Flashback on
Dinginnya malam dengan udara dingin yang menusuk masuk ke kulit dengan suara hujan yang cukup deras.
Sebuah ruang yang cukup luas kedua insan suami istri sedang melakukan aktivitas masing-masing,kepala keluarga sedang sibuk mengotak-atik benda pipih yang menampilkan file-file yang tidak ia pahami dan istrinya yang mengotak-atik benda pipih dengan ia yang sesekali tertawa
Tuk
Tuk
Suara injakan kaki yang dihasilkan oleh kedua remaja yang masih menginjak umur 10 tahun dengan kotak berukuran sedang di dimasing-masing tangannya.
Mereka berjalan beriringan hingga mereka sampai di depan kedua insan yang sibuk dengan urusannya sendiri dilihat dari wajah sang remaja mereka nampak bahagia dengan senyum yang tak luntur dari penglihatan mereka.
"SELAMAT HARI PERNIKAHAN UNTUK AYAH DAN BUNDA."ucap mereka serempak.
Mendengar itu mereka segera mengalihkan perhatian kepada kedua remaja tadi dengan senyum yang tulus lalu memeluk pasangan mereka.
Remaja tadi berjalan menuju orang tua mereka yang masih berpelukan dengan senyum yang masih menghiasi wajah mereka.
"Terimakasih sayang mama saja sampai lupa ini hari pernikahan kami."ucap sang ibu.
"Kami mengetahuinya beberapa hari yang lalu saat bi Mina memberi tahu kepada kami."
"Terimakasih sayang."ucap pasangan suami istri.
"Ini aku membuatnya khusus untuk ayah dan bunda."ucap yang lebih kecil memberikan sebuah kotak yang ia bawa.
"Apa ini?."ucap mereka.
"Lihat saja sendiri."
Mendengar itu kedua pasangan suami istri itu segera membuka kotak itu,yang mereka lihat adalah liontin kalung yang dihiasi pernak-pernik yang berwarna-warni dengan dua set cincin yang berbentuk seperti paku beralas kotak yang berbentuk hati berwarna merah merona dengan surai putih seputih salju dengan kotak yang dibungkus dengan pita yang sangat cantik.
"Wah bagus sekali ini sayang."ucap sang istri sambil memegangi kalung itu.
"Wah,terimakasi kami membelinya dengan uang jajan kami yang disisihkan,lalu dibantu bi Mina untuk memilihkan hadiah yang cocok untuk bunda."ucap sang anak.
"Terimakasi sayang."ucap kedua orang tua lalu memeluk kedua anaknya.
"Sepertinya kamu menyuruh saudaramu untuk menggunakan uang jajannya untuk membeli kado ini,sedangkan kau hanya menerima jadinya."
Sakit itu yang ia rasakan anak mana yang tidak sakit dianggap seperti itu,jangankan hanya kata-kata orang tua melukai fisik saja sudah sangat sakit seolah sangat kecewa tapi bagaimanapun mereka masih orang tua.
"Terimakasi untuk hadiahnya sayang sekarang silahkan tidur."ucap sang kepala keluarga.
Mendengar itu sang remaja lantas memutar badannya untuk berbalik arah menuju kamarnya namun suara panggilan menghentikan langkahnya.
"Tunggu untuk kamu sulung."ucap sang kepala keluarga dengan istrimya yang juga ikut kekamar mengikuti bungsu.
"Ada apa papa."
"Berapa nilai ujianmu?."ucap sang kepala keluarga.
"95."
"Kenapa tidak 100."ucap sang kepala keluarga.
"Saat itu aku sedikit lelah, beberapa kali mataku tertutup aku tidak bisa menahannya."
"Alasan saja kamu."ucap kepala keluarga lalu melepas sabuknya hingga permukaan sabuk itu mengenai kulit sang remaja yang mulus nan putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi kembaran✓
Random"mengapa Tuhan hidupku tidak seperti kembaran ku,aku juga ingin diperhatikan andai aku bisa hidup seperti kembaran ku kalau perlu sehari saja." "aku capek, setiap kali harus berhati-hati,harus meminum obat,aku ingin hidup sehat seperti kembaran ku."...