5

2.3K 272 8
                                    

Akhir pekan menjadi hari yang dinanti oleh kebanyakan mahasiswa. Ide tentang jalan jalan ataupun berbaring dua hari penuh di kondominium membuat mahasiswa bersemangat menyambut akhir pekan.

Tak jauh berbeda dengan Peat yang juga menyambut malam sabtunya dengan bahagia, saat ini ia tengah menunggu Davikah yang sedang bersiap diasramanya. Mereka akan kencan malam ini untuk merayakan sebulan pasca mereka menjalin hubungan. Peat sangat bersemangat. Ia sudah memesan sebuah tempat di restoran yang terkenal romantis di pusat kota dengan hadiah kecil yang ia persiapkan. Berlebihan memang, tapi ia sudah berjanji akan memperlakukan kekasihnya dengan baik.

Tak lama Davikah pun turun. Ia menggunakan dress hitam selutut yang membalut tubuh langsingnya. Tangan Peat terulur, meminta tangan Davikah agar berjalan bersama.

Senyum keduanya mengembang ketika tangan mereka bersentuhan. Mereka terlihat bagai pangeran dan putri kerajaan yang sedang kasmaran. Tangan Davikah kemudian berpindah menjadi diantara tubuh dan lengan Peat. Rambutnya yang menjuntai ia sampirkan ketelinga untuk melihat anak tangga yang ia turuni.

"Kau terlalu cantik hari ini. Seharusnya aku menyimpanmu dalam sakuku saja agar tak ada yang melihat" Davikah memukul pelan lengan Peat dengan malu malu. Mendapatkan pujian seperti itu membuatnya tersipu dan merona.

Peat kemudian membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Davikah masuk. Setelah itu ia berlari kearah yang berlawanan menuju kemudi.

Tangan Peat pun mulai menghidupkan mesin mobilnya dan melaju menuju restoran yang sudah ia pesan.

-----

Tanganku mulai bergerak memotong daging steak yang berada dihadapanku. Memotong semuanya menjadi bagian kecil dan mengangkat piring tersebut.

"Ini" aku menukar piringku yang sudah berisi potongan daging dengan piring Davikah yang masih berisikan daging utuh.

"Terimakasih" Davikah melemparkan senyum manisnya dan turut membuatku tersenyum.

Sebulan ini menjadi waktu yang bahagia untukku. Memiliki seseorang untuk diperhatikan dan mendapatkan perhatian. Sosok Davikah saat ini sangat sempurna untukku. Kami saling mengisi satu sama lain tanpa banyak keluhan. Meskipun ada kalanya beberapa kendala terjadi, namun itu tak masalah.

"Sayang-" aku mengeluarkan sebuah paperbag kecil dari bawah meja dan memberikannya pada Davikah.

"Terimakasih sudah mau menghabiskan satu bulan ini bersamaku"

Davikah tersenyum sangat cantik, membuat pipiku ikut terasa panas melihatnya. Tangan kurusnya mulai membuka paperbag yang aku berikan. Aku menghadiahinya sebuah kalung dengan mutiara diujungnya. Aku kemudian berdiri dan berjalan memutar agar dapat berdiri dibelakang tubuhnya. Tanganku kemudian mengambil kalung yang berada ditangannya.

"Sini aku pakaikan" Aku tersenyum sambil memakaikan kalung pemberianku dilehernya. Ia kini tampak sempurna, hanya dengan kalung sederhana seperti ini saja dia terlihat seperti putri bangsawan.

"Terimakasih phi" aku mengangguk dan kembali duduk keposisi awalku.

"Kalung yang bagus"

Degg

Aku tersentak saat mendengar suara seseorang yang sangat aku kenali. Tubuhku membeku, tanganku tak lagi mampu bergerak untuk memotong daging steak dipiringku.

"Oh! Sawadhi phi Fort" ternyata benar. Tapi kenapa dia ada disini?

"Wadhi nong. Kau tak mau menyambut temanmu Peat?" aku kemudian mendengar suara gesekan kursi disamping telingaku. Fort sudah mengamankan posisinya diantara kami. Oh tuhan! Kepalaku menjadi sakit!

JINX - FORTPEAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang