Bertemu lagi

22 3 1
                                    

Perkataan Resya berhasil membuat kedua bola mata Aqila melebar.

"Seriusan, Sya?" Tanya Aqila yang sedikit tidak percaya.

"I'm serious." Jawab Resya dengan yakin.

"Yang bener atuh Sya, jangan bercanda," ucap Aqila yang masih sedikit tidak percaya.

"Aku harus jawab pakai bahasa apalagi biar kamu percaya, La." Ujar Resya yang sudah gemas melihat sahabat nya itu.

Aqila memegang kepala nya karena frustasi mendengar jawaban dari sahabat nya itu.

"Berarti aku salah paham dong sama kak ehm ..." Aqila menggantung ucapan nya, ia berpikir sejenak mengingat nama lelaki yang tadi ia tabrak.

"Kak Alaska, La," sahut Resya yang melihat Aqila nampak sedikit berpikir.

"Nah iya, berarti aku salah paham dong sama kak Alaska," ungkap Aqila dengan nada bersalah. Resya hanya mengangguk.

"Tapi kalau aku dengar dari senior disini, kata nya kak Alaska itu tipe yang nggak suka dekat sama cewe. Bukan nya nggak mau dekat, cuma dia memang anak nya religius. Makanya aku juga sempat kaget waktu kamu bilang dia mesum," jelas Resya.

Aqila hanya diam mendengarkan penjelasan Resya. Kepala nya kembali memutar kejadian beberapa jam lalu. Ketika senior nya itu memperkenalkan diri nya, ia mengatupkan kedua tangan nya di depan dada, tidak mau bersentuhan karena bukan mahram.

Aqila tersenyum mengingat kejadian itu, yang membuat Resya mengerutkan kening nya melihat tingkah aneh sahabat nya itu.

"Kamu kenapa, La? Jangan senyum senyum sendiri gitu ihh, serem tau," ucap Resya yang melihat Aqila tersenyum aneh. Karena saat ini mereka sedang makan, dan tempat yang mereka pilih juga sepi, maka dari itu Aqila melepas masker nya.

"Jangan-jangan kamu lagi mikirin kak Aska ya," tebak Resya.

Aqila dengan cepat menggeleng kan kepala nya. " Nggak Sya, ngapain juga aku mikirin kak Alaska," elak Aqila yang langsung mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Iya deh iya, yang nggak mikirin kak Aska," ucap Resya dengan sedikit menekan kan kata tidak, lalu ia tersenyum iseng.

"Ihh kamu nyebelin banget sih, Sya." Ucap Aqila sambil menepuk pelan lengan gadis mungil itu.

"Udah deh, aku mau balik ke kelas dulu," lanjut nya lagi sambil beranjak dari duduk nya. Ketika ia membalikkan badan nya, Aqila tidak sengaja menabrak seseorang yang seperti nya juga sedang terburu-buru.

"Astaghfirullah, maaf kak. Saya nggak lihat," ucap Aqila sambil mengatupkan kedua tangan nya di depan dada, dengan kepala yang masih menunduk.

Lelaki itu tau jika yang menabrak nya saat ini adalah wanita yang sama yang menabrak nya di depan toilet beberapa jam yang lalu.

"Seperti nya lo memang sengaja ya cari perhatian ke gu –" Lelaki itu menggantungkan perkataan nya saat Aqila mencoba mengangkat kepala nya, dan kini beralih menatap lelaki yang ia tabrak itu.

Mata Aqila membulat dengan sempurna, ketika mengetahui lelaki yang di hadapan nya saat ini adalah lelaki yang sama yang ia tabrak beberapa jam yang lalu.

"Ka-kak Bintang, ehm i-itu a-aku minta maaf kak. Untuk ini dan yang tadi di toilet, aku salah paham sama kakak," ucap Aqila sambil meremas kedua tangan nya. Aqila masih terkejut, karena tabrakan kali ini membuat tubuh mereka benar benar dekat. Aqila yang sejak dari sekolah menengah pertama sudah di pesantren, menandakan dirinya selalu terjaga dan tidak pernah di sentuh oleh lelaki yang bukan makhram nya. Tetapi kali ini, lelaki itu dua kali berhasil memeluk nya saat ia hampir terjatuh. Walaupun ada pembatas pakaian kedua nya, tetapi tetap saja Aqila merasa tidak nyaman.

