Tandai typo kawan
Matahari sudah mulai menampakkan diri, cahayanya yang menyilaukan mata, menerpa wajah pari purna gue, saat gorden kamar disingkap oleh seseorang."Ugh, mommy, tutup gorden nya, Lia masih ngantuk!" Tangan gue menarik selimut menutupi wajah.
"Sekarang sudah jam 6, Lia. Kamu harus berangkat sekolah. For u information ini hari Senin." Jawab mommy dengan suara bass nya. Apa? Bass?
Wait a minute, mommy mengalami perubahan suara? Kenapa suara mommy jadi macho gini?
"Kamu masih tidak mau bangun, Lia? Kamu bisa telat mengikuti upacara loh." Suara mommy kembali terdengar kali ini gue langsung menyingkap selimut.
Mendudukkan diri yang tengah linglung karena nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.
"Akhirnya, kamu bangun juga. Sana mandi, habis itu kebawah, om sudah menyiapkan sarapan untuk mu. Oh ya, seragam kamu sudah om gantung di kamar mandi." Nyawa gue yang mulai terkumpul menoleh ke arah suara.
"Loh? Om?"beo gue kebingungan.
Loh, loh, loh, nggak bahaya ta Iki?
Kenapa mommy gue berubah jadi om duda?
"Kamu lupa Lia? Mulai sekarang kamu menginap dirumah om."
OMG! Bisa bisanya gue lupa!
"Hehe, Lia lupa om."sambil menggaruk rambut gue yang kaya singa ini. Tenang meskipun rambut gue kayak singa abis berantem tapi terselamatkan oleh wajah gue.
"Masih muda udah pelupa aja kamu Lia, sana cepat mandi, om tunggu dibawah sama Kio."
"Eh? Kio udah bangun om?"tanya gue yang masih duduk di atas kasur.
Om Kenzo mengangguk doang abis itu dia nyuruh gue cepetan mandi dan turun kebawah.
"Wah, banyak banget masakannya om!"takjub gue pas ngeliat masakan yang tertata dengan rapih di meja makan.
"Iya Lia, soalnya om nggak tau Kamu biasanya kalau pagi makan apa, jadinya om masakin semuanya aja biar kamu pilih sendiri. Jadi, kamu mau makan apa? Biar om ambilkan."timpal om Kenzo menarik salah satu kursi buat gue dudukin.
Aduh, act of service banget nih. Bisa baper nih kalau kemalaman kek gini.
"Aduh, maapin Lia ya om, nggak bantuin masak plus bangunya malah telat, jadi nggak enak ini. Udah numpang, ngerepotin lagi."sedih gue sambil mendudukkan diri di kursi.
"Nggak apa apa, Lia. Om senang kok nyiapin ini semua buat kamu. Jadi, kamu nggak usah mikir kayak gitu lagi ya."ucap om Kenzo dengan senyuman andalannya yaitu senyum manis mamae.
Gue cuman bisa balas dengan senyuman yang serupa. Abis itu kita sarapan bersama dan sebelum gue pergi sekolah, gue sempetin dulu buat nyusuin bacil gemoy.
"Udah kenyang cayang? Hum?"tanya gue sambil mengangkat tubuh bby kio, mensejajarkan wajahnya dengan gue, menggesekkan hidung kami.
"Aughh" gumam bby Kio menggigit hidung mancung gue.
"Auhhh, wanginya bau jigong bayi!" Pekik gue tertahan.
Sumpilll, kenapa si wangi mulut bayi tuh enak, enak enak gimana gitu.
"Lia?" Panggil om Kenzo dari belakang gue.
"Iya, om?" Tanya gue berbalik badan.
"Ayo, berangkat. Nanti telat, sini Kio nya biar sama bi Loli dulu."ujar om Kenzo mengambil alih bby Kio dari gendongan gue.
Dengan lesu gue ngeliat bby Kio berpindah gendongan ditangan bi Loli, seorang baby sitter Kio.
Yah, padahal gue masih pengen nyium bau jigongnya bacil.
