Kumasuki hall mewah tempat prom night berlangsung. Malam ini aku mengenakan tuxedo sesuai dengan kode yang dikirim panitia. Beberapa teman dekatku datang dengan pasangan masing-masing. Kecuali aku yang tidak punya pacar tentu saja. Dari jauh kulihat Airin dengan gaunnya. Ia terlihat cantik dengan gaun di bawah lutut berwarna biru sesuai dengan dress code panitia. Mataku terus langkahnya, termasuk saat ia menyambut kedatangan David. Ada rasa tak suka melihat mereka berbicara begitu dekat. Setelah ini David akan ke UK, berita itu sudah tersebar ke seluruh sekolah sejak lama. Ia akan mendalami ilmu politik di sana.
Aku kalah selangkah karena sampai saat ini tidak tahu jurusan apa yang akan diambil. Meski sudah mengumpulkan informasi dari beberapa universitas yang menurutku menarik. Tidak tahu minat dan bakatku ada di mana. Sedikit merasa tenang karena aku tidak sendirian. Beberapa teman juga mengatakan bingung. Setidaknya aku bukan satu-satunya orang yang belum memutuskan. Entah apa yang sudah kulakukan selama tiga tahun terakhir.
Acara berlangsung cepat hingga tiba saatnya lantai dansa dipenuhi teman-temanku. Musik berdentum membuat siapapun ingin bergoyang. Bagi yang tidak punya pasangan akan berkelompok membentuk lingkaran. Kulihat dari jauh Airin keluar sendirian dari ruangan. Perlahan kuikuti hingga akhirnya tahu ia menuju toilet. Aku berencana menyampaikan isi hati. Terserah mau diterima atau tidak yang penting dia sudah tahu. Kutunggu tak jauh dari pintu keluar. Cukup lama hingga ia berjalan kearahku. Mata kami bertemu begitu ia mendekat.
"Kak Sam, kok, di sini?"
"Sengaja nungguin lo. Bisa bicara sebentar?"
Tanpa menunggu persetujuan kutarik tangannya keluar menuju taman samping yang sedikit gelap. Wajahnya terlihat bingung tapi aku tak peduli. Di balik rimbunan tanaman kami berhenti. Ia menatap sekeliling. Ada rasa takut yang besar di sana.
"Kenapa kita kemari?"
Kutatap wajahnya yang polos.
"Gue suka lo." ucapku jujur tanpa membuang waktu.
Mata indah Airin membulat. Aku tahu dia tidak percaya.
"Lo nggak usah jawab, buat gue yang penting lo tahu apa yang gue rasakan selama ini. Agustus nanti gue ke US, kuliah di sana. Kalau boleh gue minta waktu lo buat jalan bareng sehari aja. Tempat dan waktunya terserah elo. Gue janji nggak akan macem-macem."
Matanya mengerjap indah. Mungkin bingung dengan pernyataanku yag tiba-tiba. Sengaja juga aku tidak menyebut nama David.
"Gue punya nomor lo, nanti gue hubungi. Sekarang lo balik duluan ke ruangan. Nanti banyak yang lihat."
Setengah berlari Airin meninggalkanku. Rasa yang mengganjal itu kini hilang. Terserah dia mau atau tidak yang penting sudah kukatakan. Aku tak lagi memasuki ruangan. Melainkan merokok di sana sambil duduk disebuah bangku. Hingga akhirnya bosan dan aku kembali ke mobil. Mengemudikan mobil keluar dari area hall. Acara itu bukan untukku.
***
Aku kembali ke rumah. Ada banyak kendaraan teman-teman Mami terparkir. Mungkin mereka sedang mengadakan acara. Terlihat para supir dan PA berkumpul di gazebo. Asyik dengan makanan yang mungkin dikirim dari dalam rumah. Mommy memang tidak pernah pelit terhadap siapa saja. Setelah memberi senyum aku masuk ke dalam. Ternyata acara dilaksanakan di ruang tengah. Ada penyanyi ternama yang sedang menghibur. Mereka sepertinya asyik dalam suasana pesta. Buru-buru kumasuki lift sebelum ketahuan. Malas jika teman-temannya menyapa. Sekilas masih terdengar obrolan dan tawa mereka. Ini adalah kegiatan rutin Mami dan kelompoknya.
Tidak melulu hura-hura sebenarnya. Kadang ada kegiatan sosial juga. Tapi setahuku mereka tidak pernah meng-upload ke media sosial manapun. Jika ada anggota baru yang melakukan biasanya langsung dikeluarkan dari kelompok. Teman-teman Mami terdiri dari ibu-ibu sosialita. Tidak ada istri pejabat, yang ada hanya pengusaha dan istri pengusaha. Entah apa alasannya! Pembicaraan mereka juga jarang sekali dilakukan dalam bahasa Indonesia. Hampir semua lulusan luar negeri.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAK LEKANG OLEH WAKTU
RomanceSam menyukai Airin sejak mereka SMU. Namun, ternyata tidak mudah baginya untuk mendapatkan gadis itu. Perjalanan hidup membuat keduanya terpisah. Banyak kejadian yang membuat Sam harus menahan rasa. Airin bahkan sempat pacaran dengan David, mereka...