VOTE & COMENT GUYS! ILY🖤Jeongin mempercepat langkahnya, dia merasa seperti diikuti oleh seseorang. Dia takut tapi disisi lain dia juga marah.
Bagaimana mungkin Seungmin tau rahasianya? Jeongin ingin menemuinya, tapi dia takut, Seungmin adalah orang yang licik. Seungmin bisa menggunakan rahasia itu untuk mengancamnya demi kepentingan dirinya sendiri.
Terlebih lagi setelah Wonjin kecelakaan, Seungmin pasti akan mudah untuk memperbudaknya dengan rahasia itu. Lebih baik dia pura-pura tidak tau saja.
Jeongin berkali-kali menoleh kebelakang untuk memastikan penguntit itu, namun tidak ada seorang pun yang dia lihat.
"Perasaan gue aja kali ya." Gumamnya pada diri sendiri.
Untungnya, saat berada dipersimpangan dia tidak sengaja bertemu dengan Chenle.
"Lo dari mana Jeong? Buru-buru amat." Tanya Chenle.
"Itu gue dari rumah Jaehyuk." Chenle mengangguk percaya.
"Lo sendiri mau kemana?" Tanya Jeongin.
"Tadinya gue mau kerumah Beomgyu, tapi kata Mamanya dia lagi ada urusan, terus gue pergi kerumah lo nggak ada orang."
"Kebetulan banget nih, jalan kerumah gue yuk." Ajak Jeongin.
"Boleh-boleh, tapi ke—orenmaret bentar ya?" Jeongin mengangguk lalu pergi bersama Chenle.
Tanpa mengetahui bahwa sebenarnya si penguntit menghela nafas lega ditempat persembunyiannya, dibalik pohon karena tidak ada sesuatu yang terjadi.
******
"I'm so tired of love song~ tired of love song~ tired of love song~" Heesung bersenandung kecil, tangannya menjinjing plastik yang berisi bungkusan nasi goreng untuk adik tercintanya.
Tangan kanannya menyibak poni yang menutupi jidatnya kebelakang, menampakkan bekas lebam yang dia bilang karena terbentur pintu.
"Shh, sakit juga rupanya." Heesung meringis setelah dia menekan lebam itu pelan.
Heesung tiba-tiba terdiam, mencoba mengendus aroma yang menyengat yang muncul. Dengan keberanian dia melangkah mengikuti sumber arome menyengat itu.
"Ini ada orang yang nyembelih kambing apa gimana?"
"Kok nyengat banget." Gerutunya sambil mengipas hidungnya menggunakan tangan.
Satu langkah...
Dua langkah...
Tiga langkah...
Tubuhnya seakan lemas seketika, kepalanya pusing, tidak cuma itu mual seperti ingin muntah.
Bahkan plastik yang berisi nasi goreng tersebut terjatuh dari genggamannya.
Didepan matanya sendiri, dia melihat temannya sendiri, Hyunsuk, tergeletak dipinggir jalan dengan banyak luka sayat disekujur tubuhnya.
"Apa yang lo lakuin disini? Ngebunuh teman lo sendiri?"
*****
Jaehyuk buru-buru pergi kerumah sakit karena tiba-tiba mendapat kabar bahwa Hyunsuk meninggal, sulit dipercaya.
Namun setibanya dirumah sakit, dia malah disuguhkan dengan pemandangan yang tidak mengenakkan.
Heesung hendak membenturkan kepala Seungmin ditembok rumah sakit, namun dilerai oleh Guanlin dan Jeongin.
"Udah woi! Kalau gelut tau tempat dong!!!" Seru Jerome.
"Gue nggak bakal marah kalau dia nggak mojok—in gue kayak tadi!" Balas Heesung, dia kesal karena sedari tadi disudutkan oleh Seungmin.
"Udah jelas salah masih ngelak, ya?" Remeh Seungmin, ujung bibirnya naik membentuk seringaian kecil.
"Udah dong, kasian Jaehyuk datang-datang bukannya disambut tapi malah nontonin adu bacot kalian," Keluh Daehwi, tapi kemudian dia malah mendapatkan tatapan tajam dari kedua manusia itu.
"Ini ada apa sih?" Tanya Jaehyuk yang masih belum mengerti situasi.
Jeongin menghela nafas panjang. "Heesung yang nemuin mayat Hyunsuk ditepi jalan tadi,"
"Terus gue dituduh sama dia pembunuhnya Hyunsuk," Tekan Heesung sambil menunjuk Seungmin.
"Loh? Terus kalau bukannya bunuh dia lo ngapain? Pemotretan?" Tuding Seungmin.
"Gue balik warung nasi goreng, kalau nggak percaya tanya aja sama Guanlin."
"Bener Lin?" Guanlin mengangguk membenarkan.
"Tapi bukannya lo nggak suka nasi goreng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHORRENCE
Mystery / ThrillerBerawal dari kecelakaan yang terjadi pada salah satu temannya, Beomgyu dan teman-temannya mulai mendapatkan teror-teror dari seseorang mulai dari surat, bangkai tikus, bahkan sampai teror berdarah. Satu persatu temannya tewas karena teror-teror ters...