6. Dinner Part I

216 152 408
                                        

Hai, aku balik lagi 👋👋👋

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya 😁(Vote+Komennya)

Sama mau minta tolong share cerita ini ke temen, keluarga, pacar, crush kalian pokoknya kemana-mana deh 😌

*

*

*

*

Happy Reading 💚

Sekembalinya gadis itu ke ruangan tim VIP, ia hanya berdiam diri sembari bersedekap dada. Terlalu malas rasanya jika harus berbasa-basi. Karena hanya untuk berdebat dengan sang tunangan sudah terlalu menguras energinya.

Gadis itu mencela dirinya sendiri, yang dengan percaya diri menganggap jika ia adalah kekasih dari seseorang yang bahkan menghilang tanpa kabar selama dua tahun ini. Ia bertanya-tanya, masihkah pria itu menganggapnya sebagai kekasih? Atau hanya sebatas gadis yang ia kasihani? Entahlah, rasanya kepala gadis itu hampir pecah, menghadapi permasalahan yang sejak dua tahun lalu tidak menemukan titik terangnya. Atau ia saja, yang terlalu denial akan kebenaran yang sebenarnya coba ia sangkal selama ini.

“Ssstt... Sa,” interupsi Meira.

“Prisa Rosalin Mahastama!” geram seseorang, mengejutkan gadis itu.

“Astaga!” kesalnya. “Bapak ada dendam apa sih dengan saya?”

“Saya menggaji kamu bukan untuk melamun seperti ini, lebih baik sekarang kamu ikut saya!”

“Sa, ikuti pak Nathan ya, ada beberapa hal yang harus kamu jelaskan ke beliau,” ujar Radit lembut, karena melihat Prisa yang tidak kunjung mengikuti Nathan, dibalas anggukan oleh gadis itu.

***

Keheningan merengkuh kedua insan yang sejak tadi terjebak di dalam ruangan khusus yang tidak sembarang orang bisa memasuki tempat tersebut. Oleh sebab itu, rasa dingin menyapa kedatangan mereka. Ditambah presensi pria di depannya yang sejak meninggalkan ruangan VIP menampilkan aura suram, yang senantiasa ditunjukkan hanya kepada dirinya.

Gadis itu bertanya-tanya, apa kesalahan yang telah ia lakukan, sehingga pria itu terlihat begitu membencinya? Atau, apakah kepercayaan yang diberikan Kusuma kepadanya yang jelas-jelas orang asing menimbulkan kebencian pria itu terhadap dirinya?

“Apakah disini letak berkas penting itu?” tanya Nathan, tidak yakin. Menghentikan langkahnya di depan lemari yang terbuat dari kaca transparan, yang terdiri dari beberapa rak yang terisi oleh arsip-arsip yang tersusun rapi, dan tentu saja dilengkapi dengan keamanan berlapis-lapis.

Akhirnya, setelah sekian lama dilingkupi keheningan pria itu memutuskan untuk bersuara. Sehingga gadis yang sejak tadi mengikut di belakangnya kontan menghentikan langkah.

“Benar, Pak.”

“Saya ingin melihat isi di dalamnya!”

Perintah Nathan, disertai tatapan tajam yang senantiasa ia layangkan ke arah gadis itu. Seolah-olah ingin menguliti isi dari kepala gadis yang kini menghela napas, demi menambah kadar kesabaran dalam menghadapi pria arogan di hadapannya.

Tanpa ingin diperintah dua kali, gadis itu segera meletakkan jarinya pada tombol, yang sekilas terlihat sebagai lubang tempat memasukkan kunci, sebagai langkah awal pengenalan identitas dirinya.

Kemudian ia membalik lemari tersebut sehingga memunculkan touch screen untuk memasukkan sandi milik gadis itu. Karena setiap pemegang kunci rahasia perusahaan, memiliki sandi masing-masing. Sehingga memudahkan mereka untuk mengetahui jika terjadi kecurangan.

Glimpse of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang