Gudang

44K 440 6
                                    

Saat itu pagi hari jam sepuluh. Aku dan rekan kerjaku, Asep, sedang ada di gudang. Disana hanya ada kami berdua. Kami sedang menghitung barang-barang stok perusahaan dan mencocokkannya dengan jumlah yang ada di data.

Asep yang menghitung sementara aku yang mencatat sehingga Asep yang harus mengangkat barang-barang tersebut. Sesekali ia mengangkat barang dalam jumlah yang banyak sekaligus sehingga ia harus mengeluarkan tenaga yang lebih besar. Asep mengeluarkan suara erangan setiap kali ia mengangkat barang-barang tersebut. Erangan yang sangat jantan. Aku merasa terangsang setiap mendengar suara erangannya tersebut karena aku selalu membayangkan suara itu keluar saat aku dan ia sedang melakukan hubungan badan. Tapi hal itu tidak mungkin karena ia adalah lelaki normal. Ia termasuk pria yang mata keranjang terhadap wanita. Tapi mungkin saja hal itu bisa terjadi kalau aku mencoba merangsangnya. Karena beberapa kali juga ia sering bercanda denganku dengan memelukku dari belakang. Atau mungkin saja ia hanya menganggapku seperti adiknya. Tapi kali ini aku penasaran dan ingin mencoba menggodanya. Sudah sangat lama aku jatuh cinta pada Asep. Ia adalah pria yang gagah namun sifatnya baik dan polos seperti seorang anak laki-laki.

Singkat cerita saat itu sudah banyak barang yang kami hitung sehingga Asep kelelahan. Maka aku menyuruhnya untuk istirahat dulu sebentar sementara aku sibuk menjumlahkan data yang ada di kertas. Asep duduk di kursi. Ia kepanasan dan tubuhnya penuh keringat sehingga ia segera membuka bajunya. 


Saat itulah aku tak kuasa untuk tak melihat pemandangan indah itu: tubuhnya montok berotot, dadanya bidang dan montok oleh otot dan lemak, puting susunya besar, perutnya yang berotot dan sedikit buncit itu basah dan berkilau oleh keringat. Aku tak tahan ingin menjilati tubuh jantan itu. Kontolku pun menegang. Aku mencuri pandang pada tubuhnya sementara ia asyik melihat smartphonenya. Ia tampak tersenyum-senyum. Aku penasaran apa yang sedang dilihatnya, maka aku berpura-pura untuk pindah ke meja yang ada di belakangnya. Lalu aku melirik ke layar smartphonenya dan mendapati bahwa ia sedang melihat video porno. Sepertinya video itu dikirim oleh salah satu temannya lewat aplikasi chat. Lalu aku pindah lagi ke depannya sambil pura-pura sibuk menjumlahkan.
Lama-kelamaan kulihat wajahnya mulai serius dan nafasnya mulai seperti memburu. Lalu tangannya membenarkan celana di bagian selangkangannnya, sepertinya kontolnya mulai bangun. Lalu pikiran nakalku pun mulai muncul dan tiba-tiba aku punya ide.

Aku mengajaknya untuk melanjutkan pekerjaan. Kali ini aku ajak dia ke bagian tumpukan barang di sudut gudang yang membentuk gang yang sempit sekali. Asep terlihat masih terbawa suasana video porno yang baru saja dilihatnya karena aku lihat kontolnya yang tegang kentara sekali menonjol ke depan.

Lalu saat kami sudah berada di gang yang sangat sempit itu, aku berpura-pura ingin berpindah tempat ke ujung sehingga aku harus melewatinya. Asep berdiri menyamping agar aku bisa lewat. Saat aku hendak melewatinya, otomatis badanku dan badannya menempel. Asep lebih tinggi dariku dan kepalaku ada di sebatas dadanya sehingga mataku berada tepat di depan dadanya.

Anjing! Dada si Asep bidang bangeet, batinku dalam hati. Pasti enak banget kalau bisa rebahan disitu.

 Aku angkat tangan kananku menuju dadanya dan tangan kiriku aku arahkan ke bagian kontolnya berpura-pura hendak lewat. Karena gang itu sempit sekali maka sangat sulit untukku melewatinya sehingga kami berdua berdesak-desakan dan tanganku menyenggol dan menggesek-gesek puting susu dan kontolnya.

Begini saja sudah membuatku sange berat. Jantungku berdebar-debar karena baru kali ini aku bisa melihat tubuh atletis Asep sedekat ini, bahkan menempel pada tubuhnya! Keringat Asep sedikit membasahi bajuku.

Aku sengaja membuat kami lama berdesak-desakan seperti itu sambil aku menggesek-gesekkannya.

"Ah susah sep" kataku sambil memainkan tanganku.

"Kayaknya aku harus keluar dulu baru kamu bisa masuk" kata Asep. Aku tak menggubrisnya.

Aku gesek-gesekkan lagi area sensitifnya itu. Kali ini Asep tampak memejamkan matanya. Aku pura-pura menurunkan tanganku dan kali ini aku arahkan mulutku yang terbuka ke arah puting susunya. Aku gesek-gesek puting susunya dengan mulutku yang terbuka. Asep hanya diam, ia masih memejamkan matanya. Apakah ia terangsang? Entah apakah ia terangsang atau tidak, aku sendiripun sudah sangat terangsang dan sudah tidak tahan lagi. 

Membuat Asep Sange 🔞 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang