Setelah kejadian di gudang tempo hari itu, sikap Asep padaku menjadi dingin. Ia selalu membuang muka jika tak sengaja berpapasan denganku di tempat kerja. Hatiku sedih namun aku mencoba memahaminya karena pasti ia merasa canggung dan malu. Yang biasanya ia mengajakku bercanda kini berubah menjadi orang yang seperti baru mengenalku. Namun kami tetap profesional. Kami tetap berkomunikasi jika itu menyangkut masalah pekerjaan. Aku sendiripun tidak berani untuk mengajaknya bicara duluan selain masalah pekerjaan.
Beberapa hari kemudian, aku ditugaskan oleh atasanku untuk menyerahkan laporan penjualan ke rumah bosku karena aku sendiri yang harus menjelaskan rinciannya. Sementara Asep adalah orang yang dipercaya untuk menyerahkan uang hasil penjualan setiap harinya ke rumah bos juga. Aku menyewa sebuah rumah kecil yang sangat dekat dengan tempat kerja sehingga aku selalu berjalan kaki menuju tempat kerja setiap harinya. Mau tak mau aku meminta tumpangan pada Asep yang setiap hari membawa motor.
Dengan jantung berdebar aku mendekatinya dan mengatakan maksudku.
Syukurlah Asep mau memberiku tumpangan. Akhirnya aku dan Asep pun berboncengan menuju rumah bos."Makasih ya sep" kataku sebelum aku duduk di jok belakang motornya.
"Sama-sama ki, nanti aku anter kamu lagi pulang" katanya.
"Loh emang gak apa-apa sep? Nanti kamu jadi bolak balik dong, nanti mending aku pesen ojek online aja deh" kataku merasa tak enak.
"Udah gak apa-apa, cepet naik aja, ntar keburu hujan" katanya. Aku sangat tersentuh oleh sifat baiknya ini. Ia tidak membenciku karena kejadian di gudang saat itu.
Aku pun langsung menaiki motornya. Asep langsung memicu motornya dengan cepat, refleks aku memegang pinggangnya erat-erat. Asep tak kunjung menurunkan kecepatan motornya juga, aku jadi sedikit takut sehingga mau tak mau aku tetap memeluk pinggangnya. Namun Asep tampaknya sama sekali tidak keberatan pinggangnya kupeluk. Maka aku nikmati saja kesempatan ini.
Singkat cerita akhirnya kami sampai di rumah bos. Asep menyerahkan uang setoran dan setelahnya aku berurusan dengan bos sebentar. Sementara itu Asep dengan sabar menunggu di luar. Tak lama kemudian aku pun sudah selesai dan mengajak Asep untuk pulang.
Kami menaiki motor lagi dan di tengah perjalanan terdengar suara petir bersahutan, tanda hari akan hujan. Ketika sudah lebih dari setengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Karena jarak rumahku sudah cukup dekat dan kami tidak membawa jas hujan, maka kami putuskan untuk menerobosnya.
Ketika sampai, kami berdua basah kuyup. Aku menyuruh Asep untuk mampir ke rumahku karena hujan semakin deras. Kami berdua masuk. Aku melepas baju dan celanaku yang basah kuyup dan segera menggantinya dengan baju yang kering. Asep hanya melepas jaketnya. Baju yang dipakainya pun sama basahnya. Ia menggigil kedinginan. Kuberi ia handuk untuk mengeringkan rambutnya yang kebasahan. Kusuruh ia untuk melepaskan bajunya yang basah namun ia tak mau. Aku bilang bahwa aku akan meminjamkannya baju. Setelah itu baru ia mau menurutiku. Asep pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian sementara aku membuat dua gelas STMJ sambil berdoa dalam hati semoga hujan tidak cepat reda.
Tak lama kemudian Asep pun keluar dengan memakai baju dan celana pendek yang aku pinjamkan. Bajuku itu berwarna putih polos dengan bahan yang tipis sehingga aku bisa melihat dengan samar tubuh atletis Asep yang tercetak dibalik baju tipis itu. Tidak salah aku memilih baju itu.
"Nih, diminum dulu sep biar anget" kataku menawarkan minuman itu pada Asep.
"Wah makasih ki" katanya sambil duduk dan meminum setengahnya.
Sesaat kami terdiam."Sep, aku mau minta maaf sama apa yg terjadi di gudang waktu itu" kataku memulai.
Raut wajah Asep langsung berubah menjadi canggung, "ya udah ki, lupain aja, anggap aja itu ga pernah terjadi""Tapi kamu ga jijik sama aku kan?"
"Gak ki, nggak, udah santai aja, sebenernya aku cuma ngerasa malu aja" katanya sambil menyeruput stmj nya.
"Makasih ya sep. Tapi aku penasaran, kok waktu itu kamu mau aku ajak buaat.." aku tak meneruskan perkataanku.
"Gak apa-apa kok. Hmm, sebenernya... aku ini orangnya emang gampang sange ki" katanya dengan ekspresi malu.
"Walaupun yg mancing kamu itu cowok juga? Kamu gak usah malu sep, aku mau kok jadi pelampiasan kamu" kataku menggodanya. Asep hanya tertawa kecil dan terdiam.
Aku memintanya untuk bersantai sambil menonton tv sementara aku memasak masakan sederhana untuk makan malam kami. Lalu aku mengajaknya untuk makan malam karena ia pasti lapar, aku pun demikian.
Kami berdua pun mengobrol panjang sambil makan dan menunggu hujan reda. Dari obrolan itu kuketahui bahwa dulu Asep pernah punya adik laki-laki, namun adiknya itu meninggal karena sakit. Aku ikut sedih mendengar ceritanya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam namun hujan belum juga berhenti. Aku menawari Asep untuk menginap saja di rumahku. Melihat kondisi masih hujan dan malam sudah semakin larut, akhirnya ia setuju juga. Aku senang karena doaku terkabul.
Karena kamar di rumahku hanya satu, maka Asep pun tidur seranjang denganku. Hatiku berdebar tak karuan.Kami pun berbaring di atas ranjang dan masing-masing masih bermain hp. Pikiran nakalku mulai beraksi. Aku aktifkan aplikasi chat ganda dan aku gunakan nomor baru yang tak dikenal Asep untuk mengirim sebuah video porno lewat aplikasi chat tersebut ke nomornya.
Tring! Hp Asep pun berbunyi tanda pesan baru masuk, ia membukanya dan terheran dengan nomor yang tak dikenal. Aku melirik ke hpnya. Ia pun membalas dan sampai ke hpku, ia mengirim chat "siapa ya?" Ke hp ku, tentu saja aku sudah matikan suara dan getaran hpku agar tidak ketahuan olehnya. Lalu ia klik download dan video porno itu pun diputar. Volume speaker hp nya mati. Asep melirikku sejenak. Aku pura-pura fokus ke hp ku. Asep lanjut menonton video itu dengan seksama. Ia tampak serius sekali menontonnya. Aku pun pura-pura tidur duluan sementara Asep masih saja menonton video itu (aku tahu karena Asep menaikkan volume hp nya ke level 1 dan walau menutup speakernya dengan jarinya, aku masih bisa mendengar suara video itu samar-samar). Kuhitung, Asep memutar video itu sampai tiga kali. Tak lama kemudian ia pun menyusul tidur.
Hujan di luar berubah menjadi gerimis kecil. Aku menunggu beberapa menit. Rupanya Asep belum tertidur. Ia berguling ke kiri dan ke kanan dengan gelisah. Tak lama kemudian, Asep menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Membuat Asep Sange 🔞 [BL]
RomansaAsep adalah lelaki normal. Sudah sejak lama aku jatuh cinta padanya. Mampukah aku membuatnya menyerahkan kejantanannya? Dengan hati berdebar, aku mencoba menuntunnya untuk memasuki dunia pelangiku. (INI ADALAH NOVEL PENDEK SEX GAY DENGAN KONTEN DEWA...