"Kenapa Lia? Kok murung gitu?"tanya om Kenzo menepuk bahu gue.
Gue sedikit tersentak kaget, lalu menggelengkan kepala sebagai jawaban.
🍼🍼🍼
Upacara bendera sudah terlewati dengan sambatan yang senantiasa ada disetiap menitnya. Dan sudah seperti biasa gue sama para curut gue alias temen gue kumpul di kantin buat nyegerin tenggorokan.
Gue menyerngit kan alis saat mendapati madun yang seperti nya lagi frustasi tengah duduk di salah satu bangku kantin bareng pacar tamvan gue.
Langsung ajalah cus, gue sama rombongan duduk bareng mereka.
"Kenapa Lo? Beralih profesi jadi gembel?"tanya Susan dengan gaya judesnya. Duduk berhadapan dengan Madun.
Madun langsung mondongak dengan mimik wajah sedih.
"Kok tega si bebeb Susan ngomong gitu sama Madun!"protes Madun memanyunkan bibirnya, mintak disosor sama Mimi peri kyak nya dia.
Gue bergidik ngeri ngeliat Madun yang bertingkah seperti Tante girang itu.
"Lo kenapa dah? Nggak dikasih jatah jajan sama bapak Lo? Apa Lo di keluarin dari KK karena jual cupang om Surya?"kali ini Weni yang bertanya, dia duduk di samping Madun dan gue duduk di samping Susan depannya bebeb Ikki dan samping gue Putri, btw dia nggak puasa soalnya lagi datang kebo, maksudnya datang bulan.
Fyi, om Surya itu bapaknya Madun dan bapaknya Madun penyuka ikan cupang. Mungkin, kalau disuruh milih antara Madun dan cupang, si bapak Surya ini bakalan milih cupang tanpa pikir panjang.
"Ngacok Lo! Mana ada!"sentak Madun menatap Weni dengan sengit lalu ia kembali menundukkan kepala.
"Gue sekarang kayaknya jadi anak India."lirih Madun dengan lesu ia meletakkan kepalanya di meja.
"Hah? India?"bingung gue dan semua orang yang ada di meja ini.
"Hum, India."gumam Madun menengguk kan kepalanya dengan lesu.
"Affah maksud?!"
"Masak Lo semua kagak tau anak India?"seru Madun mengangkat kepalanya, menatap para temannya yang menatapnya dengan heran.
"Gue tau, syahruk Khan yang sukak joget di simpang lima! Dia kan orang India. Lo sekarang beralih jadi warga prindapan? Bukan Konoha lagi?"celetuk putri menjentikkan jarinya.
"Deng! Salah! Lo semua kudet masa kagak tau anak India apa. Anak india itu orang yang bisa ngeliat setan!"seru Madun menggebrak meja membuat kita yang satu meja sama dia kaget kagak ketulungan. Beberapa murid juga kaget, ibu kantin juga kaget, bapak/ibu guru juga kaget, kamu kaget nggak, sayang?.
"Gobloggg!"pekik Putri dengan qalqalahnya yang sangat kental.
"Itu anak Indihome bego!"lanjutnya.
"Tolol! Bukan ege, anak Indomie yang bener!"bantah Weni menimpali jawaban Putri.
"Punya temen begok semua, yang bener Indofood, tolil!"kali ini Susan ikut membantah.
Dengan tatapan malas gue menatap temen gue satu persatu, heran punya temen tolol semua, untung aja bebeb Ikki nggak ikutan tolol kyak mereka batin gue menatap Ikki dengan senyuman lega.
"Bukannya indomilk ya?" Timpal Ikki.
Seketika senyuman di wajah gue hilang, sirna entah kemana.
Next???
Hello gesss, Bear lanjut meskipun komen nya gk sesuai target ya tapi, daijoubu, masih ada yang vote berarti masih ada yang baca, Alhamdulillah yaw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Duda
Novela Juvenil[Lanjutan cerita om duda di akun @sweetz_bear.] Di umur gue yang masih 17tahun, gue udah jadi ibu susu dari anak om duda?!.