01 - beruang kecil

3.8K 456 78
                                    


Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tidak ada lagi yang namanya JOMBLO di dalam hidupnya.

dia sudah menikah, setiap bangun akan melihat paras rupawan istrinya, akan disiapkan sarapan, menjadi tempat curhat baru untuknya, dan hal lainnya.

Seperti sekarang, pasutri baru ini bermalas-malasan di atas ranjang dengan tangan yang saling melingkar. Tidak ada niat bangun dan siap-siap untuk beraktivitas.

Ya, tak apa, sih. Toh libur karena baru nikah. Bagi Ice sendiri, ini adalah salah satu nikmat dunia yang pernah ia rasakan.

Apalagi sekarang ada doi yang bakal nambahin nikmat dunianya Ice.

'Mungil....'

Pemuda ini tahu, yang ada dipelukannya ini memang istrinya, namun, tetap saja masih terasa asing. Secara mereka itu em ... Apa, ya? Kalo nikah dadakan gak juga, sih.

Lebih ke ta'aruf , kali, ya?

Tapi ... Ice tak bisa berhenti menggesekkan wajahnya dan melingkarkan tangannya kepada sang istri—karena istrinya itu terlalu mungil dan menggemaskan bagi dirinya.

[Name] mengerang merasa terganggu, ia menyiku bahu Ice memberi kode untuk sedikit membebaskan dirinya. Mau bagaimanapun, [Name] masih merasa lelah setelah semalam disantap habis-habisan.

"Ice, lepaasiin."

Reflek, Ice langsung melepaskan tubuh sang istri dari dekapannya. Wajahnya sedikit memperlihatkan rasa kecewa, seolah belum puas menggesekkan pipinya ke pipi wajahnya.

"Aku masih mau tidur. Kamu kalo memang udah seger, sana mandi." Ujar [Name].

"Aku juga masih mau tidur ... Males mandi, biasanya juga kalo libur aku gak mandi jam segini."

[Name] mengernyitkan keningnya heran, ia menatap jam di kamar mereka dan mendapati bahwa saat ini sudah pukul 10:34.

"Biasanya mandi jam berapa?"

"... Jam lima sore. Sehari sekali."

Astaga, [Name] tak habis pikir jikalau Ice termasuk golongan orang malas mandi. Tapi, kenapa Ice tetap harum? Sekarang saja, walau Ice belum mandi namun tubuhnya masih harum.

"Pokoknya mulai sekarang dibaikin jadwal mandi kamu! Tiap hari harus mandi dua kali, gak ada yang namanya mandi sekali."

Ice mengerucutkan bibirnya, dia langsung membelakangi [Name] seolah memberi kode bahwa dirinya tak setuju.

"Loh, kok malah gitu sih? Dikasih tau yang bener malah balik badan kayak gitu!"

Aduh, Ice berasa diomelin bundanya.

"Gak setuju, gak mau, dan gak akan mau."

"Ice...." aura negatif memenuhi sekitar kamar mereka secara tiba-tiba, yang langsung membuat Ice bergidik ngeri.

"... Oke."

"Nah, gitu! Sekarang, mandi dulu atau masih mau males-malesan di kasur?"

"Males-malesan di kasur."

Sudah jelas, bukan? Jika ada opsi bermalas-malasan, kenapa tidak dipilih saja?

Sang istri terkekeh geli, dia menarik tubuh yang lebih besar itu kepelukannya, lalu mengelus lembut rambut harum suaminya yang mana membuat suaminya nyaman.

"Ice itu suka dielus, ya?" sang empunya nama mengangguk, "iya. Kak Gem dulu sering ngelus kayak gini kalo lagi pengen."

"Oh, tipe yang pengen dimanja, toh." [Name] terkikik geli, dia melayangkan sebuah kecupan kecil di rambut suaminya, "tapi aku juga tipe yang pengen dimanja, gimana dong?" katanya.

"... Kamu lebih ke yang ngemanjain, sih."

"Heh, bilang aja kamu gak mau ngemanjain, maunya dimanjain."

Mendengar ucapan istrinya, Ice membuka mata, menatap istrinya yang masih terlihat senyuman cantiknya.

"Terus yang tadi malem itu namanya apa kalau bukan ngemanjain?"

Seketika, pikiran [Name] kembali memutar adegan mereka berdua di malam hari, dimana Ice memanjakan tubuhnya dengan setiap sentuhan yang ia berikan.

"HE-HEH! ICEEE, JANGAN GITU, ISH!" wanita itu memukul suaminya dengan bantal yang berada di dekatnya, wajahnya sudah merah saat ini—akibat suaminya yang kembali mengungkit kejadian semalam.

"Tapi tadi malem kamu lucu, kayak beruang kecil...."

"Kamu beruang besarnya, ya?"

"Iya, karena aku yang ngemangsa."

BUGH!

Pukulan bantal itu kembali dilayangkan untuk suami tercinta milik [Full name], jujur, [Name] tak bisa mengkondisikan merah di pipinya karena ucapan brutal suaminya.

"Ice, kamu kalo kayak gini aku laporin ke Kak Gempa, loh, ya." Ice yang mendengar salah satu nama kakaknya disebut langsung cemberut,

"gak asik, ah. Mainnya ngadu."

"Aish, Ice, kamu gak ada rasa takut, ya."

"Buat apa takut sama beruang kecil?"

BUGH!

"ICEEEE IH! STOP PANGGIL AKU BERUANG KECIL." Lama-lama kalau dipanggil beruang kecil, [Name] jadi teringat adegan semalam.

"Ya, panggilan khusus. Kak Hali manggil istrinya sweetheart, Kak Upan manggilnya sweetie, Kak Gempa manggil istrinya dear, Blaze manggilnya sayang, Thorn juga manggilnya sayang, Solar manggilnya honey. Yasudah, aku beruang kecil aja."

[Name] menatap suaminya kesal, dari sekian banyaknya panggilan lucu, romantis di dunia, kenapa suaminya ini malah memilih kata beruang kecil?? Memangnya mereka pasutri beruang?

"... Jujur, jelek banget nama panggilannya."

"[Name]...."

___________

Halooo! Aku update biar nyamain jumlah chapter yang Gempa. Masa yang sana udah chap 1, yang ini belum.

Rasanya aneh aja hshdudi

Tetep ketemu jumat nanti kok! See u yaaa.






blue sea; b. ice [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang