Thank you for reading this story. I hope you like it.
*****
*****
"Pembunuhan? Lagi?"
Skyie menatap koran yang entah dari mana dengan tatapan kaget. Tentu saja, sudah satu bulan ini terjadi setidaknya 5 kali pembunuhan dan itu terus terjadi. Tentu saja itu mengejutkan, awalnya Skyie pikir pembunuhan ini hanya terjadi sekali atau setidaknya dua kali saja. Namun, ini malah terjadi 5 kali dan membuat seluruh warga kota ketakutan.
Hal itu membuat Skyie sedikit takut. Dia kuliah di salah satu universitas ternama di kota itu dan tentu saja, dia takut jika dirinya di incar. Hah, sebenarnya itu belum tentu. Hanya sebuah asumsi Skyie yang sedang takut saat ini. Dia meletakan koran itu di meja kayu dan mengambil minuman yang tersisa setengah dan sudah tidak lagi hangat.
Dirinya berada di cafe dekat kampus. Hujan turun dengan deras dan membuat Skyie lebih lama menetap disini. Walaupun begitu, dia sama sekali tidak merasa bosan. Yah, di cafe ini ada live music dan makanan nya juga enak, tidak heran jika Skyie sudah memesan setidaknya tiga menu dan itu habis dalam waktu singkat. Dia ini perut karet atau apa?
"Maaf, boleh duduk disini?"
Skyie menoleh dan melihat seorang gadis disana. Untuk umur, setidaknya gadis ini seumuran dengan Skyie. Gadis itu cantik.. Teramat cantik malah dengan rambut se bahu yang lurus, wajah nya di poles riasan wajah dengan tipis, bibir nya yang di beri lipstik berwarna mate itu tersenyum kearahnya.
"Soalnya tempat lain sudah penuh dan meja mu yang masih ada kursi kosong." lanjutnya.
Skyie tipe orang yang introvert dan jika ada orang lain yang mengajak nya berbicara, mungkin dia panik sendiri sambil berpikir, apa yang harus aku katakan? Kenapa sih orang ini malah ngobrol sama aku? Duh, bagaimana ini? Dan banyak lagi. Tentu hal itu kadang membuat Skyie berpikir, menjadi orang introvert itu agak merrepotkan. Tidak heran kalau Skyie hanya mempunyai satu atau dua teman saja. Sekalipun di fakultasnya Skyie terkenal, Skyie yang sekedar kenal saja, namun tidak berteman.
Namun entah kenapa, saat gadis ini mengajak nya berbicara, Skyie sama sekali tidak merasa panik, gugup atau semacam nya. Seolah mereka cocok.
"Ya." hanya itu yang dikatakan Skyie.
Katakan dia bodoh karena terkesan jutek hingga membuat gadis itu tersenyum canggung kearah nya.
Saat gadis itu sudah duduk di depan nya. Skyie baru sadar kalau pakaian yang dikenakan oleh gadis itu cukup mahal. Tidak. Sangat mahal dan malah sangat cocok dengan dirinya.
Turtleneck berwarna hitam yang di balut dengan mantel putih serta celana panjang dan sepatu boots. Skyie tahu bahwa semua yang dikenakan oleh gadis itu adalah pakaian dari branded terkenal dan sangat mahal. Skyie bisa saja membeli itu jika dia sudah menjual satu ginjal nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She?
Mystery / ThrillerSkyie would do anything to save Asha and Asha would sacrifice herself for Skyie. © Copyright by Asha 2022