FAKE LOVE | CHAPTER 10

449 42 4
                                    

✦ FAKE LOVE ✦
.
HAIKYUU!! ALTERNATIVE UNIVERSE
.
SAKUATSU
.
MATURE - ANGST - MPREG
.
Written by LACYMEJA

.

.

.

.

.

.

.

❀✿❀✿❀✿

Di luar sana, awan keabuan itu tak kunjung berlalu. Sudah berjam-jam Atsumu menatap keluar jendela di kamar miliknya. Ah, lebih tepatnya kamar tamu milik keluarga Suna.

Mengapa demikian? Saat ini kondisi pemuda itu belum sepenuhnya pulih untuk terbang menuju Argentina. Lalu, mengapa tidak melakukan pemulihan di kediaman utama keluarga Sakusa?

Menurut Rintarou sendiri, Atsumu tidak akan bisa menghindari suaminya jika saja Kiyoomi mengetahui bahwa istrinya berada di kediaman utama keluarga Sakusa.

Pintu berwarna putih itu terbuka, menampakkan Osamu yang membawa nampan berisi obat-obatan dan segelas air.

"Tsumu..." Panggilnya. Sang pemilik nama sendiri tidak kunjung mengalihkan pandangannya dari jendela namun ia mendengar panggilan dari Osamu

Pandangan Atsumu kosong, seakan menyelam ke dunia lain. Osamu yang hendak menepuk bahu saudaranya itu mengurungkan niatnya karena teringat saat Atsumu terbangun di rumah sakit hari lalu. "Tsumu...kau harus minum obat"

Lagi, suara Osamu seakan tidak dapat meraih kesadaran si pirang. Pikiran Atsumu sendiri sedang merekam kembali apa yang baru saja terjadi beberapa jam lalu.

//FLASHBACK//

"Tuan Atsumu sedang mengandung, usia kandungannya baru menginjak lima belas hari. Maka dari itu kandungannya sangat rawan terlebih lagi Tuan Atsumu sendiri belum cukup pulih." Ucap seorang dokter pribadi milik Keluarga Suna menjelaskan perihal kondisi Atsumu.

"Aku....bisa punya anak?" Tanya Atsumu. Dokter tersebut mengangguk, membenarkan pertanyaan pemuda itu. Osamu pun juga sama terkejutnya dengan Atsumu, ia sama sekali tidak mengira jika saudara kandungnya sangat spesial.

Osamu sendiri juga bertanya kepada sang dokter apakah ia juga sama seperti Atsumu. Namun hanya Atsumu saja yang mengalaminya.

Dokter tersebut akhirnya pamit, Suna mengantarnya menuju mobil milik sang dokter. "Aku akan mengambilkan air untukmu." Osamu mengambil gelas yang kosong itu kemudian berlalu memberikan ruang sementara untuk Atsumu.

Tak berselang lama, pemuda surai abu-abu itu kembali dengan segelas penuh air putih. "Tsumu, aku kembali-", saat ia membuka pintu terlihatlah Atsumu yang terduduk di lantai dengan genangan air, serpihan kaca akuarium, dan sepotong kaca besar yang tajam di tangan pemuda itu berada tepat di depan perutnya bersiap menusuk dirinya sendiri dengan janin di perutnya.

"NII-SAN!?"

Tanpa sengaja Osamu menjatuhkan gelas berisi air itu dan berlari mendekati saudaranya untuk menghentikannya. Ia merebut potongan kaca yang tajam itu kemudian membuangnya. Segera ia merengkuh tubuh Atsumu yang bergetar hebat disertai tangisan pemuda itu.

Atsumu meremat kemeja yang dikenakan Osamu, menangis sekuat mungkin.

"HIKS...HIKS...AKU INGIN MATI...HIKS....AAAAAGGHHHH"

//FLASHBACK OFF//

Atsumu terkejut saat Osamu mengguncang tubuhnya dengan wajah penuh kekhawatiran. "Aku sudah memanggilmu berulang kali tapi...kau sama sekali tidak mendengarnya." Ucap Osamu, Atsumu menundukkan kepalanya.

"Maaf..." Jawabnya lirih, ia sedikit menyesal dengan tindakkan yang sebelumnya ia perbuat. Bisa-bisanya ia ingin melenyapkan nyawa yang sama sekali tidak bersalah di kandungannya itu.

Osamu menggeleng, "tidak apa-apa, kau pasti lapar, aku sudah membawakan makanan untukmu."

