4. Selfish Girl

203 134 250
                                        

Hai, aku balik lagi 👋👋

Ada yang kangen nggak sama Nathan dan Prisa?

Enggak ya. Yaudah deh 😞

Aku cuman mau ingatin jangan lupa vote+komen, dan share cerita ini ke teman, keluarga, doi pokoknya ke mana-mana aja deh (Author maksa 🥺)

(Enggak, bercanda kok✌🏻)

Happy Reading 💚

Desau angin menerbangkan rambut panjang yang sengaja ia gerai malam ini. Gaun silver yang ia kenakan malam ini cukup memancarkan aura yang sulit untuk diabaikan. Malam ini, gadis yang mengenakan heels sepuluh centimeter itu melangkah dengan kepercayaan diri, ke dalam ballroom tempat diadakannya pesta peresmian presdir Kusuma Corp yang baru.

Sebenarnya kedatangan gadis itu sudah cukup terlambat, karena acara peresmian sudah terjadi sejak setengah jam yang lalu.

“Selamat ya, mas, atas jabatan barunya,” ujar seorang gadis, yang malam ini berhasil menggantikan tempat Prisa, dengan penampilan anggunnya yang sukses menarik perhatian seluruh tamu undangan.

“Terima kasih, An,” balas pria itu dengan senyum yang terpatri dibibirnya, sejak kedatangan wanita itu.

“Hmm...” dehem seseorang yang menyadarkan pria itu, jika ada seseorang lagi yang ingin mengucapkan selamat kepadanya.

“Selamat atas jabatan baru anda, pak,” ujar gadis itu, sembari memberikan sebuket bunga lily.

“Terima kasih. Tapi maaf, saya tidak bisa menerima bunga pemberian anda, karena Ana alergi terhadap bunga,” balas pria itu datar, menolak secara terang-terangan pemberian dari Prisa.

Dengan menyematkan senyum tipis, gadis itu menjawab perkataan Nathan. Tanpa ingin mendebat pria itu. “Tentu, pak.”

Gadis itu memutuskan untuk bergabung dengan sekumpulan orang yang mengenakan seragam dan warna senada dengan yang ia pakai malam ini. Tetapi saat berbalik, gadis itu mematung di tempat, melihat seorang pria yang keadaannya juga tidak jauh berbeda dengan yang ia lakukan, lebih kepada terkejut karena melihat keberadaannya disini, mungkin.

Gadis itu terkekeh sinis, setelah berhasil menguasai dirinya. “Bahkan, dia langsung kembali ke Indonesia.” 

Lalu kembali melanjutkan langkahnya, melewati pria itu begitu saja, tanpa repot menoleh ke belakang.

Kali ini gadis itu merubah haluannya, untuk segera pergi dari tempat yang cukup menyesakkan dadanya, tetapi sebelum itu, ia berhenti di samping tong sampah, lalu membuang bunga yang sejak tadi berada di dalam dekapannya. Tanpa peduli, jika sejak tadi apa pun yang ia lakukan menjadi tontonan seluruh orang di dalam ballroom, tanpa terkecuali.

“Gila, Prisa berani banget buang itu bunga. Bagus kasih ke gue aja,” ujar Dion, menggeleng-gelengkan kepalanya, prihatin kepada nasib bunga yang harus dibuang begitu saja.

“Apa yang dilakukan Prisa itu sudah benar,” jawab Hana, setuju dengan apa yang dilakukan Prisa.

Bagaimanapun, ia mengerti apa yang dirasakan Prisa. Ditolak secara terang-terangan tentu bukan hal yang mudah, apalagi selama ini gadis itu dijadikan permata oleh Kusuma sendiri. Dan apa yang dilakukan Nathan, tentu melukai harga diri gadis itu.

***

“Kita harus bicara,” interupsi seseorang yang berhasil menghentikan langkah gadis itu.

Gadis itu menipiskan bibirnya, ia sedikit terkejut melihat keberadaan pria itu yang memutuskan untuk menyusulnya.

Glimpse of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang