2. Gara gara, Gara

9 3 0
                                    

"Woi Gara! Gila, ya lo anjing?!"

"Kenapa?"

"Lo ngapain nantang sekolah sebelah, sih? Semuanya bakal kena imbasnya, bangsat!"

Lelaki itu atau Gara, yang daritadi diumpati oleh Olivia seketika menaikkan satu alisnya. Menatap heran, ke arah perempuan yang ada di depannya.

"Lo gausah sok, bego deh! Gua denger denger tadi, lo nantang SMA Elang make nama anak anak!" Semprot Olivia lagi, saat melihat tatapan heran dari Gara.

Gara yang mendengar itu, seketika tersenyum ceria, "Oh jadi, itu? Gimana, suka nggak lo? Baru aja tadi gua mau ngasih tau lo, eh lo dah tau sendiri! Bakalan asik yakan, Liv? Hiburan, biar nggak pusing mikirin ujian aja sih," ucap Gara dengan wajah yang tetap terlihat ceria.

Kening Olivia mengerut, "Gila lo ya, anjing! Pikiran lo di mana?! Lo itu, kalo mau nantang mereka, make nama lo sendiri ajalah anjing! Ngapain lo make nama kita semua, terutama gua?!"

Seketika raut ceria dari wajah Gara luntur, "Kok lu kaku amat, sih? Hiburan doang kali, Li-"

"Kekanak kanakan otak lo, masihan Gar! Terserah lo, tawuran aja lo sendiri sama mereka! Udahlah, kalo udah sama sama damai jangan nyari keributan bangsat!" Kesal Olivia, ketika mendengar ucapan dari Gara.

"Ta-tapi Li-"

"Bacot, lo!"

Setelah puas melampiaskan amarahnya, Olivia langsung melangkah pergi meninggalkan Gara yang masih belum selesai menyelesaikan ucapannya.

Belum lama Olivia melangkahkan kakinya, telinga Olivia menangkap suara yang menanggil dirinya dari belakang. Tetapi Olivia tak menoleh ke belakang, ia terus melanjutkan langkahnya.

Mungkin karena merasa tak digubris, orang itu menyusul dan berjalan seiringan dengan Olivia.

"Dari aura aura lo, kayanya lo udah tau beritanya ya?" Tanya seorang itu, yang bernama Kayla. Sahabat Olivia dari jaman SMP.

Olivia hanya menganggukkan kepalanya, dengan malas.

"Bangsat, emang si Gara! Cari gara gara mulu idupnya! Kalo udah kelas tiga itu, udahlah pokus aja ke ujian! Gara gara dia, seangkatan kita keganggukan, ah!" Geram Kayla, sembari melemparkan kertas yang sudah ia remas remas ke arah tong sampah yang terletak di depan kelas.

"Kertas apaan, La?" tanya Olivia, sembari melihat sekilas ke arah tong sampah.

"Apaansih, lo? Lo itu bukan orang penting, jadi gaboleh tau!" Kayla meletakkan jari telunjuknya pada bibirnya sembari mengeluarkan sebuah desisan.

Kedua bola mata Olivia hanya memutar malas, untuk merespon jawaban yang tidak ramah dari sahabatnya itu.

"Oiya, terus gimana tunangan lo? Ganteng kaga?" tanya Kayla, sembari mengeluarkan cengiran yang lebar.

Seketika Olivia menatap Kayla dengan tatapan sinis, "Gausah sok nggak tau deh lo, bangsat!" Ketus Olivia.

Kayla menggaruk rambutnya, "Hehehehe. Beruntung lo Liv, dijodohinnya sama mantan pacar lo. Mantan pacar yang lo dulu bucin bucinin, sampe lo rela relanya berantem sama Anis, anak kelas sebelah kita dulu, gegara dia godain si Azrael! Daripada lo ditunanginnya sama, Om Om brewok, mau lo?" Tanya Kayla, hanya untuk sekedar menghibur sahabatnya itu.

My Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang