"Apa rencana yang bakal kita lakukan untuk kedepannya?" Tanya seorang pemuda yang terlihat memakai Hoodie hitam itu.
Lawan bicaranya menghela nafas. "Untuk kedepannya ini bagian lo, sebab gue mau fokus sama akting gue,"
Pemuda berhoodie hitam itu mengangguk, lalu merogoh saku celananya. "Oke deh gue pulang dulu, Mama gue udah pulang." Pamitnya.
"Iya, hati-hati."
"Lo juga, kan nggak lucu kalo ada yang ngeliat kita,"
*****
Diruangan yang cukup minim akan penerangan, Beomgyu sibuk mengamati dengan layar komputer yang menampilkan rekaman CCTV suatu tempat. Disampingnya ada Jeongin.
Sudah setengah jam mereka mengurung diri didalam ruangan ini, kalau kalian pikir mereka bosan maka kalian salah besar! Meskipun ruangannya cukup sempit, benda-benda yang terdapat didalam ruangan cukup teratur. Tak hanya itu diatas meja juga ada 2 kaleng minuman dingin, sementara sudah ada 2 kaleng yang sudah terbuka.
"Anjing! Kok nggak jelas?!" Umpat Beomgyu.
"Coba ulang, terus kurangi kecepatannya." Perintah Jeongin.
Beomgyu meneguk minumannyanya, lalu mengangguk. Kemudian mengulangi rekaman CCTV dan mengatur kecepatannya menjadi lambat.
"L-loh, itu kan..." Jeongin mempertajam penglihatannya, benar saja. Seperti yang dikatakan Jaehyuk, dilayar komputer Seungmin terlihat mengambil hp milik Sungchan yang tidak sengaja tertinggal ditaman. "Tapi, si Sungchan aja beli hp baru. Berarti kan hpnya ngga dikembalikan sama si Seungmin."
"Gila, Seungmin kan orang berduit, kalo mau beli hp baru tinggal minta orang tua, ngga pake nyolong juga kali." Omel Beomgyu. Jeongin tertawa mendengar omelan Beomgyu, namun tidak lama kemudian tawanya berhenti ketika ekor matanya menangkap sesuatu.
"Coba ulang dari 17.09," Beomgyu mengangguk, lalu memutar kembali rekaman dari menit ke sembilan.
"Apaan sih? Dimenit ini cuma ngeliatin si Seungmin duduk dibangku, ngga ada yang spesial."
"Bukan, coba deh perhatiin baik-baik,"
Beomgyu memperhatikan layar komputer, hingga ia menangkap sesuatu yang dimaksud Jeongin. "Geonu? Kenapa dia balik lagi? Bukannya dia bilang bakal menetap di Jerman?"
*****
"Chenle, gue pulang dulu!" Chenle berdiri didepan gerbang rumahnya sambil melambaikan tangan pada sepupunya yang beberapa jam lalu mampir kerumahnya. "Iya, hati-hati besok kesini lagi!"
Begitulah, walaupun sudah hampir berusia kepala dua, Chenle tetap bersikap seperti anak-anak dengan sepupunya.
"Ck ck, kasian yang ditinggal sama ceweknya." Chenle menoleh kesamping mendapati Jerome yang sedang bersandar ditembok.
"Ngapain lo kesini?"
"Nggak ada, cuma kebetulan lewat." Jawab Jerome seadanya.
"Cewek lo ya?"
Chenle melotot. "Bukanlah, itu sepupu gue!" Bantah Chenle.
"Yah, padahal baru juga mau minta PJ,"
Chenle berdecak melihat tingkah sahabatnya itu, kalau kata Beomgyu nggak modal.
"Chenle kamu bicara sama siapa?!" Tanya Mama nya Chenle sambil berteriak dari dalam.
"Dengan temen Ma!" Balas Chenle dengan berteriak juga, Jerome langsung menutup telinganya, takut dengan suara lumba-lumba yang memekakkan itu.
"Kenapa nggak dibawa masuk temannya?! Sini cepetan nanti gosong!" Chenle dan Jerome berjalan kedalam rumah.
"Emak sama anak ngga ada bedanya, sama-sama toa." Batin Jerome, iya batin mana berani dia mengatakan itu secara terang-terangan.
Mama Chenle terlihat tengah duduk di sofa sambil menonton TV, jangan lupakan masker diwajahnya.
"Eh, ada Jerome sini-sini duduk," Ajak Mama nya Chenle.
Jerome mengangguk lalu duduk disamping Chenle. Mama Chenle kembali fokus pada TV yang menayangkan berita yang sedang hangat.
"Seorang pemuda berumur 20 tahun ditemukan meninggal ditepi jalan dengan satu luka tusuk di bagian dada serta bekas sayatan dipergelangan tangan. Korban meninggal satu hari yang lalu, menurut kepolisian korban dibunuh namun sampai sekarang polisi masih belum menemukan petunjuk apapun."
"Loh? Inikan Hyunsuk?"
Mama Chenle mengerutkan keningnya. "Yang meninggal ini teman kamu, Le?"
"Iya Ma."
"Tapi kok kamu nggak pergi ke pemakamannya kemarin?"
Chenle terdiam, lalu dia melirik Jerome. Dengan mata dia memberi kode, seolah-olah mengatakan 'gue harus jawab apa?!'
Untungnya otak sedang bekerja. Jerome mengambil HPnya, lalu mengirimkan pesan pada Chenle.
| Bilang aja dia di makamin di kampung halamannya.
"Kok diem sih Le? Kalo ditanya jawab dong jangan sibuk main HP, kebiasaan kamu," Omel Mama Chenle.
"E-eh, itu Ma Hyunsuk di makamin dikampungnya jadi Chenle nggak pergi. Kita juga udah ketemu sama orang tuanya kok," Jawab Chenle berbohong. Mana mungkin dia menjawab hal yang sebenarnya, nanti ibunya bisa berpikir negatif.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHORRENCE
Mystery / ThrillerBerawal dari kecelakaan yang terjadi pada salah satu temannya, Beomgyu dan teman-temannya mulai mendapatkan teror-teror dari seseorang mulai dari surat, bangkai tikus, bahkan sampai teror berdarah. Satu persatu temannya tewas karena teror-teror ters...