Atsumu hanya menatap nampan berisi makanan itu dengan tidak selera, "aku tidak lapar....." Ucapnya. pemuda surai abu-abu itu menghela nafas, "setidaknya makanlah untuk janin yang ada di perutmu, Tsumu."

Jika boleh jujur, hati Atsumu masih ragu. Ia sangat membenci Sakusa sampai-sampai ia ingin mengakhiri hidup janin ini dan hidupnya sendiri, namun janin yang ada di kandungannya ini sama sekali tidak bersalah.

Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Atsumu memutuskan untuk tetap hidup di dunia yang tidak lagi indah ini. Tujuan hidupnya sekarang adalah anak yang ada di kandungan miliknya. Atsumu pun mulai menyantap hidangan yang saudaranya itu bawa, tak lupa pula meminum obat-obatan yang Atsumu akui rasanya mengerikan, pahit sekali.

Tak lama setelahnya, Suna dating dengan satu amplop besar berwarna coklat di tangannya. Osamu bertanya kepadanya tentang isi amplop tersebut. Suna mengatakan jika amplop ini berisi dokumen perceraian milik Atsumu dan Sakusa.

Suna ingin Atsumu untuk menandatanganinya, tapi begitu melihat Atsumu masih sibuk melahap makanan, pria bermata sipit itu mengurungkan niatnya. Walaupun begitu, ia merasa lega jika anak kembar ini baik-baik saja.

"Apa kau sudah makan?" Tanya Suna kepada Osamu. Pemuda surai abu-abu itu mengangguk. "Rin..." Panggil Atsumu pelan. Suna dan Osamu dibuat penasaran olehnya.

"Bantu aku untuk mendapatkan cat rambut."

❀✿❀✿❀✿

Pria bersurai hitam keriting itu membuka kedua matanya. Ia melihat sekelilingnya penuh dengan perabotan berwarna putih.

Ah...rupanya ia berada di rumah sakit. Sepertinya sang kepala pelayan segera memanggil sopir untuk membawa mereka ke sini. Ia menatap infus yang menggantung itu cukup lama, lalu tak lama kemudian wanita paruh baya yang sudah bekerja pada Keluarga Sakusa selama bertahun-tahun itu berjalan kearahnya dengan raut wajah yang begitu lega.

Entah apa yang kepala pelayan itu katakana, kepala Sakusa masih saja merasakan pusing dan dengungan di telinganya pun tak kunjung usai.

Beberapa menit kemudian Tuan dan Nyonya Sakusa datang. Mereka sangat khawatir dengan keadaan putra tunggal mereka itu. "Kiyoomi, Syukurlah kau sudah sadar nak." Ucap sang ibu yang merasa lega, "a-aku.....apa...yang terjadi...padaku...." Tanya Sakusa.

Sang ayah menjelaskan jika ia sempat mengalami kejang dengan tubuhnya yang begitu panas saat sang kepala pelayan kembali usai mengganti air hangat untuk mengompres dahinya.

Ah, sekarang Sakusa ingat. Ia memang sama sekali tidak bekerja dikarenakan ia terkena demam. Rupanya apa yang ia alami semalam itu hanyalah halusinasinya saja.

/terdengar para pembaca sepertinya kecewa – author/

/lanjut/

Meski begitu, mimpi yang ia rasakan semalam terasa seperti nyata. Ketika Sakusa mengingat-ingat lagi mimpi itu dada kirinya mendadak sakit.

Ah~ benar juga, omong-omong dimana Atsumu?

"Miya.....dimana...?"

Tuan dan Nyonya Sakusa saling bertatap, sang kepala keluarga itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Pada akhirnya Nyonya Sakusa yang menjawab pertanyaan anaknya.

"Nak Atsumu.....

































...dia bunuh diri dengan melompat ke jembatan."

❀✿❀✿❀✿

Pendek? Maaf.

/author kemana saja berbulan-bulan nggak update???/

Saya tidak bisa menjelaskan banyak. Intinya saya terkena musibah. Maaf jika saya seperti lenyap begitu saja dan mengabaikan buku-buku saya yang menggantung.

Saya harap para pembaca sekalian selalu dalam perlindungan. Jangan lupa untuk jaga kesehatan kalian. Saya tidak bisa janji jika akan update lebih cepat, tapi satu hal yang kita tahu bahwa perjalanan Atsumu belum usai.

Sekian dari saya.

FAKE LOVE
.
CHAPTER TEN
.
A GLIMMER OF HOPE
.
LACHY.LACYMEJA

_Lachy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAKE LOVE 【SAKUATSU】(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang