Chapter 6

32 8 0
                                    

"Sampai jumpa, (Name)." 

"Sampai jumpa, Michelle." 

(Name) berbelok menuju lobi keluar universitas. Derap kaki Tereza yang mengejarnya menggema di telinga walaupun lorong sedang ramai oleh para mahasiswa. Sebuah tepukan khas di pundak (Name) membuat gadis itu menolehkan kepalanya. 

Senyum Tereza menjadi pemandangan kesekian yang dilihatnya hari itu. 

"Mau bareng? Tempat kerjamu dan tempat kerjaku searah, kita bisa ke sana dengan jalan kaki atau menyewa sepeda," tawar Tereza.

(Name) hendak menggeleng ketika Tereza kembali membuka mulutnya. "Aku tidak menerima penolakan ya! Aku sangat khawatir denganmu semenjak kasus penemuan mayat tetanggamu itu, kalau kau kenapa-napa bagaimana?!" 

Melihat raut khawatir Tereza, (Name) akhirnya tersenyum paksa dan mengangguk. Mereka kembali berjalan. 

"Lagipula, kau masih masuk kampus setelah kejadian itu. Kau beneran tidak apa-apa kan?" selidik Tereza. 

"Iya, aku tidak apa-apa," jawab (Name). 

Tereza mendesah. "Tatapanmu kosong banget, tau. Kalau kau merasa terpukul atau trauma, izin saja gapapa. Lagipula dosen pasti akan memaklumi alasanmu," ujarnya sambil melangkah lebih cepat. 

(Name) menggeleng. "Aku tidak betah berada di rumahku sendiri setelah kejadian itu." 

"Kan kau bisa menginap di rumahku!" 

"Aku takut merepotkanmu."

Tereza mendecih lalu menghela napas. "Kau benar-benar ya, kalau merasa tertekan bilang saja, tidak usah ditahan begi-" 

Ucapan Tereza berhenti tepat ketika (Name) menghentikan langkahnya. (Name) nampak tercengang bercampur heran dengan sesuatu yang ada di depannya. Tereza heran. 

"(Name)? Ada apa?" 

Bibir (Name) bergumam pelan, seiring alisnya yang bertaut. "Arthur?" 

Dan Tereza menoleh, lalu menemukan seorang pria yang mengenakan mantel beige melambai ke arah mereka. 

"Selamat siang, Nona (Name). Mau saya antar pulang?" 

*******************************

"Apa-apaan kamu! Kenapa gak bilang-bilang kalo kamu punya pacar?!" seru Tereza setelah tercengang melihat kedatangan Arthur yang tiba-tiba. 

"Ssstt! Apaan ya, aku memang gak punya pacar! Tuan Detektif ini yang tiba-tiba muncul dan berniat menjemputku, aku sendiri gak pacaran sama dia!" (Name) berseru balik. Gadis itu tidak menyadari Arthur menghampirinya. 

"Ya ampun, ternyata kamu sudah besar (Name)! Aku jadi terharu." Tereza pura-pura menyeka air mata. 

"Tereza, udahan dong!" 

"Permisi, Nona-Nona." Suara ramah Arthur menghentikan perdebatan dua gadis itu. 

"Anda temannya Nona (Name), ya? Salam kenal, saya Arthur Kirkland, detektif yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi di perumahan Nona (Name). " Arthur membungkuk terhadap Tereza. 

"Wah wah, jadi begitu," ujar Tereza sambil melirik ke (Name). (Name) memalingkan pandangannya lalu mendecih, "Apaan sih..?" 

Arthur menoleh ke (Name), namun (Name) tidak menatap matanya. 

Arthur membuka mulut, "Nona (Name), saya bisa mengantar Anda ke tempat kerja Anda, kalau Anda berkenan." 

(Name) menatap sepatu Arthur. "Panggil (Name) saja," gumamnya yang dapat didengar Arthur.

隣 の 人 || 2p!England x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang