hujan dan payung kesayangan

3 0 0
                                    

-wan lubnayya nabigha-

Astaghfirullah.......
Kok bisa lupa gini sih......

Hari ini hujan turun, sekarang waktu menunjukkan pukul 17:30, setengah jam dari waktu pulang kegiatan ekskul. Aku berdiri di pojok gedung, berteduh sambil merogoh isi tas dan menyadari aku lupa bawa payung. Sekali lagi aku melihat jam di tanganku, dan melihat sekitar. Sekolah sudah sepi, dan sebentar lagi Maghrib tiba, aku yang ingat bahwa ada jadwal mengajar ngaji, agak panik dan jadi ingin sekali menerobos hujan ini, berlari pulang ke rumah. Namun, kaki belum melangkah si peraih banyak penghargaan menghampiriku dan langsung memberi payungnya tanpa permisi, lari begitu saja menuju parkiran di sebelahnya.

Belum sempurna otak ini berjalan, aku berteriak ke arahnya, melambaikan tangan sambil memegang payungnya.

"Kak payungnya...."

"Brrrrrmmmmm!!"

Motor pria itu melaju menembus hujan, dengan aku yang tertinggal dengan payung yang ia berikan.

Sebenarnya dia itu siapa sih.....

Aku yang merasa tidak enak, memakai payung yang diberikan dengan meninggalkan tanda tanya dipikiran ku. Hujan yang turun tidak sederas tadi, jadi aku bisa sedikit berlari dan bergegas pulang.

"Assalamualaikum..... " Salamku riang
"Waalaikumusalam kak!!!" Jawab anak panti riang
"Eeeeeit.... Jangan aneh aneh dulu, mandi sana, ganti, nanti demam...." Sergah umi khawatir
"Siaaap umiii" jawabku semangat

Payung yang basah akanaku bawa ke belankang dan niatnya akan dikeringkan disana. Namun, mandi dan bebersih lebih utama. Aku melepas hijab yang sedikit basah dan membiarkan rambut yang agak kepanjangan ini terurai. Sebelum basah, aku teringat lagi sosok Kaka kelas yang memberi payung.
"Aaaaaaah!!!" Teriakku malu berusaha untuk menghilangkan kesannya dari benak ini.
Semoga besok baik baik saja.

-besoknya-

Jujur, kalo tau reaksi mereka bakal begini, aku gak akan cerita hal kemarin, sumpah. Mata carol berbinar semangat bak reporter melihat berita hebat. Sarah yang tampak capek dan tak acuh hanya menguap tidak karuan. Kami berjalan bertiga sebelum kami masuk kelas kami masing masing. Seperti biasa, Carol tampil agak eksentrik dan Sarah tampi apa adanya, tapi keduanya mau diapain juga... Mereka kelihatan cantik.
"Udaaaaah, kelas kita tuh disono noh!" Ucap kesal sarah ke Carol menariknya paksa
"Tapi...... Ceritanya si nay ini gak boleh dilewatkan sar!! Tunggu bentar napa!"
"Gak!! Kumis pak Wawan dengan tugasnya nungguin kita ege, ayo cepet!!"
"Yaaaaaah....... Sarah maaaah gitu .."

Sarah membuat Carol masuk ke kelas mereka. Aku yang terhibur dengan mereka berdua langsung menuju kelasku. Si peraih penghargaan, kak Axel terlihat sedang bercanda dengan teman temannya. Aku menarik nafas, memberanikan diri untuk mengembalikan payungnya. Setelah dirasa cukup, aku pun menghampirinya, tiga temannya dan dia sendiri nampak bingung dengan tingkahku.
"Kak!"
..............
"Ini payungnya kemarin, terimakasih ya kak, assalamualaikum."

Setelah mengucapkan itu, aku melenggang pergi ke kelas secepat yang ku bisa.

"Hmmmm, waalaikumusalam."

Belum habis mereka menjawab salam, aku sudah tidak melihat mereka di belakang. Dengan rasa gugup yang masih tersisa aku duduk di tempatku dan menunggu kejutan selanjutnya. Btw, aku gak salah kasih kan ya.... Kalo gak salah, kak Alex itu punya kembaran juga. Namun, di payung itu tertulis jelas nama "ALEX" kok, kalo gak salah, nama kembarannya kan "Rio" bukan "Alex". Insyaallah tepat kok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang