Hetalia belongs to Himaruya Hidekaz, saya tidak memiliki dan mengambil keuntungan apapun dari fic ini.
Warn: as always.
*****************************
Pemandangan teras rumah yang berantakan, coretan cat merah, serta surat kaleng di atas kaset menjadi hal yang biasa oleh (Name). Namun kini dia akan mengungkap pelaku di balik semua ini, karena ada CCTV yang merekam semuanya. Gadis itu sudah membuat janji dengan Ludwig yang akan membantunya. Dia sengaja berangkat lebih awal untuk melakukan ini.
(Name) pergi membawa CCTV dengan perasaan senang dan waswas. Dia akan terbebas dari teror-teror ini, lalu pelakunya akan segera ditangkap dan dipenjara dan (Name) akan kembali hidup tenang ... untuk beberapa saat.
Begitu sampai di kampus, (Name) langsung menuju tempat mereka berjanji. Sebuah sudut kecil di lorong sepi pengunjung, gadis itu langsung menemukan Ludwig yang terduduk sambil berkutat dengan laptop. Dengan lega dia menghampiri pria itu lalu menyapanya.
"Ludwig!"
Ludwig mendongak.
"Selamat pagi, (Name). Kau sudah membawa CCTV-nya?" tanya Ludwig.
(Name) mengangguk. "Sudah."
"Bagus. Sekarang kita bisa mengungkapnya."
(Name) memberikan CCTV itu kepada Ludwig, lalu pria itu membalikkan CCTV-nya. Ludwig baru saja hendak membuka kotak rekaman CCTV, namun air mukanya berubah dalam sekejap. Menyadari hal itu, (Name) merasa ada yang tidak beres.
"Ada apa?"
"Kabel konektornya rusak. CCTV-nya mati," ucap Ludwig.
Muka (Name) memutih. "Apa?"
"CCTV-nya mati. Mungkin digigit tikus." Ludwig kembali mengutak-atik. Dia kembali berbicara sebelum (Name) memotongnya. "Namun kita masih bisa melihat rekaman sebelum kabelnya terputus," ujar Ludwig dengan datar.
(Name) menghela napas lega. Ludwig membongkar CCTV untuk mendapatkan SD card-nya. Setelah berhasil membukanya, dia mengambil SD card itu lalu menyambungkannya ke laptop menggunakan sebuah kabel. File berisi rekaman CCTV mulai tampak di laptop Ludwig. Dia mengklik satu-satunya video di file itu, kemudian laptopnya menayangkan rekaman CCTV (Name).
"Tunggu, bisa kau cepatkan kecepatannya?" (Name) bertanya.
Ludwig menaikkan kecepatan rekaman. Namun, rekaman itu tidak menunjukkan pelaku di balik teror-teror yang (Name) alami. CCTV-nya malah mati duluan sebelum sempat merekamnya--- jadi (Name) tidak dapat mengetahui siapa pelaku di balik teror yang menghantuinya.
(Name) menjalani hari dengan kecewa. Hari-harinya terasa semakin gelap, dan dia tidak tahu lagi harus bagaimana.
********************
Pada suatu malam yang berkabut, (Name) bermimpi sesuatu yang aneh. Dia bermimpi menjalani hari-harinya dengan biasa, bermain monopoli dengan Emilia, mengelilingi tempat tinggalnya, lalu mengobrol dengan Oliver. Bagian anehnya adalah, saat mengobrol dengan Oliver, Oliver terlihat seperti robot. Dia tersenyum dengan kaku, berbicara dengan intonasi yang datar, serta gerak-geriknya yang seperti diatur oleh mesin. Pada akhirnya, semakin lama gadis itu berbicara pada Oliver, dia merasakan sensasi aneh yang menyergap. Warna-warna di mimpinya seperti bertabrakan dan membentuk spiral, pandangannya berputar-putar, dan Oliver tersenyum sangat lebar sebelum akhirnya meleleh dan hendak mencekik (Name).
(Name) bangun dengan tubuh berkeringat, napas ngos-ngosan, serta mata yang melebar ketakutan. Dia mengedarkan pandangan, lalu bersyukur dia masih berada di kamarnya dan memiliki kehidupan yang normal. Gadis itu bergegas bangkit, lalu membuat sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
隣 の 人 || 2p!England x Readers
Fanfiction(Name) membuka pintu, lalu melihat halaman depannya yang penuh cakaran dan cat merah yang terlihat basah bertuliskan 'aku mencintaimu'. (Name) menghela napas. Ini sudah ketiga kalinya dalam minggu ini, batinnya sambil mengunci pintu lalu bergegas p...