Presma

29 1 0
                                    

"Jauh juga ya, tapi mungkin memang takdir nya kuliah disini, Sya. Sekalian cari suasana baru juga kan, masa di Bandung terus," balas Aisyah mencairkan suasana.

"Iya kamu bener, Ais." Jawab Resya sambil mengangguk, begitu juga Aqila yang hanya fokus mendengarkan.

"Orang Bandung ternyata, pantesan atuh geulis geulis," ungkap Aisyah yang membuat kedua nya tersenyum malu.

"Kamu mah bisa aja, Ais. Kamu juga pasti cantik banget." Balas Resya memuji Aisyah. A'isyah hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Aku cuma mau ngingetin kalian berdua. Orang Jakarta itu keras, jadi kalau ada perkataan yang nggak enak di hati, jangan di pikirin ya. Keras bukan berarti kasar, mereka keras tapi hatinya baik kok ... cuma omongan nya aja yang terkadang terkesan berlebihan, buat orang-orang di luaran sana ..." A'isyah menjeda kata-kata nya.

"... karena aku tau, orang Bandung itu di kenal dengan kelembutan nya. Jadi, aku takut kalian nggak betah disini dnegan sifat orang Jakarta yang kalau ngomong suka nggak di filter dulu." Jelas Aisyah yang membuat Aqila dan Resya tertawa.

"Iya santai aja, Ais. Alhamdulillah kami udah terbiasa kok. Walau terkadang masih sering kaget pas dengar ucapan mereka." Ucap Aqila sambil tersenyum.

"Alhamdulillah kalau gitu, aku tenang dengar nya," ungkap Aisyah yang di balas senyuman oleh kedua nya.

A'isyah melirik sekilas ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. "Aku duluan ya Sya, Qila. Soalnya bentar lagi ada kelas." Pamit Aisyah sambil beranjak dari duduk nya.

"Iya, Ais. Sampai ketemu lagi ya." Jawab Aqila dan ikut bangkit dari duduk nya yang diikuti oleh Resya.

"In syaa Allah, Qila. Aku pergi dulu, assalamu'alaikum," ucap Aisyah sambil mengucapkan salam lalu beranjak pergi dari sana.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Aqila dan Resya bersamaan sambil masih menatap punggung Aisyah yang perlahan menghilang dari pandangan mereka.

                                   فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان    "
Maa syaa Allah, geulis pisan ciptaan Allah satu ini," ujar Resya sambil masih menatap ke arah Aisyah berjalan tadi.

"Bener Sya, suaranya juga alus pisan kalau ngomong. Kapan ya kita bisa gitu," ujar Aqila. Resya hanya menyediakan bahu nya.

"Dia yang orang Jakarta aja bisa ngomong selembut itu, bayangin kalau dia orang Bandung Sya, selembut apa coba jadi nya," lanjut Aqila lagi yang masih terkagum dengan Aisyah.

"Selembut pantat bayi." Ucap Resya meniru nada seperti iklan di tv, yang membuat Aqila tertawa mendengar nya. Bukan Resya nama nya, kalau dalam sehari tidak membuat lelucon.

................................

Aqila dan Resya saat ini berada di dalam kelas, tiba-tiba saja Aqila merasa perut nya sedikit sakit, jadi ia permisi untuk pergi ke toilet. Karena dosen yang saat ini masuk terkenal killer, jadi Aqila izin sendiri, tidak di temani oleh Resya.

Aqila sedikit berlari menyusuri lorong, agar segera sampai ke toilet.

Brukk

A'isyah sedikit terhuyung karena tubuh nya menabrak seseorang yang baru saja keluar dari toilet.

"Maaf kak, saya nggak sengaja," ucap Aqila sambil masih menunduk. Ketika ia mengangkat wajah nya, Aqila terkejut ketika melihat yang di tabrak nya adalah seorang lelaki.

"Astaghfirullah, kakak habis ngapain dari toilet cewe?" tanya Aqila yang tak habis pikir melihat lelaki di hadapannya ini.

"Gua nggak ngapa-ngapain, gua cuma nge check doang, barangkali ada yang aneh-aneh di dalam," ucap lelaki itu menjelaskan.

"Alasan macam apa itu, kakak jangan nyalahin orang. Jelas-jelas kakak yang baru keluar dari toilet cewe kok, berarti yang aneh-aneh itu kakak dong," balas Aqila yang semakin memanas.

"Terserah lo mau percaya atau nggak sama gua. Atau jangan-jangan ini akal-akalan lo doang biar bisa deketin gua? Gua tau kok, gua jadi incaran Maba disini," ucap nya percaya diri.

"Bintang Alaska, psikologi semester 6. Kita bukan mahram, jadi nggak boleh sentuhan," ucap lelaki itu sambil mengatupkan kedua tangan nya di depan dada. Dengan percaya diri nya dia mengenalkan diri kepada junior nya ini.

Aqila mengerutkan alis nya. "Kakak nggak jelas, dasar mesum." Ucap Aqila yang langsung berlari masuk ke dalam toilet, karena sudah tidak tahan lagi.

.................................

"Rusak citra gua di depan mana," ucap Alaska yang sedang duduk di kantin bersama beberapa teman nya.

"Kenapa lo?" tanya salah satu teman nya yang bernama Arga.

"Tadi waktu gua lagi meriksa toilet cewe, ya seperti biasa lah, takut nya ada yang buat aneh-aneh. Pas gua keluar, malah kegep sama maba. Terus dia malah ngatain gua mesum," ucap Alaska menjelaskan. Teman-teman nya yang mendengar pun sontak tertawa.

"Ngakak anjir, most wanted kampus di sangka mesum. Itu kalau pihak kampus tau, udah turun jabatan lo Aska. Presma nya aja mesum, gimana anggota-anggota nya coba," ucapan Ferdy membuat yang lain nya kembali tertawa.

"Udah puas lo pada ngetawain gua, awas aja ntar," ancam Alaska sambil menatap tajam teman nya satu persatu.

"Wesh selow lek ku," ucap Deni sambil menepuk punggung Alaska.

"Terus kami mau ngasih respon kek mana lah coba kan, awak pun nggak tau," sambung Deni lagi, dengan logat khas Medan nya.

"Gua mau balik ke kelas dulu,," kesal Alaska sambil beranjak dari duduk nya.

"Jangan lah merajuk lek ku, kek cewe pulak jadi nya," ucap Deni yang lagi-lagi membuat Alaska menjadi bahan tertawaan teman-teman nya.

"Jangan biarkan anak baik kaya gua berkata-kata kasar ya Allah," ucap Alaska sambil menatap tajam ke arah teman-teman nya.

"Ampun pak ustadz," ucap Arga sambil mengatupkan tangan nya di depan wajah nya.

Alaska tidak mendengar kan perkataan tidak jelas teman-teman nya itu lagi. Ia langsung beranjak menuju kelas.

................................

"Aku kesel banget tau Sya, masa tadi pas aku ke toilet, aku ketemu cowo mesum yang baru aja keluar dari toilet cewe," ucap Aqila yang membuat Resya pun ikut terkejut mendengar nya.

"Seriusan kamu, La?" Aqila hanya mengangguk.

"Terus masa dia bilang, kalau dia mau nge check toilet aja, siapa tau ada yang berbuat aneh-aneh di dalam. Kan alasan yang nggak jelas banget," ucap Aqila. Resya masih serius mendengarkan.

"Habis itu ya Sya, dengan percaya diri nya dia. Masa dia langsung ngenalin diri nya sendiri ke aku, kan aku sebel atuh jadi nya," sambung nya lagi, sambil mengerucutkan bibir nya. Resya tertawa mendengar penjelasan sahabat nya itu, dengan ekspresi wajah yang kesal tapi menggemaskan.

"Siapa nama nya, La?" Tanya Resya yang sedikit penasaran.

Aqila nampak sedikit berpikir. "Kalau nggak salah, tadi dia bilang nama nya itu Bintang Alaska," jawab Aqila sambil berusaha mengingat.

"Kak Alaska itu Presma kita, Ila. Ya memang benar berarti dia lagi nge check toilet cewe, bukan karena dia mesum," ucapan Resya sontak membuat Aqila terkejut.

Story of AqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang