Chapter 01;-Pembunuh Bertopeng-

22 2 0
                                    

Thank you for reading this story. I hope you like it.

 I hope you like it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





******

Sebenarnya, Asha sedikit malas untuk keluar.

Tapi, entah kenapa ada perasaan yang seolah memaksa nya untuk tetap keluar dari mansion. Sore ini memang dingin seperti biasa, aktifitas orang-orang terlihat masih cukup sibuk, jalanan yang ramai, laju mobil dan transportasi yang masih membuat jalanan cukup macet dan beruntung Asha tidak membawa mobil nya dan memilih untuk jalan saja.

Tujuannya hari ini adalah salah satu cafe yang cukup terkenal. Katanya, cafe itu menjual kopi dengan citra rasa yang khas, belum lagi donat yang katanya sangat enak itu hingga membuat siapapun rela antri panjang untuk mendapatkan nya.

Angin berhemebus membuat Asha merinding hingga merapatkan mantel milik nya. Salah juga dia tidak membawa hot pack agar menjaga tangan nya tetap hangat. Memakai sarung tangan saja tidak akan cukup baginya. Tidak lama, dirinya sampai di cafe itu. Benar, cafe itu ramai dan membuat Asha menghela napas, di awalnya ingin makan di tempat, setelah melihat sendiri keadaannya cafe itu, dia mengurungkan niat nya dan memilih untuk makan di taman yang dekat dengan cafe.

Setelah dia masuk, memesan hot chocolate serta waffle kesukaan nya. Asha segera pergi. Bukan berarti Asha membenci keramaian, hanya saja jika dia berada di satu keramaian, energi sosial nya cepat habis dan malah membuat Asha badmood sendiri. Tidak lama, dia telah sampai di taman itu dan duduk di bangku panjang berwarna putih lantas menghela napas.

"Kamu sudah berapa kali menghela napas?"

Asha tidak terlalu kaget jika ada orang yang datang dan duduk di sebelah nya. Asha tidak perlu melirik lagi siapa orang itu, rasanya bosan melihat wajah nya.

"Entah." Asha meminum pelan hot chocolate nya. "Sejak kapan kamu mengikuti ku?"

"Sejak kamu datang ke cafe dan melihat orang-orang disana dengan sinis. Sekalipun aku tahu kalau kamu nggak melihat mereka kayak gitu."

Asha tersenyum tipis, dia menyilangkan kaki nya dan mulai memakan waffle nya.

"Aku nggak membencinya." Asha menelan waffle nya. "Hanya kurang suka."

"Apa bedanya?"

Cowok di sebelah Asha terkekeh pelan. Aaron—teman Asha. Yah, walaupun tidak terlalu lama berteman, Asha tahu kalau cowok ini bukan tipe orang yang like someone by their look. Buktinya, semasa kuliah, banyak sekali yang berteman dengan Aaron. Selain karena dia baik, Aaron juga cerdas dan membuat para dosen di kampus kadang lebih membanggakan Aaron.

Aaron itu orang nya simple, dia tidak suka sesuatu yang ribet. Seperti, ada orang yang menyukainya dan Aaron tahu. Sudah. Itu saja. Aaron tidak akan memperpanjangnya. Sudah banyak yang menyatakan perasaan kepada Aaron dan Aaron akan menjawab, "maaf tapi aku punya orang yang aku suka." Memang susah jika sudah menjadi everyone crush.

Who Is She?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang