01 : Kemeja Bangchan!

2.9K 487 47
                                    

Pukul 8 pagi, jalanan mulai penuh dengan para siswa siswi berjalan menuju sekolah. Musim baru, semester baru, Baju baru— tidak. Pengecualian untuk Han Jisung yang kini menggerutu disepanjang perjalanan, pipi hamsternya mengembung dengan alis menukik

"Kenapa gue harus punya abang kaya bangchan sih. Kenapa juga bajunya harus di warisin ke gue? Mending bagus. Butek begini! Udah gue bilang kalo nongkrong tuh di mall, ni anak malah nongkrong di bengkel odong ampe butek dekil begini baju"

Sejujurnya jisung ingin menangis. Ekspetasinya ingin membangun image Cool di hari pertama bersekolah, namun kemeja rongsok warisan kakaknya harus disemat pada tubuh kecilnya, mau tak mau ia harus menelan pahitnya realita hanya karena kemeja bangchan

DUGH!

di tengah perjalanan tubuh jisung di tabrak hingga jatuh. Lagi ... — dalam ekspetasi dirinya menabrak seseorang yang menawan, yang mungkin kemudian akan menjadi kekasihnya di masa depan

'Ah bego!'

Sayangnya jisung harus kembali di tampar reality. Yang menabraknya adalah seorang janitor dengan perlengkapan kebersihanya

"Udah di tabrak minimal maaf kek, malah dibilang bego... Kalo gue bego beneran gimana?"

Jisung bangkit kembali, satu hela nafas panjang jisung keluarkan

"Sadar ji! Ini bukan dunia teenFiction! Harusnya lo sadar kalo ini FanFiction!!"

Jisung kembali lanjutkan perjalanannya yang hampir sampai di depan pintu gerbang

Langkahnya hampir sampai ke depan gerbang sekolah namun sayangnya terhenti saat matanya tertuju pada satu sosok

Sosok yang baru saja keluar dari Audi RS7 metalic.

Seolah ada angin imaginer lengkap dengan kelopak bunga mawar pink menerpa wajah jisung yang kini terpesona. Tampan

Lelaki yang ada di hadapannya ini sangat tampan, wajahnya lembut namun tegas. Terlihat seperti kelinci menggemaskan namun gurat ketampanannya menonjol jelas

Jisung jatuh cinta. Cinta pertamanya pada Lee Minho si anak pengusaha berjebah

'sadar ji! Sadar!! Lo harus bergerak sekarang! Kalo lo ga bergerak lo ga bakal tau nama dan kelas nya! Cepet ji!! Udah saat nya otak lo dikasih kerjaan sekarang!!'

Jisung berdehem, ia berlari kecil ke arah lelaki yang membuatnya jatuh hati.

Lagi lagi ekspetasinya ia berlari kecil, hampiri sang target, menyapa dengan friendly lalu berjabat tangan dengan senyum elegan

Namun realita tidak seindah itu bukan?

Jisung tersandung oleh batu krikil. Tidak, batunya tidak salah tapi memang kaki jisung jika berjalan membentuk huruf O jadi terkadang tanpa menyandung pun jisung sering jatuh

Dan kini jisung jatuh di saat yang tidak tepat.

Jisung jatuh menubruk tubuh sang Target, tepat di atas tubuh Minho

DUAGH—

Debam yang terdengar mengkhawatirkan membuat Seluruh pasang mata menoleh ke arah jisung yang terbaring diatas tubuh minho.

"!!!" Jisung angkat kepalanya. Hazel coklat yang membulat sempurna beradu dengan hazel abu gelap minho yang membeku terdiam

"Eh..." Jisung berdebar. Bukan! Bukan karena sosok yang ada di hadapannya ini adalah sosok yang membuat hatinya jatuh, melainkan karena sosok di hadapannya yang sedang ia tindih ini adalah anak berada! Bagaimana jika ia langsung di penjarakan?! Dipenjarakan di hari pertamanya sekolah!!

"So— sorry!!" Jisung berusaha bangkit. Namun pergerakannya kembali terhenti saat melihat hazel minho perlahan Berair

Tunggu—

Berair??

BERAIR!!!

Jisung membuat Minho menangis!!!

"S-SORRY!! SORRY!!"

Keadaan mulai gaduh saat dua penjaga minho turun dan mengangkat tubuh kecil jisung bangkit dari tubuh tuannya..

"Soorrryyy om!! Ga sengaja sorry om!!"

Jisung ketakutan, takut karena setelah ini dirinya pasti akan segera dihabisi oleh dua lelaki berbadan besar yang sedang memegangi kedua tangan serta kakinya

"OM JANGAN OM! OM JANGAN!!"

Jisung semakin histeris. Sementara korban lainnya— Minho bangkit sambil menepuk ringan kemejanya

"Shh, turunin. Jangan dimarahin.."

Jisung yang semula histeris dibuat bungkam saat lelaki di hadapannya membuka suara. Lembut

Tubuh jisung diturunkan. Kakinya kembali menapak tanah, bersamaan dengan itu minho berjalan maju dan berdiri tepat di hadapan wajah jisung

Diam.

Minho hanya diam sambil menatap datar jisung, seperti menunggu sesuatu terucap dari bibir kecil itu

Sementara di lain sisi, jisung fokus menatap dagu dan ujung hidung bangir Minho yang memerah. Tentu Itu karena ulahnya ...

Kedua alis minho terangkat, namun ranumnya tetap tak terbuka. Diam menatap jisung menunggu sesuatu

"S-sorry....."

Jisung kembali lontarkan maafnya dengan takut-takut, ia sudah pasrah setelah ini akan mendapat sumpah serapah atau rundungan dari si bocah konglomerat dihadapannya ini

"Maaf diterima."

Alih-alih sumpah serapah, lelaki di hadapannya—Minho lemparkan senyum tipis di ujung bibir. Hanya senyum tipis lalu setelahnya Minho beranjak masuk kedalam gerbang sekolah tinggalkan jisung tanpa membalas apapun

Lagi...

Hati jisung kembali di runtuhkan.

















Jisung ingat. Gusi Si bocah konglomerat itu berdarah, bukankah itu bisa jisung jadikan alasan untuk pertemuan kedua kan?.....

-Tbc.

[C] Magenta • Minsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang