FAKE LOVE 【SAKUATSU】(hiatus)

FAKE LOVE | CHAPTER 7

✦FAKE LOVE ✦
.
HAIKYUU!! ALTERNATIVE UNIVERSE
.
SAKUATSU
.
MATURE - ANGST - MPREG
.
Written by LACYMEJA

.

Warning!⚠️ This has scenes of violence and sexual assault. For those who feel uncomfortable, please leave this chapter immediately, thank you

.

.

.

.

.

.

.

❀✿❀✿❀✿

Pada tengah malam, tak banyak orang berlalu lalang di sepanjang lorong rumah sakit itu.

Ketiga pria itu sekarang di depan ruang rawat yang sebelumnya ditempati oleh ayah si kembar.

Si kembar duduk di salah satu kursi panjang. Padangan Atsumu kosong, Osamu tertidur bersandar padanya akibat kelelahan, Rintarou sendiri berdiri sedikit jauh dari mereka untuk mengabari tuan dan nyonya Sakusa.

"Terimakasih, Rin..." ucap Atsumu lirih tanpa menatap pria bermata sipit itu.

Rintarou ikut duduk bersama mereka, lalu mengusap pelan surai kekasihnya, Osamu. "Sudah seharusnya aku membantu kalian. Aku juga berjanji pada diriku sendiri untuk menjaga Osamu dan juga dirimu." Jawab Rintarou.

"Benar, sebab itulah aku berterimakasih padamu. Terimakasih sudah menjaga adikku ketika aku tidak bersamanya."

Atsumu menatap genggaman tangannya dengan tangan Osamu. Menunjukkan betapa eratnya ikatan saudara kembar yang mereka miliki.

Tak lama setelahnya tuan dan nyonya sakusa datang.

Nyonya Sakusa segera memeluk Atsumu, menantu satu-satunya yang ia miliki. Tenang saja, Osamu sudah bangun dari tidurnya jadi pemuda itu tidak akan terganggu saat ia bersandar pada Atsumu.

Tuan Sakusa sendiri menepuk pelan bahu Osamu dan Suna.

"Menantuku sayang, maaf mama tidak bisa membantu banyak..." ucap nyonya Sakusa. Air mata Atsumu kembali mengalir saat mertuanya itu berucap demikian.

Pemuda itu membalas pelukan wanita tersebut. Tuan Sakusa mengusap lembut kepala Atsumu.

Nyonya Sakusa mengulurkan tangannya kepada Osamu, memberikan ruang untuk masuk kedalam pelukannya. Pemuda surai keabuan itu menerima uluran tangan wanita tersebut.

"Kami turut berduka nak." Ujar Tuan Sakusa.

Kemudian Tuan dan Nyonya Sakusa membawa mereka ke kediaman utama untuk beristirahat. Benar, kedua orang tua itu membawa si kembar untuk menginap di kediaman utama mereka, sedangkan Suna kembali ke apartemen miliknya.

Saat Nyonya Sakusa membuka perlahan pintu kamar tamu, ia mendapati si kembar yang tertidur pulas akibat kelelahan. Kedua pemuda dengan wajah yang serupa itu tanpa sadar menggenggam tangan satu sama lain, membuat Nyonya Sakusa yang melihatnya merasa iba.

"Bagaimana keadaan mereka, istriku?" Tanya sang tuan rumah sedikit berbisik, takut jika membangunkan si kembar.

"Mereka tertidur pulas. Suamiku, apakah tak ada yang bisa kita lakukan untuk mereka?" Nyonya Sakusa menatap suaminya dengan raut wajah yang sedih. Berharap jika mereka bisa melalukan sesuatu untuk si kembar.