"Ingat, kalian para peserta kemah harus mengikuti arahan panitia! Tidak boleh melenceng sedikit pun! Hutan ini berbahaya, penuh hewan buas. Kalian harus berhati-hati!!"
"Siap!!!"
Hari ini, salah satu Universitas jurusan perhutanan melakukan kemah untuk penelitian akhir mereka. Mereka akan masuk kedalam hutan yang lebar, untuk mencari objek-objek yang berguna untuk skripsi mereka. Hal ini memang terbilang ekstrem, tapi namanya remaja. Pasti menginginkan hal yang luar biasa, menantang nyali mereka.
"Shanette!!"
Gadis bersurai coklat legam itu menoleh, senyum seketika memenuhi wajahnya. Lily, teman dekatnya mendekat, "kita satu team!!" serunya bersemangat. Mereka melakukan chers dengan tawa.
"Ayo!! Kita tumpas, semua misteri hutan ini!!"
*
*"Shanette, tunggu! Kau mau kemana?" Tanya Lily, saat gadis bermanik hazel itu, mengambil langkah berbelok. Jelas-jelas, tanda dari panitia adalah lurus.
"Hey!" Lily menangkap baju gadis itu, "apa kau sudah gila? Kita bisa tersesat! Ayo ikuti petunjuk nya."
"Lily, kau ini payah sekali! Kita ini remaja, kita harus punya tantangan besar!"
Wajah Lily, tidak setuju dengan ucapan teman baiknya. Pasalnya ini hutan lebat. Mereka tak tau bencana apa yang akan menanti.
"Shanette kumohon, jangan membuat ulah."
"Kau tenang Lily, instingku takkan salah." Shanette tetap berjalan berbelok, diikuti Lily yang tampak ketakutan. Ia memegang baju Shanette erat-erat, menyembunyikan sebagian tubuhnya pada tubuhnya si coklat.
Mereka saling bertatap, saat mendengar suara gemercik air, "kau dengar?"
"Shanette, kumohon kita kembali saja."
Shanette tak menghiraukan ucapan Lily, ia malah melangkah lebih cepat. Menerobos semak-semak, "Lily!!! Cepat kesini!! Ini indah!"
Mata Shanette, berbinar saat menemukan sebuah air terjun yang cantik. Lily, yang awalnya takut pun tersenyum. Rasa takutnya lenyap saat melihat air terjun itu, "lndah sekali," gumamnya.
"Sudah ku bilang bukan, instingku-
AWOOOOO~~WOOO~~
Lily langsung memeluk tubuh Shanette,
" kau dengar itu?" Tanya Lily ketakutan. Shanette mengangguk samar.Suara geraman terdengar dari samping tubuh mereka. Mata mereka membulat, saat melihat seekor serigala hitam, dengan mata merah menyala.
Mulut Shanette terbuka lebar, jantungnya berpacu dua kali lebih cepat. Lily mengigit bibirnya, "bagaimana ini?"
Shanette mengenggam tangan Lily kuat, menarik nafas dalam, "lari!!!"
Mereka berlari sangat kencang tak tentu arah. Menginjak-injak semak-semak berduri, bahkan sekali-kali kaki mereka tergores. Memberikan rasa ngilu yang luar biasa. Sementara di belakang sana, serigala hitam itu terus saja mengejar tanpa mau berhenti. Lily meringis, air matanya sudah tumpah. Ia tak tahan lagi, tubuh Lily jatuh.
"LILY!!!" Teriak Shanette.
Lily menangis, ia tak bisa bergerak lagi. Kakinya tak mau mengikuti perintah otaknya. Shanette ingin mendekat, tapi kalah cepat dengan serigala yang kini berdiri tepat di belakang gadis itu.
Tubuh lily bergetar hebat, matanya menatap Shanette dengan pandangan yang tak bisa di artikan, "Lily!!"
Shanette akan mendekat, tapi serigala itu mengaum bringas. Menatapnya tajam. "Lily! Lari!! Cepat!! Kau bisa!!"
Lily menggeleng dengan air mata yang terus turun, "pergilah Shanette! Pergi!"
"Tidak Lily!"
"Pergilah sebelum ia- ARGH!!" Lily terpekik kencang, saat kakinya di gigit, dagingnya koyak.
Shanette menutup mulutnya tak percaya, , "lily," lirihnya.
"Pergi, pergilah Shanette. Sela-matkan nya-wamu." Lily mengangguk samar, meyakinkan kawan baiknya untuk menjauh. Shanette berlari menjauh dari sana. Senyum Lily terukir tipis, melihat Shanette yang menjauh. 'Semoga kau selamat.' Ini akhir hidupnya, 'ayah ibu maafkan aku'
"AKH!!!!!"
Shanette menutup telinganya, tak sanggup mendengar teriakan memilukan itu. Air matanya juga tak kunjung surut.
Tak lama, geraman terdengar mendekat, Shanette menoleh. Menemukan serigala surai hitam itu yang berlari ke arahnya. Shanette semakin berlari kencang, mengabaikan kakinya yang mengeluarkan darah. Mengabaikan ranting-ranting yang menggores kakinya.
Hingga kaki Shanette tersandung batu. Tubuhnya terjembab, di tanah yang basah. Awoooo!!
Shanette mencoba bergerak, tapi tak bisa. Kakinya tak bisa berdiri, ia hanya bisa menyeret kakinya menjauh. Namun semua itu sia-sia. Serigala itu tepat berdiri di hadapannya.
"Tolong jangan makan aku!" Gadis itu meringkuk ketakutan. Seekor serigala itu mendekat kearahnya. Dengan lidah yang keluar, membasuh mulutnya. Seakan tak sabar untuk melahap gadis di hadapannya.
Shanette, semakin mundur, hingga punggungnya tergores sebuah ranting yang rendah. Ia mengigit ujung bibirnya, seraya merutuki dirinya akan kebodohannya. Gadis itu tak mengikuti arah yang di tunjukkan panitia kemah. Ia malah mencari jalan sendiri. Dan liat, gara-gara sifat sok taunya. Nyawanya sudah di ujung tanduk.
Serigala di hadapannya, mengaum. Badan Shanette makin gemetar, saat mulut serigala itu sudah terbuka, siap menerkam nya saat ini juga.
'𝙼𝚢 𝚐𝚘𝚘𝚍 𝚗𝚎𝚜𝚝, 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞.'
Brak!!
Dentuman keras terdengar, bersamaan dengan auman serigala lain. Serigala di hadapan Shanette, tersungkur, dengan serigala bersurai abu, yang mencabiknya tanpa ampun. Matanya kuning melihat, itu mengisyaratkan kemarahan mendalam. Ia mengkoyak leher serigala hitam di hadapannya. Dalam satu sentakan serigala hitam itu kehilangan kepalanya, dead.
Darah muncrat, hingga mengenai wajah Shanette. Ia bergidik ngeri, melihat si hitam yang tak berdaya. Tubuhnya menegang, saat manik kuning itu, menatapnya. Jantung kembali berpacu, apakah ini gilirannya??
Binatang itu mendekat, tubuh Shanette makin bergetar, "menjauh!!! Jauh mendekat!!! Ku mohon, jangan makan aku!!!"
"Mate,"
Mata Shanette membola, '𝚊𝚙𝚊?! 𝙱𝚒-𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊? 𝙱𝚒𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊?"
"Mate,"
.
.𝙷𝚊𝚒𝚒𝚒𝚒𝚒𝚒𝚒𝚒𝚒𝚒
𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚝𝚎𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚊𝚔𝚞!!
𝙳𝚘'𝚊𝚒𝚗 𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚎𝚜𝚊𝚒 🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙼𝚊𝚝𝚎 𝙾𝚏 𝙳𝚎𝚖𝚘𝚗 𝙰𝚕𝚙𝚑𝚊
Fantasy"Tolong jangan makan aku!" Gadis itu meringkuk ketakutan. Seekor serigala besar, bersurai hitam mendekat kearahnya. Dengan lidah yang keluar, membasuh mulutnya. Seakan tak sabar untuk melahap gadis di hadapannya. Shanette, semakin mundur, hingga pu...