Chapter 05;-Tragedi Perpustakaan (3)-

8 2 0
                                    

Thank you for reading this story. I hope you like it.

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






****

Mungkin, jika Skyie lebih mempersiapkan diri lebih baik, dia tidak akan sekaget ini.

Dalam bayangan nya, mungkin Rasel hanya menyimpan sesuatu yang berharga seperti berlian, emas atau lainnya hingga dia di incar oleh pembunuh itu. Namun, itu sangat tidak masuk akal jika si pikirkan sekali lagi. Setelah dia memeriksa CCTV, dia dapat melihat dengan jelas kalau Rasel pada malam itu masih berada di perpustakaan. Padahal malam itu sudah pukul setengah sepuluh malam yang dimana, perpustakaan seharusnya sudah tutup setengah jam yang lalu.

Dalam rekaman itu, Skyie melihat sendiri bagaimana Rasel sedang berbicara kepada seseorang yang Skyie sendiri tidak bisa melihat nya karena orang itu memakai pakaian yang tertutup hingga agak susah di kenali. Rasel terlihat gemetar disana, beberapa kali mencoba untuk menolak dan menggeleng bahkan menangis. Namun sepertinya, itu tidak membuat si pembunuh puas.

Maka, ketika Rasel ingin pergi dari sana, si pembunuh mengeluarkan pistolnya dan menembak Rasel tepat di jantung nya. Tidak, bukan. Empat tembakan yang cukup berantakan. Jika pembunuh itu ingin langsung Rasel mati, dalam jarak dekat, seharusnya tidak sulit mengincar jantung Rasel dan hanya perlu satu tembakan saja.

Asha sempat bertanya kepada penjaga perpustakaan, kenapa di jam sepuluh malam perpustakaan masih di buka. Katanya, memang penjaga perpustakaan sering ganti shift dan dan saat malam itu, bukan dirinya yang berjaga saat itu. Asha meminta data siapa saja yang menjaga perpustakaan pada malam hari. Setelah dapat data tersebut, Asha sibuk membaca sementara Skyie masih menatap rekaman CCTV tersebut.

"Ingin ke apartemen Rasel atau masih ingin disini?" Tanya Asha setelah dia membaca data yang berisi siapa saja yang berjaga di perpustakaan.

Skyie menghela napasnya, "pembunuh itu masih amatir."

Alis Asha terangkat. Skyie duduk di salah satu bangku dan menghela napasnya lagi.

"Jika pembunuh itu ingin langsung membunuh Rasel, satu tembakan menembus jantung saja sudah cukup membuat pendarahan hingga Rasel kehabisan darah. Namun, pembunuh itu malah menembak empat kali dengan acak seolah dia... Seolah dia sudah ketahuan." Skyie menguncir rambutnya menjadi satu karena berpikir seperti ini tidak membuatnya nyaman dengan rambut yang tergerai.

"Berarti, ada saksi lain." Asha melipat kedua tangan nya di dada. "Sebenarnya, apa yang di sembunyikan oleh Rasel hingga dia sampai seperti itu?"

"Sesuatu yang berharga mungkin," Asha melirik pintu keluar lantas tersenyum tipis. "Ayo, kita ke apartemen Rasel dan mencari tahu apa yang dia sembunyikan. Barangkali, sesuatu itu sampai membuatnya di bunuh."

Who Is She?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang