2. Too Foreign

326 174 347
                                    

Happy reading 😉

Waktu istirahat untuk seluruh karyawan Kusuma Corp telah tiba, dan seperti yang telah disepakati sebelumnya. Jika Nathan, selaku Presdir baru Kusuma Corp ingin makan siang bersama dengan seluruh rekan tim VIP, tanpa terkecuali.

Oleh sebab itu, saat ini mereka sudah terdampar di meja bagian pojok kantin yang disediakan Kusuma Corp untuk para pegawai. Kehadiran pria itu, di tengah-tengah mereka merupakan penampakan asing, yang tentu saja sangat jarang terjadi sebelumnya. Memang tidak ada aturan khusus yang melarang jika setiap atasan tidak boleh menghabiskan waktu istirahat dengan bawahan. Tapi tetap saja hal ini terlihat asing bagi seluruh karyawan.

Jangankan untuk karyawan yang lain, Prisa saja tidak menyangka jika ajakan makan siang yang diajukan oleh pria itu hanya sebatas di kantin.

“Maaf jika saya hanya bisa mengajak kalian makan siang di tempat ini, dan terkesan mendadak,” ujar pria itu menjelaskan, seolah-olah tau isi hati mereka, terutama Prisa.

“Tidak apa-apa pak. Kami juga berterima kasih atas ajakan dari anda,” balas Radit, mewakili rekan-rekannya.

Mendengar penuturan Radit, Nathan mengangguk-anggukkan kepalanya. “Saya berjanji lain kali akan mengajak kalian makan, dalam keadaan yang lebih prepare.”

Dan dibalas anggukan oleh Radit, karena tidak mempermasalahkan perihal tersebut.

“Oh ya, silakan kalian pilih menu yang kalian inginkan. Sekali lagi saya minta maaf ya,” ujar Nathan terdengar tulus.

See...

Semudah itu pria ini meminta maaf? Benar-benar pria dengan kepribadian ganda.

Rutuk gadis itu di dalam hati. Karena dengannya, bahkan pria itu seperti bajingan yang begitu mudahnya menyematkan cap “murahan” untuknya.

***

Prisa mengira jika ajakan makan siang yang diajukan sang Presdir memiliki maksud tertentu. Seperti mencari kawan yang akan memihaknya, mungkin. Karena bukan menjadi rahasia lagi, jika siapa pun yang akan menjadi penerus perusahaan sebesar Kusuma Corp, pastinya memiliki pihak pro dan kontra. Nyatanya, ajakan yang diajukan pria itu memang pure karena ingin makan bersama, tanpa ada maksud terselubung.

“Ternyata selain hobi terlambat, anda juga suka menyalahgunakan kekuasaan ya,” ujar seseorang, mengusik ketenangan yang sejak tadi diciptakan gadis itu.

“Maksud anda?”

“Saya rasa ini masih jam produktif untuk setiap karyawan berada di ruangan masing-masing. Dan kamu?” tanyanya datar, dengan sebelah alis yang terangkat.

Bukan tanpa alasan pria itu menegur Prisa, karena kini ia melihat gadis itu melamun sendirian di taman yang memang didesain khusus untuk para petinggi Kusuma Corp, di jam kerja seperti ini.

Gadis itu mendesah kesal, tidak terima jika disalahkan oleh Nathan. “Saya kesini karena pekerjaan saya sudah selesai, Pak. Dan untuk masalah terlambat, ini adalah yang pertama kalinya semenjak saya bekerja disini.”

Prisa merasa energinya akan habis, jika terus-menerus harus berdebat dengan Nathan.

“Saya tidak peduli dengan alasan apa pun itu. Di mata saya, anda hanyalah wanita yang menyalahgunakan kedekatan anda dengan papa saya,” ujar lelaki itu, mengatakan apa yang mengganjal di hatinya.

Bukan tanpa sebab pria itu mengatakan hal ini, ia hanya heran atas sikap sang papa yang bahkan memberikan kepercayaan mengenai rahasia perusahaan kepada gadis di hadapannya ini. Karena seharusnya yang lebih berhak untuk mengetahui hal itu adalah Radit, ketua dari tim VIP.

Glimpse of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang