9. LUKA MEREKAH

46 43 0
                                    

"Ga, Pulang ngampus ini kita ke rumah lo, ya?" Kata laki-laki yang sedang merapikan pakaiannya, lalu laki-laki itu mengambil helm yang sengaja ia kaitkan pada spion motor miliknya. Laki-laki itu Rifki teman satu program studi Gathan.

"Serah lo pada" Kata Gathan singkat lalu ia menaiki motornya

Laki-laki bernama Dean menghadang motor Gathan, "Serius lah Ga, Lo kayak nggak ikhlas gitu kita ke rumah lo"

"Kayak anak kecil lo. Kalau bilang ikhlas nggak ikhlas, sebenarnya gue nggak ikhlas"

Membuat dean segera meraih kerah baju kemeja milik Gathan, "Najis lo, ke temen kayak gitu"

Rifki dan Dean adalah teman baik Gathan. Rifki terlahir dari keluarga berkecukupan, orangtua Rifki memiliki vila di daerahnya yang slalu di sewakan kepada para pengunjung, rumah Rifki berada di kampung yang masih sangat terjaga keasri-an nya, begitu banyak bukit yang kaya akan rumput hijau, atau Savana yang begitu indah dan luas. Slalu banyak para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini untuk menghabiskan waktunya bersama keluarga, teman, atau pacar, hanya untuk mendapat pemandangan indah dan hasil foto yang bagus. Mereka menyebutnya dengan sebutan "Tempat spot foto". Begitupun dengan Dean, ia juga terlahir dari keluarga berkecukupan, ayah Dean merupakan arsitektur cerdas, yang slalu mendapatkan reward dari atasannya.

Namun tetap saja, sekaya-kayanya mereka, mereka hanyalah mahasiswa kost. Sebisa-bisanya mereka harus me-manage keuangan, agar sampai pada akhir bulan. Biasanya pada awal bulan mereka akan berpesta karena sudah mendapat kiriman dari orangtuanya, dan banyak mahasiswa yang akan kelabakan jika sudah akhir bulan, karena bekal mereka telah habis.

Sejak awal Rifki dan Dean sudah berniat untuk menjadi mahasiswa kupu-kupu (Kuliah pulang, kuliah pulang). Mereka tidak ada minat untuk tergabung dengan organisasi-organisasi kampus. Kata mereka, "Lebih baik habiskan waktu untuk istirahat, atau nongkrong, daripada harus bergelut dengan organisasi yang akan membuat keduanya harus capek dua kali lipat".

"Tujuan kalian ke rumah gue apa lagi kalau bukan buat main ps, sama ngabisin makanan di rumah gue" Gathan berkata slalu tepat sasaran.

"Ayolah Ga. Pahala lo nanti nambah kalau ngasih kita ke rumah lo. Lo nggak kasihan apa ke kita? Ini akhir bulan Ga. Lo tau lah anak kost akhir bulan kayak gimana" Kata Rifki menangkupkan kedua tangannya lalu ia simpan tepat di depan dadanya, seperti sedang memohon.

Gathan menancapkan gasnya. Lalu ia lihat ke arah belakang Rifki tak mengikutinya. "Banyak bacot lo pada. Mau ikut nggak?" Teriak Gathan setelah sedikit jauh dari Rifki dan Dean.

Mendengar Gathan, Rifki segera menancapkan gasnya dan Dean yang duduk dibelakang Rifki sontak bersorak.

***

Menjelang malam, Rifki dan Dean masih sibuk dengan Play Station milik Gathan, tepatnya di kamar milik Gathan. Dengan banyak toples yang berada di samping keduanya. Ketika tadi mereka sampai di rumah Gathan ibunda Gathan dengan senang hati menyiapkan toples-toples itu untuk teman-teman Gathan. Ini yang membuat Rifki dan Dean ingin slalu main kerumah Gathan, dan betah berlama-lama disana. Selain untuk mengawet stok makanan mereka, pun karena ibunda Gathan terkenal sangat baik hati.

Gathan yang sedang duduk dikursi dekat mereka hanya menatap mereka malas. Ia malah asyik dengan ponsel yang ada di tangannya. Entah apa yang sedang ia lihat, ia terlihat senyum-senyum sendiri melihat ponselnya.

"Sayang, kalau ada tamu tuh kamu gabung sama mereka. Bukan malah senyum-senyum sendiri lihat hp. Lagi kabar-kabaran sama pacar ya?" Kata seorang wanita paruh baya, seraya meletakkan tiga gelas milk tea di atas nakas dekat kursi yang sedang Gathan pakai rebahan.

Rifki yang sedang begitu fokus dengan stik ps yang ada di tangannya spontan menoleh ke arah keduanya "Iya nih tante, kita malah dianggurin. Dia malah asyik main hp. Untung ada ps, tante"

Sejuta Karya LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang