"ayo pulang" aku kembali menggenggam tangannya
aku memakai helmku
"kamu mau pakai helm? " tanyaku
"kamu lebih perlu helm, kalo kamu sakit siapa yang bakal jagain aku kayak gini? "
"baiklah"
aku kemudian melajukan motorku
banyak hal yang kami bahas
dia tertawa bahagia
"hujan deres loh ini ji"
"kamu kalo mau teriak , teriak aja li ga ada yang denger"
"soobin bodoh, aku benci kamu"
aku mendengarnya dan tersenyum
"begitu lia terus ungkapin kekeselan kamu"
"soobin sialan"
aku semakin tertawa
lia juga tertawa senang"gimana? kamu legaan kan"
"makasih ya ji, padahal tanpa cara kayak gitu pun aku udah seneng kamu nemenin aku sore ini"
"kamu gapapa kan? kamu demam tadi dan sekarang kena hujan"
"lia jangan khawatir aku kuat"
aku mengelus tangannya diperutku
"ji aku gamau siapa siapa lagi"
"aku mau kamu ji"
aku tersenyum melihat wajahnya di bahuku sambil memejamkan mata
aku menyadari saat ini dia tergantung padaku lagi
tatapan dia bahkan tidak pernah berubah meskipun aku memilih menjauhinya bertahun-tahun
"aku senang bisa sama kamu, meskipun hujan. ini lebih dari hari dimana matahari bersinar ji. aku senang kamu selalu ada untukku selama satu tahun terakhir"
"aku juga lia, aku sangat senang kamu ga berubah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Verlies. (Lengkap✅)
Teen Fictionyejisu (The next of Sacrifice) more feels with hear Turbulance - Ateez Rank #1 Verlies - 7/10/22 "Sekali lagi kenyataan menyakiti kita berdua, aku akan menunggumu lia"