Bintang masih menatap Aqila dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Lo nggak tulus minta maaf ke gua?" ujar Alaska dengan nada dingin.

"Tulus kok, Kak!" Ucap Aqila dengan tangan yang sedikit bergetar.

"Kalau lagi ngomong, lihat wajah lawan bicara lo, bukan malah lihatin lantai. Memang nya tuh lantai lebih cakep daripada gua," cetus Alaska yang membuat Aqila semakin bergetar takut, mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulut lelaki itu.

Aqila mengangkat wajah nya dan beralih untuk menatap ke arah Alaska.

"Maaf kak, aku nggak bermaksud," ucapan Aqila terhenti karena Alaska lebih dulu memotong ucapan nya.

"Astaghfirullah, Lo jangan lihatin gua mulu, zina mata ntar," ucapan Alaska seketika membuat Aqila menjadi bingung.

"Astaghfirullah, sebenarnya mau lelaki ini apa sih? Tadi dia yang minta aku untuk lihat dia, sekarang malah nggak di bolehin. Aku juga tau zina mata, makanya aku nggak mau lihat ke arah dia. Ihh nyebelin banget sih." Batin Aqila yang sedari tadi masih menggerutu.

"Kenapa nggak langsung Lo bilang aja ke gua? Kenapa harus ngomongin gua dalem hati?" Ucapan Alaska berhasil membuat Aqila kembali menatap ke arah lelaki itu.

"Kok kakak tau, kakak cenayang ya?" Tebak Aqila yang asal bicara.

"Iya, karena Lo makhluk halus nya." Ujar Alaska masih dengan nada dingin.

"Enak aja kak Bintang bilangin aku makhluk halus," kesal Aqila yang tanpa sadar mengerucutkan bibir nya.

"Lagian Lo ngapain bilang gua cenayang. Segala ngomongin gua dalem hati lagi, dosa lo ngomongin yang lebih tua," ucap Alaska sambil sesekali memalingkan wajah nya ke arah lain, agar tidak selalu bertatapan dengan mata wanita itu.

"Kenapa jadi debat sih kak? Kan aku tadi niatnya mau minta maaf," ucap Aqila yang tiba-tiba teringat tujuan awal nya.

"Yaudah Lo ulangin sekali lagi, minta maaf yang bener ke gua," ujar Alaska dengan wajah datar nya.

"Aku minta maaf karena udah salah paham sama kak Bintang, dan maaf juga karena udah dua kali nabrak kakak," ucap Aqila tulus, meskipun ia masih sedikit merasa kesal.

"Hmm," jawab Alaska yang langsung berlalu pergi dari tempat itu.

"Hah jawaban apa itu, masa cuma hmm doang. Astaghfirullah, cukup hari ini aja aku ketemu orang nyebelin kaya dia." Batin Aqila yang ingin sekali memarahi lelaki yang saat ini masih terlihat oleh nya, walaupun sudah sedikit jauh.

Tapi tiba-tiba ia kembali membalikkan tubuh nya. "Pakai masker Lo, ntar orang-orang pada kabur lihat muka Lo," ucap nya lagi yang membuat Aqila sadar jika masker nya belum ia gunakan. Alaska pun kembali melanjutkan langkah nya.

Aqila sontak langsung memakai masker nya dengan terburu-buru.

"Astaghfirullah, kok aku bisa lupa sih bekum pakai masker," batin nya lagi yang merutuki kebodohannya sendiri.

Tiba-tiba dari belakang terdengar gelak tawa seseorang. "Kak Alaska memang ngeselin gitu, La. Lagian kamu kok bisa sih dua kali gini nabrak kak Aska. Kaya nya kalian jodoh deh," ucap Resya yang sedari tadi melihat perdebatan antara dua insan yang berbeda jenis itu.

"Hush kamu ngomong apa sih, Sya. Aku tuh lagi kesel tau. Masa orang udah tulus minta maaf, tapi jawaban nya cuma hmm doang. Memang nya nggak ada jawaban lain apa," kesal Aqila.

"Hemat kata, La. Kan BBM lagi naik," ucap Resya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Aqila.

"Kamu nggak jelas banget sih, Sya. Udah deh aku mau balik ke kelas," ucap Aqila yang langsung membalikkan tubuh nya dan berlalu pergi meninggalkan sahabat nya itu.

"Awas nabrak orang lagi!" Teriak Resya sambil tertawa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf ya baru bisa up part 3 nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story of AqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang