Sekolah baru, teman lama

26 4 3
                                    

- Wan Lubnayya Nabigha -

Setelah mendapat kemudahan dari Pak nan aku harus belanja kebutuhan baru di sekolah baruku nanti bersama dua sahabat terbaikku "Sarah dan Carol" (itupun karena izin umi) Aku membeli bermacam kebutuhan, carol dan sarah membantuku memilih, soalnya aku gak tau selera fashion. Setelah kami berbelanja dan berkeliling, kami duduk bersama di sebuah taman sambil makan es krim. Mereka memberiku hp baru. Pada awalnya aku menolak, namun mereka memaksa.
"Lihat punya kita kita.. sama kan??" Ucap merek menunjukan hp yang sama seperti yang aku pegang.
"Janji sahabat dari kami" ucap mereka. Aku memeluk mereka.

Bisa masuk "SMA SURYA ANGKASA" melalui program unggulan, mendapat "kemudahan belanja" dari Pak nan, punya hp friendship baru dari sahabat. Kalau aku gak semangat setelah mendapat semua "kemudahan itu", aku pasti bukan orang. Setelah sholat subuh berjamaah bersama anak panti dan mengajar. Aku langsung bersiap-siap berangkat sekolah. Ku kenakan seragam baru, hijab terbaik, dan tas baru, aku siap berangkat. Umi yang melihat hal ini hanya bisa berteriak memanggilku karena aku belum sarapan dan segala macam(termasuk memasak untuk sarapan anak panti).

Setelah gerbang sudah dibuka, seorang satpam yang nampaknya sudah memasuki umur 50-an berbaik hati memberikanku roti untuk sarapan setelah tahu aku belum makan. Selain itu, Pak satpam satu ini juga berbaik hati memintaku untuk masuk dan menunggu di dalam saja. Aku menolak. Aku berjanji kalau akan menunggu di gerbang masuk, seorang muslim sejati selalu menepati janjinya. Makanya, aku akan tetap menunggu mereka disini walau itu berarti akan seperti orang aneh.

Nayya

[Kalian mau OTW-kan?? Apa jangan jangan kalian baru bangun qadha??]

Sarah

[Sorry ya!!! Kami udah sholat shubuh tau!! Ini kami mau OTW kok.... Sabar ya nayy]

Carol

[Iya!! Sabar aja disana nungguin kita kita.]

Nayya

[yasudah deh aku sabar ;v]

Setelah Chating dengan mereka aku jadi sedikit tenang, tau mereka bakalan datang sebentar lagi, aku jadi bisa sedikit tenang. Kembali menunggu sendirian, aku melihat banyak anak yang satu persatu sudah mulai berdatangan. Anak anak yang jalan kaki sepertiku, naik sepeda, diantar orang tuanya dan bahkan menaiki kendaraan pribadi mulai berdatangan tanpa henti. Satpam yang merasa khawatir (sedikit risih kayaknya) kali ini benar benar menyarankanku untuk menunggu di dalam aja, aku masih terus menolak, kala penolakanku yang terakhir, mobil hitam datang.

Mobil hitam berhenti tepat di depanku sarah dan carol keluar dari sana. Mereka tampak cantik dan menawan seperti biasanya (sayangnya,masih belum pakai hijab) Kami saling tukar sapa dan langsung masuk bersama setelah papa carol (yang tidak sempat turun karena sibuk) berpamitan dengan kami.Pak satpam yang memintaku masuk tersenyum begitu tahu aku masuk ke gerbang bersama teman temanku.

Sekolah impianku benar benar impian. Jalan gerbang yang bersih, pohon yang rindang, garasi yang luas dan gedung bertingkat yang terawat. Setelah melihat semuanya, aku jadi semakin bersyukur bisa masuk ke sini lewat beasiswa (pingin sujud syukur deh rasanya..). Kebayang gak sih, berapa yang harus dibayar kalo aku gak dapet beasiswa ini, dompet menangis membayangkannya .

Kami bertiga duduk di kursi taman di sekeliling lapangan luas (sekolah elit beda, lapangannya luas banget). Sebentar lagi upacara penerimaan akan dimulai, kok aku tahu?? Iya aku dikasih tau pengumumannya. Namun, jauh didepan kami, papan informasi dikerubungi siswa dan siswa. Meskipun pemberitahuan lulus tes diberi lewat hp, pemberitahuan kelas selalu diberikan menyusul. Oleh karena itu, para siswa rela berdesakan demi melihat kelas mana yang akan mereka masuki.

"Rame banget" keluh ku frustasi

"Pasti rame kan ya!! Tapi tenang aja!! Biar Carol ini yang nerobos demi sahabat." Carol menyilang kan tangannya di pundak sambil teriak begitu.

"Balik-balik jadi perkedel dah tuh bocah" komentar Sarah setelah melihat temen kami menembus kerumunan dengan tubuh mungilnya.

"Misi!!! Misi!!! Orang cantik mau lewat!! Jangan dorong dorong dong lu!!" Teriak cempreng Carol terdengar keras. Aku dan Sarah malu melihat kelakuan temen kami yang satu itu.

10 menit kemudian

"Carol balik lagi geys!!" Sorak Carol ber api-api.
"Terus gimana??" Ucap Sarah cuek
"Ada berita bagus, tapi ada yang buruk juga nih" ucap Carol sembari duduk mengipasi tubuh kecilnya.
"Berita bagusnya.... Gua sama Sarah sekelas di IPA " Sorak Carol sembari toss bersama Sarah.
"Berita buruknya namamu gak ada di kolom..... Maaf ya nay" ucap Carol dengan suara yang semakin melemah.

Aku termangu. Kedua sahabatku berusaha menenangkan aku. Aku gak tahu penampilanku sekarang. Mereka panik begitu melihatku. Mereka berusaha menenangkan aku.

"Nay!!!" Jerit Sarah sembari aku pergi meninggalkan mereka menuju kerumunan.

Kerumunan itu sulit ditembus. Aku menerobos masuk ke kerumunan. Jujur, ekspresi wajahku saat ini pasti sangatlah aneh. Sangat aneh sampai orang yang melihatku sedikit membuka jalan tiap aku mendorong mereka pelan.
Papan pengumuman yang panjang dan berisi tabel serta nama para siswa. Mataku menyusur semua baris dan kolom. Walau ramai aku yang masih sehat matanya bisa melihat dengan baik tiap nama di sana. Banyak suara, ada yang nampak bahagia dan semacamnya. Aku cuman bisa terdiam.

Namaku benar benar tidak ada di daftar.

Apa bisa begini? Aku ingat jelas pengumuman kelulusan tesnya. Kenapa namaku tidak ada disana?? Apa sebabnya?? Apa karena aku?? Atau karena yang lain?? Apa ada yang tega memanipulasi ini?? Apa semua usahaku sia-sia dikalahkan uang?? Hei..... Canda ini tidak lucu.... Takdir ini tidak lucu.... Aku,sudah berusaha.... Aku....aku....aku...

SALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang