingin menghindari ulangan harian matematika, iya kan?"tanya Julia, Vico menggeleng,"(g-gue gak nyangka Julia bisa tau rahasia gue sebaru ini..)"batin Vico, "tidak usah berbohong, saya tahu otak licik kamu"ucap Julia,"iya, Lo bener banget, kok bisa tau?"tanya Vico.

Julia terkekeh ia tak menjawab, jika Julia ditanya dengan seyuyur yuyurnya, gadis itu merasa kecewa, awalnya ia percaya bahwa Vico akan mengurusnya, namun ia mengetahui semuanya disaat...

Flashback.

"duduk Jul!"suaranya sangat lembut, ya saya akui saya suka dengan suaranya saat itu.

Karena merasa senang, saya nurut saja yang disuruh sama Vico, dan akhirnya saya duduk tegak dikasur.

Namun saat Vico mengambil bubur dan menyuapkannya ke mulut saya, karena saya merasakan panas dalam makanan itu, saya pun menggerang, tapi Vico tak menghiraukan erangannya, padahal sudah jelas jelas dirinya menggerang kepanasan, namun Vico malah tersenyum melihat kearah tasnya yang sudah ia letakkan di kasur yang berada disamping kanannya, Julia merasa kesal.

Tiba-tiba ia teringat dengan ucapan pak Reza kemarin,"Anak anak besok ulangan harian matematika, dipastikan datang, namun jika ada penghalang untuk datang, dipersilahkan izin ke saya lewat japri"sialan si Vico, dia bilang mau ngurus saya malah mau menghindar dari ulangan MTK, sebenarnya saya agak malu karena berharap Vico bener bener peduli sama saya.

"P-Panash!"Saya sengaja kerasin suara erangan nya supaya Vico sadar.

Si Vico benar benar membuat saya emosi pagi pagi.

Vico terlihat panik,"mau minum?"saya ga butuh itu, tapi saya kesal karena dia sok sok an peduli sama saya agar tidak mengikuti ulangan matematika.

"terus?"disitulah saya benar benar murka, saya menatap dia tajam dan akhirnya.

"Tidak usah suapi aku! aku bisa makan sendiri!"saya ngeluarin semua kemarahan saya dengan nada tinggi dan tanpa menyadari apa yang aku ucapkan barusan, sebenarnya saya sadar apa yang saya bilang, namun saya berpura pura tidak sadar, jika ia sadar dan bilang 'maksudnya saya!' kan malah akward? Benar bukan? Jadi saya diam sembari menarik mangkuk itu dari tangan Vico.

Flashback end.

"Kenapa Lo ngelamun? Pasti Lo ke GE-ER an gue bakal peduli dan care sama Lo"ujar Vico.

"ngomong-ngomong, care sama peduli itu sama artinya"jawab Julia,"ahh sama aja"ketus Vico,"tapi bener kan, awalnya Lo ngira gue peduli dan bakalan ngurus Lo?"tanya Vico, Julia terdiam ia tak menjawab dan hanya mematung, lagian kalau dijawab Vico nya ikut ke GE-ER an karena berhasil buat Julia hampir baper.

"Sudah suapin saya saja dulu, tidak usah banyak ngomong!"Julia mengalihkan pembicaraan, dan akhirnya mereka diam-diam an dengan Julia yang mengunyah makanan dan Vico yang menyuapi Julia dengan kelembutan.

"(Asal Lo tau Jul, gue emang awalnya niatnya begitu, tapi gatau sekarang ini gue memang mau ngurus lo sampe sembuh)"batin Vico.

Bersambung....

Ekhemmm, mencium bau benih benih cinta nichh💕😂




Mrs. Cold ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang